Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Lana



Lana

1Opa menatapku penuh perhitungan, "Mafaza tahu siapa Abidzar, bukan?"     

Aku hanya mampu mengangguk. Tatapan Opa membuatku membeku. Aku sudah lama sekali tak menerima tatapan itu dari Opa bertahun-tahun ini. Terakhir kali Opa menatapku dengan tatapan itu adalah saat aku baru pindah ke rumah ini setelah kecelakaan jembatan.     

"Kalian yakin meminta pengawal Opa ditarik mundur?"     

"Faza minta maaf karena ga minta bantuan Opa dari awal. Faza masih mau coba percaya sama Vinny."     

Opa terdiam sambil menatapku dan Astro bergantian.     

"Astro yang ambil keputusan kemarin, Opa. Faza lagi galau karena Opa masuk rumah sakit waktu dapet kabar Vinny mau bakar toko. Astro udah ngasih tau Faza kemungkinan paling parahnya emang toko bener-bener kebakar, tapi kita emang ga kepikiran toko kebakar tengah malem."     

"Udah-udah, udah kejadian. Trus rencana kalian apa? Kalian harus hati-hati sama Abidzar." ujar Oma yang sepertinya sedang berusaha mencairkan suasana yang menegang.     

"Faza mau bikin gugatan besok pagi. Rencananya mau laporin Vinny dulu. Faza belum tau Vinny mau ngaku soal keterlibatan Abidzar sama kebakaran toko atau ga, tapi kalau Vinny ngaku, Faza butuh bantuan Opa." ujarku dengan hati-hati.     

Oma menoleh untuk menatap Opa. Opa mengeraskan rahangnya dalam sedetik waktu yang terlewat. Aku bahkan hampir saja tak menyadarinya.     

"Baik. Kali ini Opa akan bantu." ujar Opa pada akhirnya setelah keheningan kami yang terasa selamanya.     

Aku menghela napas lega dan menoleh untuk menatap Astro, dia terlihat sama leganya denganku. Aku menoleh pada Opa kembali dan bertanya dengan hati-hati, "Apa ada alasan khusus kenapa Opa keberatan punya keterlibatan sama Abidzar?"     

Opa terlihat terkejut dan menatapku dengan tatapan lebih intens. Aku memang mengetahui fakta bahwa anak kedua Opa meninggal dalam kandungan Oma karena ulah keluarga Pranoto, walau tak ada yang menjelaskan dengan pasti padaku kejadiannya seperti apa.      

Namun bukankah Opa sudah memaafkan kejadian itu? Donny berkata padaku dia sudah meminta maaf pada Opa dan Opa menerimanya. Opa bahkan membantu Donny agar tak terkena jerat hukum terlalu parah karena tahu Donny membantuku melarikan diri di resepsi pernikahanku yang berantakan.     

Opa menyandarkan punggung dan memejamkan mata sebelum kembali menatapku, "Dulu Abidzar pernah berjanji akan mengganggu keluarga Danastri."     

Aku terkejut sekali hingga tak mampu mengatakan apapun. Jantungku berdetak kencang dan membuat dadaku terasa sesak.     

"Kecelakaan jembatan bertahun lalu ... adalah ulah Abidzar."     

"Apa?" Astro bertanya dengan suara memekik, sedangkan aku hanya mampu mengedipkan mata beberapa kali dan berharap aku hanya bermimpi. Namun Opa dan Oma tetap duduk di hadapan kami, dengan ekspresi bersalah dan kecewa yang bercampur menjadi satu.     

"Opa menghapus data tentang keterlibatan Abidzar karena Donny berjanji akan melindungi Mafaza seumur hidup."     

"Opa punya perjanjian sama Donny?" aku bertanya untuk memastikan dugaanku.     

Opa mengangguk.     

"Berarti sebenernya tanpa Faza bikin perjanjian apapun sama Donny pun, Donny ga akan ganggu Faza sama Astro?"     

"Urusan dengan Astro adalah hal yang berbeda. Sebetulnya Opa lega karena Mafaza membuat perjanjian itu hingga kita bisa memenangkan gugatan pada keluarga Zenatta dengan bantuan Donny."     

Aku menatap Opa tak bercaya. Bagaimana mungkin hal itu menjadi berbeda? Astro adalah suamiku. Menyakiti Astro juga berarti menyakitiku.     

"Bisa Opa jelasin soal kecelakaan itu lebih lengkap?" Astro bertanya.     

Opa terlihat ragu-ragu, "Dulu ada seorang perempuan, namanya Lana. Dia disusupkan oleh Abidzar sebagai mata-mata. Tugasnya adalah menjalin kerja sama bisnis dengan Abbas, tapi ternyata dia jatuh cinta pada Abbas."     

Jantungku berdetak semakin kencang. Bahkan seperti ada aliran es merayapi tengkuk dan menjalar ke seluruh tubuhku. Aku tahu siapa Lana dari laporan yang Kyle berikan padaku.     

