Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Nenek



Nenek

2Bastian menyodorkan sekantong paper bag padaku yang sudah kukenali berbulan lalu walau tatapannya tertuju pada Astro, "Permintaan maaf karena udah ga sopan."     

"Thank you, tapi kamu ga salah kok. Astro emang begini. Ga perlu kamu ambil hati." ujarku sambil menerima paper bag dari Bastian dan melirik ke arah Astro. "Nanti aku makan semuanya karena aku lagi program gemukin badan."     

Entah bagaimana wajah Astro yang dingin dan ketus tiba-tiba merona. Hingga membuatku tersenyum manis dan mengelus wajahnya karena merasa gemas.     

"Aku ga tau siapa yang punya usaha oleh-oleh ini, tapi aku tau dulu di sini ada sentra batik." ujar Bastian sambil menunjuk ke foto sepasang suami istri di dinding dekat kasir. "Sentra batik itu dulu punya nenek itu. Aku sempet mikir toko ini disewain, tapi pegawai di sini pelit ngasih informasi. Kamu liat sendiri kan tadi?"     

Aku mengangguk sambil menatapi foto yang ditunjuk oleh Bastian. Entah kenapa aku memang merasa tak asing dengan sepasang suami istri itu walau tak pernah melihat atau bertemu keduanya. Aku yakin sekali tak pernah berpapasan dengan mereka entah di mana.     

"Kalian udahan?" Kak Sendy bertanya. "Perutku laper nih. Cari makan yuk."     

Aku mengangguk dan kami kembali ke mobil. Kak Sendy menyetir dan Astro kembali duduk menemaniku di jok tengah, sedangkan Bastian menaiki motornya dan memberi arah pada kami untuk mengikutinya ke restoran yang sudah dia janjikan.     

Restoran itu tak terlalu jauh dari toko oleh-oleh dan sepertinya memang sering dipakai untuk singgah oleh orang-orang yang melakukan perjalanan keluar kota. Ada banyak mobil diparkir di halamannya yang luas dan aku bisa menyamakan kepopuleran restoran ini dengan restoran milik Astro.     

Astro memeluk pinggangku sejak kami turun dan mengikuti langkah Bastian yang sepertinya sudah terbiasa dengan restoran ini karena ada seorang pramusaji yang langsung mengenalinya. Pramusaji itu memberi arahan pada kami menuju sebuah meja lesehan tepat di samping kolam ikan. Sayangnya aku tak bisa merendam kaki di kolam atau memberi makan ikannya.     

Aku membiarkan Astro yang memilihkan makanan untukku sambil menatapi kolam ikan yang dipisahkan oleh pembatas bambu. Ikan di sini adalah ikan koi, yang entah kenapa mengingatkanku pada Opa. Dengan bias matahari senja yang membuatnya terlihat hangat. Sehangat hatiku yang merasakan sesuatu yang hilang, seolah kembali padaku.     

Aku sangat suka senja. Sayangnya matahari tak terlihat dari sini dan hanya biasnya yang bisa kunikmati.     

Aku mendengarkan semua percakapan antara Astro, Kak Sendy dan Bastian yang sedang membahas tentang restoran ini. Astro bertanya apakah restoran ini milik keluarga Bastian, tapi Bastian menyangkal. Dia hanya sering ke sini bersama kekasihnya, yang sepertinya membuat suasana hati Astro menjadi lebih baik karena elusan tangannya di jariku terasa lebih lembut.     

Bastian mengakui keinginannya bertemu denganku dan Zen karena melihat lukisan buatan kami. Dia bahkan mengaku ingin mengajakku dan Zen melukis bersama jika memungkinkan, tapi Astro menolak keinginannya dengan menjelaskan bahwa kami akan pindah ke Jerman semester depan.     

"Mungkin bisa nanti kalau aku pulang." ujarku sambil menatap Bastian. Astro hampir saja mendebatku, tapi aku memotong apapun yang akan keluar dari bibirnya. "Mungkin nanti kamu bisa sekalian main sama Astro junior."     

Bastian terlihat terkejut, "Kamu hamil?"     

Aku tersenyum, "Belum, tapi mungkin nanti. Siapa tau?"     

Kak Sendy tertawa, disambut gelengan kepala oleh Bastian. Saat aku menoleh pada Astro, wajahnya merona merah sekali. Andai di hadapan kami ada seporsi kepiting, mungkin aku akan menyamakan rona wajahnya dengan kepiting.     

Makanan kami datang tak lama kemudian dan kami makan sambil membicarakan tentang kemungkinan kapan aku dan Astro akan kembali setelah menyelesaikan pendidikan kami. Kak Sendy meminta kami untuk menyempatkan diri datang jika dia menikah dan Bastian pun mengatakan hal yang sama.     

