Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Pertukaran



Pertukaran

1"Oh, kamu di sini? Nungguin dari tadi?" Jojo bertanya padaku saat melihat keberadaanku di bawah sebuah pohon.     

Aku mengangguk sambil menyimpan semua data dan mematikan laptop. Aku memang sedang melanjutkan pekerjaanku melalui laptop sambil menunggu Astro selesai dengan kelasnya hari ini. Kami ke kampus setelah selesai wawancara di imigrasi dan berencana akan kencan setelah kelasnya selesai.     

Kami beruntung saat berada di imigrasi karena mendapatkan giliran awal untuk diwawancarai. Padahal Astro sudah berniat akan membolos dari perkuliahannya jika proses wawancara di imigrasi berbelit dan membuatnya terlambat.     

Aku tersenyum saat melihat Astro dan teman-temannya yang lain yang berjalan di belakang Jojo, "Kalian udah selesai?"     

Astro mengangguk dan mengecup puncak kepalaku, "Kita langsung kencan kan?"     

Aah laki-laki ini benar-benar....     

"Kalian mau kencan?" Jeanny bertanya.     

"Iya, mumpung istriku libur." ujar Astro sambil menarikku bangkit dan memeluk pinggangku.     

"Kalian mau ikut?" aku bertanya pada Jojo dan Jeanny, tapi mereka terlihat salah tingkah. "Sorry, mm ..."     

"Aku ada pertemuan robotik. Kapan-kapan deh kita main lagi." ujar Jojo sambil melirik Jeanny dan teman-temannya yang lain. Jeanny hanya mengangguk, tapi yang lainnya tersenyum penuh arti. Kurasa mereka sebetulnya tahu Jojo dan Jeanny memang hanya sedang berpura-pura menjaga jarak.     

"Ayo, nanti dicariin pak Jimmy." ujar Hasto sambil merangkul Jojo dan Pratama di kedua lengannya. "Kita duluan ya."     

Liam mengangguk dan menepuk bahu Jeanny, "Jadi mau ngenalin aku sama Sato kan?"     

"Jadi, tapi kelasnya selesai satu jam lagi. Mau nunggu di mana?" Jeanny bertanya.     

"Terserah deh. Aku sekalian ngerjain tugas."     

"Di kantin aja, mau ga?"     

"Boleh deh."     

Aku menatap mereka berdua dalam diam dan baru menyadari kenapa Astro tak mengajakku beranjak dari sini. Aku menoleh pada Astro, "Kita batal kencan?"     

"Jadi dong. Sembarangan aja main batalin seenaknya." ujar Astro sambil menyentil dahiku.     

"Uugh aku nanya, bukan mau batalin seenaknya." ujarku sambil mengelus dahi walau sebetulnya tak sakit. "Jalan sekarang yuk, keburu sore."     

"Eh aku ikut ke parkiran bentar. Dompetku kayaknya ada di motor." ujar Jeanny sambil merogoh ransel. "Kamu duluan aja, Liam."     

Liam hanya mengangguk dan melambaikan tangan pada kami, lalu beranjak pergi. Jeanny yang melangkahkan kaki lebih dulu, sedangkan aku dan Astro mengikutinya di belakang.     

"Jeanny kenapa?" aku bertanya pada Astro tanpa suara.     

Astro menaikkan bahu, "PMS kali."     

Jeanny menoleh dan menatap tajam ke arah Astro, "Aku denger dan aku ga lagi PMS. Aku cuma ... lagi bete."     

"Kamu berantem sama Jojo?" Astro bertanya.     

Jeanny terlihat terkejut, tapi mengalihkan wajah tanpa mengatakan apapun. Sepertinya dugaan Astro benar, tapi Jeanny enggan mengakuinya. Bagaimanapun, Jeanny dan Jojo mungkin masih berusaha menyembunyikan hubungan mereka dari Astro walau sebetulnya percuma.     

Kami sampai di parkiran dalam diam. Aku baru saja membuka pintu mobil dan meletakkan laptop saat melihat Jeanny menjauh ke tempat motornya terparkir. Ini terasa aneh sekali karena dia terlihat seolah sedang menjauhkan diri dari kami.     

Aku mengambil sebuah parfum yang masih berada di dalam kotaknya dari laci dashboard dan berjalan mengikuti langkah kaki Jeanny. Aku mengabaikan tatapan kesal Astro yang sudah duduk di belakang kemudi dan memberinya isyarat untuk menunggu.     

"Jean." aku memanggil Jeanny saat dia sedang membuka kunci jok motornya.     

Jeanny menoleh padaku dan menatapku dengan tatapan bingung, "Kenapa?"     

"Ga pa-pa. Aku cuma mau ngasih ini." ujarku sambil mengamit tangan Jeanny dan menaruh kotak parfum di tangannya. "Buat kamu. Masih baru kok. Aku belum sempet pakai itu karena aku simpen di mobil, semoga kamu suka sama aromanya."     