"Abbas menolak untuk menjalin hubungan apapun dengannya, hingga memutuskan kerja sama yang hampir terjalin. Bodohnya, Lana mengandung anak Abidzar dan mencoba menjerat Abbas dengan berpura-pura anak itu adalah hasil hubungan terlarang antara Lana dan Abbas. Opa sudah mengendus gelagat itu hingga Opa meminta seorang dokter membuka rekam medis Lana dan Abidzar saat mereka datang untuk memeriksakan kandungan."     

Aku mendengus kesal walau tak mengatakan apapun. Kyle dengan susah payah mencari data ini dan Opa mengatakannya dengan gamblang begitu saja. Entah aku harus merasa bersyukur dan harus meratapi kebodohanku yang tak langsung bertanya pada Opa.     

"Opa menduga Lana merasa malu. Mungkin juga merasa sakit hati karena rencananya terbongkar di awal hingga dia memutuskan pergi ke luar negeri dan menghilang."      

Aku mengingat laporan Kyle dengan jelas. Lana pindah ke Hongkong sebelas bulan sebelum kecelakaan jembatan terjadi dan dia pindah ke Switzerland selang dua minggu setelah kecelakaan jembatan terjadi. Seperti yang Opa katakan, tak ada jejak apapun lagi tentangnya hingga sekarang.     

"Gimana soal anaknya sama Abidzar? Lana pasti disembunyiin sama Abidzar kan?" Astro bertanya.     

Opa mengangguk, "Dia memang disembunyikan oleh Abidzar. Opa tahu anak itu lahir, tapi sepertinya anak itu dipisahkan dari Lana."     

"Dipisahin?" aku bertanya.     

"Setelah Abbas mengetahui niat Lana, Lana pindah ke Hongkong. Dia melahirkan anak di sana, tapi rekam medis menulis anaknya dialihkan ke orang tua asuh. Saat kecelakaan jembatan terjadi, Lana masih berada di Hongkong. Namun dia pindah dua minggu setelahnya ke Switzerland dan menghilang." ujar Opa dengan nada berat.     

Terasa ada batu jatuh ke dasar perutku dan meninggalkan sensasi mual yang sebetulnya berusaha kusangkal. Namun melihat dan mendengar Opa menceritakan kejadian itu membuatku merasa iba pada Opa. Bagaimanapun, kedua anaknya meninggal di tangan keluarga yang sama. Tak mengherankan kenapa Opa enggan berurusan dengan mereka.     

Tunggu sebentar ... apakah bundaku benar-benar meninggal? Aku ingin sekali bertanya, tapi ...     

"Abidzar bunuh Lana?" tiba-tiba pertanyaan itu datang dari Astro, yang membuatku menoleh padanya.     

"Mungkin, tapi itu hanya dugaan tanpa bukti." ujar Opa, yang membuatku menoleh pada Opa karena terkejut sekali.     

Aku tak mampu mengatakan apapun karena semua pemahaman di kepalaku tiba-tiba menyatu. Seolah baru saja menemukan titik terang dari labirin yang terbentuk rumit selama bertahun-tahun.     

Abidzar menyukai bundaku, tapi bundaku tidak menyukainya dan memilih untuk bersama ayahku. Jauh sebelumnya, keluarganya dan Opa memiliki masalah hingga berakhir dengan meninggalnya calon adik Bunda, hanya saja Abidzar tidak mengetahuinya.      

Bunda menyebutkan di diary miliknya bahwa keluarga Pranoto memang meminta maaf, tapi Bunda berpendapat permintaan maafnya tidak tulus. Bunda bahkan menyebut keluarga Pranoto sebagai keluarga yang arogan.     

Jika ucapan Opa benar bahwa Abidzar berjanji akan mengganggu keluarga bundaku, bukankah itu berarti dia tidak mencintai istrinya sendiri? Istri yang sudah melahirkan seorang anak, yang adalah Donny sebagai satu-satunya anak yang mewarisi bisnis keluarga. Namun bukankah ...     

"Abidzar minta Om Hubert ketemu Bunda? Faza nemu diary di laptop peninggalan Bunda. Bunda bilang pernah ketemu Om Hubert." aku bertanya.     

Opa terkejut walau terlihat pasrah, "Mungkin."     

"Itu berarti Abidzar juga yang ngomporin keluarga Zenatta buat bikin rencana selama ini?"     

"Mungkin."     

Aku menoleh pada Astro dan hampir saja mengumpat, "Kamu percaya?"     

Astro mengangguk walau tatapannya tetap terpaku pada Opa, "Jadi semuanya ini karena Abidzar."     

Aku mendengus kesal. Aku benar-benar merasa sangat kesal. Bagaimana mungkin seorang selicik itu hidup di dunia ini?     

Aku sempat mencari data tentang Abidzar Pranoto saat Astro mendapatkan kasus perusakan resort dua tahun lalu dan aku tak menemukan jejak Abidzar adalah seorang yang pernah membuat masalah. Aku bahkan terheran-heran karena semua pemberitaan tentangnya selalu positif. Siapa yang akan mengira seorang Abidzar Pranoto memiliki anak di luar nikah dengan Lana?     

"Opa tau siapa orang tua asuh anaknya Lana?" aku bertanya.     

=======     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow nou di sana yaa..     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.