Dari percakapan kami, aku mendapatkan informasi bahwa Bastian dua tahun lebih tua dariku. Dia memutuskan mengambil kuliah jurusan seni secara mendadak setelah melihat lukisanku dan Zen, padahal sebelumnya dia ingin mengambil jurusan hubungan internasional.     

Bastian mengantar kami sampai di persimpangan jalan masuk ke area tol. Dia berjanji akan mengajak kami berjalan-jalan di area Jogja jika kami kembali dan kami menyanggupi.     

Aku menyukai pribadi Bastian yang menyenangkan. Terlebih, Astro tak lagi bersikap begitu defensif padanya setelah tahu dia sudah memiliki kekasih dan berencana akan menikah, entah kapan.     

Aku melirik jam di lenganku, pukul 20.34. Mungkin kami akan sampai di Jakarta sekitar pukul tiga atau empat pagi buta. Aku dan Astro akan melanjutkan perjalanan ke Bogor berdua, dengan dikawal oleh Kyle, Jian dan Rilley.     

Aah aku lupa tentang orang menguntit kami tadi. Bagaimana dengannya saat ini?     

Aku mengamit handphone dari saku dan memberi pesan pada Kyle untuk menanyakan penguntit kami.     

Kyle : Udah diurus Rilley, Nona. Ada Eboth yang jemput dia buat diintrogasi     

Aku : Rilley ga ngasih tau kamu siapa penguntitnya?     

Kyle : Gon, Nona     

Aku menatapi layar handphoneku dalam diam. Gon tak menghubungiku dua minggu ini sejak kebakaran di toko terjadi dan sekarang dia menguntitku?     

Aku menatapi Astro melalui spion tengah karena dia yang sedang menyetir. Aku ingin sekali bicara, tapi Kak Sendy sedang berbincang dengannya mengenai pertemuan rutin kami. Kurasa aku akan menyimpannya untuk diriku sendiri saat ini. Aku akan memberitahu Astro jika Kak Sendy tak ada di sekitar kami.     

Aku : Minta Eboth kabarin aku kalau udah dapet informasi. Aku mau tau kenapa Gon buntutin aku     

Kyle : Baik, Nona     

Aku memasukkan handphone kembali ke saku dan mengamit sebuah novel yang tergeletak di sampingku. Aku memang membacanya, tapi pikiranku dipenuhi dengan Vinny.     

Aku tahu dia akan menghadapi sidang pertamanya hari senin nanti. Dia pun sama seperti Gon yang seolah sengaja tak menghubungiku walau hanya sekadar berbasa-basi. Sebetulnya Astro sudah menawarkan diri untuk menghubungi Donny, tapi aku menolaknya.     

Aku tak ingin melibatkan Donny saat ini. Aku membutuhkannya tetap bersih karena hanya dia yang bisa kuandalkan untuk mengetahui gerak-gerik Abidzar. Dia sudah memiliki perjanjian dengan Opa dan aku akan menagihnya saat waktunya tiba.     

Aku menoleh ke depan saat mobil berhenti di salah satu pom bensin. Mobil mengantri untuk mendapatkan giliran diisi, kemudian menepi karena Kak Sendy ingin ke toilet. Aku melirik jam di lenganku, pukul 22.58.     

"Kamu mau pipis?" Astro bertanya dari balik kemudi.     

Aku menggeleng sambil memajukan tubuh untuk lebih dekat padanya dan menyandarkan dagu di kursi kemudi, "Gon yang tadi ngikutin kita. Kyle bilang dia udah diberesin sama Rilley dan Eboth yang akan jemput, tapi belum ada kabar dari Eboth sampai sekarang."     

Astro terlihat terkejut dan langsung mengamit handphone dari saku. Dia menelepon Eboth dan mengaktifkan speaker, "Mana Gon?"     

"Dibawa tuan Dewanto waktu saya sampai. Katanya tuan yang akan introgasi."     

Kami bertatapan dalam diam, dengan jantungku yang berdetak semakin kencang. Untuk apa Opa mengamankan Gon? Opa pasti mendapatkan informasi dari Rilley tentang Gon yang menguntit kami, bukan? Aku hampir saja melupakannya.     

"Kamu tau Gon dibawa ke mana?" Astro bertanya.     

"Ke basecamp di Magelang. Perlu saya susul?"     

Ga perlu. Nanti aku tanya opa. Kabarin aku kalau ada informasi apapun yang kamu dapetin."     

"Okay."     

Astro menutup telepon tepat saat Kak Sendy membuka pintu mobil. Aku ingin sekali berdiskusi dengan Astro, tapi aku tak mungkin membicarakannya di depan Kak Sendy.      

Apa yang harus kulakukan sekarang?     

=======     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Akan ada banyak spoiler bertebaran di dua akun di atas, jadi kalian bisa follow nou di sana yaa..     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.