Jeanny menatapi kotak parfum di tangannya dan menoleh untuk menatapku, tapi tak mengatakan apapun.     

"Dipakai ya. Aku ga tau kapan bisa ketemu kamu lagi karena aku sibuk, tapi kamu bisa dateng kapan aja ke workshop kalau kamu butuh temen ngobrol."     

Jeanny menatapku ragu-ragu, "Thank you."     

"See you, Jean." ujarku sambil melambaikan tangan padanya dan kembali ke mobil dengan cepat.     

"Itu kan parfum aku beli buat kamu." Astro memprotesku setelah aku duduk dan menutup pintu.     

Aku mengecup pipinya, "Ga pernah aku pakai juga. Ga masalah kan kalau aku kasih Jeanny? Lagian nanti kamu bisa beliin aku yang baru."     

Astro mengamit tanganku dan meletakkannya di persneling sambil menyalakan mobil, "Aku beliin yang baru, tapi kamu harus pakai. Nanti aku beli yang aromanya sexy buat kamu pakai nemenin aku making love."     

Aku tersenyum manis, "Baik, Tuan. Your wish is my command (Permintaan kamu adalah perintah buatku)."     

Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Aku tagih nanti malem."     

Aah laki-laki ini benar-benar....     

"Kyle udah ngasih kamu laporan soal bisnis Zen sama Opa?" aku bertanya untuk mengalihkan pembicaraan kami atau Astro akan terus membahas tentang bercinta denganku.     

"Aku belum cek email. Coba kamu cekin, mungkin udah ada."     

Aku mengangguk dan mengamit ransel miliknya di jok tengah, lalu mengambil laptop. Aku mengetikkan sandi polialfabet untuk dapat membuka laptop dan menyalakan wifi. Ada banyak sekali email masuk secara bersamaan, juga berbagai pesan yang tiba-tiba muncul.     

"Langsung buka email aja." ujar Astro tanpa menoleh padaku, seolah tahu aku baru saja merasa gamang dengan apa yang harus kulakukan saat melihat semua notifikasi yang masuk secara bersamaan itu.     

Aku hanya menggumam mengiyakan dan membuka email. Aku menemukan email dari Kyle dalam satu kedipan mata dan langsung membukanya.      

Laporan tentang bisnis Opa dan Zen terpampang di depan mataku. Rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, estimasi modal dan segala alokasi dana, juga beberapa lokasi yang sepertinya adalah lokasi bisnis akan dibangun. Yang membuatku terkejut adalah bisnis itu adalah bisnis dengan nama kafe milik Zen.     

Aku ingat Zen pernah menyebutkan padaku dia sedang sibuk mengurusi pembukaan cabang baru kafe miliknya. Aku hanya tak menyangka Opa akan terlibat dengan pembukaan cabang kafe itu.     

Aku benar-benar bodoh sekali. Aku baru menyadari saat Zen memberitahuku tentang Opa yang membantunya membuka kafe adalah sebuah isyarat untukku. Dia sedang berusaha memberitahuku tentang keterlibatan Opa dengan kafe miliknya bukan hanya saat awal membangun, tapi juga berkelanjutan.     

Aku hampir saja membuka suara untuk memberitahu Astro apa yang baru saja kubaca, tapi tatapan mataku terpaku pada sebuah desain gedung besar yang terbagi menjadi tiga bagian. Aku membaca laporan dari Kyle lebih lanjut dan mendapati kenyataan bahwa Opa sedang membantu Papa Zen membangun sebuah rumah sakit.     

"Kenapa muka kamu begitu?" aku bisa mendengar Astro bertanya.     

Sial ... aku tak mampu membuka suara. Opa sedang membantu Papa Zen membangun rumah sakit dan aku baru mengetahui hal ini sekarang? Yang benar saja?     

"Honey?"     

Aku menoleh untuk menatapnya lekat dan berusaha menelan ludah untuk membasahi tenggorokanku, "Opa bantu Papa Zen bangun rumah sakit."     

Astro menepikan mobil dan menatapku tak percaya, "Apa kamu bilang?"     

"Opa bantu Papa Zen bangun rumah sakit, Honey. Papanya Zen."     

Kami berdua terdiam sambil saling menatap. Keheningan di antara kami membuktikan kami sedang saling menilai dan menelaah situasi. Aku tahu dia sedang berpikir keras, begitu pun denganku.     

Aku tahu Papa Zen adalah seorang dokter, tapi aku sama sekali tak menyangka Opa akan berhubungan dengannya. Kupikir Opa hanya membantu Zen mendapatkan jalan bisnis karena keluarganya melarang. Tunggu sebentar ... apakah ini adalah sebuah pertukaran kesepakatan?     

Aku mengenal opaku dengan baik. Opa tak akan segan menukar kesepakatan jika merasa perlu. Kesepakatan apa yang Opa miliki dengan Papa Zen? Apakah Zen tahu mengenai pembangunan rumah sakit ini?     

=======     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow nou di sana yaa..     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.