Tante Seksi Itu Istriku

Salah Menjebak



Salah Menjebak

1Vania sudah merencanakan apa yang sudah di kepalanya. Ia akan membuat Farisha menyesal karena telah membuat dirinya kecewa. Karena Farisha sudah selingkuh dengan orang lain di belakangnya. Ia pernah berjanji bahwa, mereka akan menjalani kehidupan tanpa adanya seorang pria di dalam hidup. Mereka sama-sama membenci pria. Rencananya ini, akan membuat Farisha sadar, kalau Farisha sudah bersalah telah percaya dengan seorang pria.     

"Heh, bagaimana respon kamu nanti, Farisha sayang? Kalau aku akan membuat kamu menyesal karena pria yang kamu nikahi, tidur denganku, hemm? Ini akan menjadi hal yang sangat aku ingin lakukan. Karena pria itu sama saja. Mereka hanya kumpulan manusia-manusia yang munafik dan tidak layak hidup di dunia ini. Kalaupun ada, mereka harus menjadi budak wanita."     

Setelah menyuruh wanita suruhannya untuk membawa Farisha pergi, ia menyelinap masuk ke dalam kamar. Ia melihat sekelilingnya, kamar itu cukup bagus dan mewah. Kemudian ia melihat ke kamar itu. Ia terlonjak kaget karena ada noda darah di sprei ranjang itu. Ia tidak menyangka, Farisha sampai melakukan itu dengan suaminya.     

"Astaga! Kenapa kamu, Farisha? Kamu sudah dimasuki oleh lelaki buluk itu? Oh, betapa bodoh kamu, Farisha. Tidakkah kau sadari, apa yang kamu lakukan ini? Kamu menyerahkan keperawanmu kepadanya? Kupikir kita akan menjadi seperti ini selamanya. Tapi aku tidak terima. Aku akan melakukan apa yang kamu lakukan! Aku juga akan menghabiskan malam ini dengan suami kamu, Sayang. Hehehehe ... hihihihi! Huahahahaa!" tawa Vania menggelegar. Ia sudah sangat kecewa dan menangis sambil tertawa.     

Vania membuka pakaian luarnya, sengaja hanya memakai pakaian dalam saja. Ia biarkan pintu itu sedikit terbuka. Karena sudah pasti Usman akan datang untuknya. Untuk menjebak pria itu agar menidurinya dengan nikmat. Tentu ia akan melayani seorang pria untuk pertama kali. Ia akan berhasil melakukan itu karena dendamnya pada sang kekasih.     

"Hemm ... eh emmm ... aku harus meniru suara Farisha agar tidak ketahuan. Eumm ... untungnya kami memiliki bentuk tubuh dan suara yang hampir sama. Jadi si burik itu tidak akan menyangka, yang ia tiduri bukan istrinya," lirih Vania dengan senyuman setelah menghapus air matanya.     

Wanita itu tidak lupa untuk mematikan lampunya. Itu akan membuat penyamarannya sebagai Farisha berjalan dengan sempurna. Ia yakin suami dari Farisha akan memuaskan dirinya malam ini. Karena ia juga penasaran, bagaimana rasanya ia melakukan percintaan bersama dengan seorang pria. Tidak seperti sebelumnya yang hanya dengan sesama wanita. Dan untuk Farisha sendiri, ia yang menyukai terlebih dahulu dan mengajak wanita itu untuk melakukan hubungan terlarang itu bersama-sama.     

Vania menunggu Usman untuk datang ke kamar secepatnya. Ia mempersiapkan semuanya, tiduran di atas tempat tidur yang nyaman itu. Bermain dan memikirkan, langkah apa yang harus mereka ambil untuk melakukan hubungan yang tidak seperti biasanya.     

Di luar kamar, seorang pria tengah berjalan dengan terburu-buru menuju ke kamar Farisha dan Usman. Seorang pria yang sudah mengganggu Farisha dan Usman sebelumnya. Awalnya ia adalah suruhan seseorang untuk melakukan kejahatan kepada Farisha dan Usman. Tapi karena melihat tubuh Farisha yang sangat menggoda, ia memiliki jalan yang lain. Ia ingin menikmati tubuh yang indah itu. Dan ia sudah merencanakan semuanya. Ia juga sudah mendapatkan banyak uang dari orang yang menyuruhnya. Dan ia juga telah menyuruh rekannya untuk membawa Usman pergi dari kamar. Tentu dengan bayaran yang lebih sedikit dari bayaran bos besarnya. Tidak ada yang tahu kalau dirinya akan bersenang-senang di kamar itu.     

"Ehhmmm ... ohh, bagaimanapun nanti, aku akan menjadi pria yang paling beruntung di dunia. Tidak perduli, dia masih perawan atau tidak. Yang penting dapat menikmati tubuhnya yang owwh ... aduhai indahnya. Pasti rasanya sangat nikmat, menjadi suami bohongannya, wekawekawekaweka."     

Pria itu juga sudah membuat pengaturan yang membuat dirinya mirip dengan suami dari Farisha. Ia memakai celana yang sama dan ia tambahkan sebuah jaket untuk menutupi dirinya. Ia juga yakin kalau Farisha saat ini masih tertidur. Apalagi ia melihat pintu itu setengah terbuka. Malah membuatnya seperti bermimpi ditimpa durian runtuh.     

Setelah mengintip ke dalam, suasananya gelap. Ia membuka pintunya memang cukup gelap dan agak remang-remang. Ia tidak bisa melihat dengan jelas. Karena hari semakin petang. Ia masuk lalu menutup pintunya dari dalam dengan perlahan.     

'Oh, Tuhan saja sudah membiarkan aku untuk berbuat dosa di sini. Tentu aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Oh, pasti tubuh wanita itu akan sangat nikmat jika aku memasukan juniorku ke dalam lubang kenikmatan di sana,' pikir pria itu dengan perasaan senang dan sudah tidak sabar lagi.     

Ia mencari keberadaan tempat tidur yang ia yakini, Farisha masih terlelap. Ia melihat sesosok wanita yang tidur tengkurap di atas kasur. Walau pandangan samar-samar, ia bisa melihat tubuh indah itu. Apalagi dalam keadaan hanya memakai celana dalam saja.     

'Hemm ... kurasa wanita ini memang sengaja menyambut kedatanganku. Oh, belum apa-apa, juniorku sudah tegang saja, hehehe. Bagaimana kalau sudah pemanasan dan pemasukan itu, yah? Hehehe, ini kesempatan baik, tidak boleh ada yang tahu, aku menikmati tubuh istri orang,' pikir pria itu di dalam hati.     

Sementara wanita itu, yang tak lain dan tak bukan adalah Vania, ia sudah menantikan kehadiran pria itu. Pria yang ia anggap sebagai suami dari Farisha. Ia sudah menyiapkan diri untuk menggodanya, seakan-akan menjadi Farisha.     

"Oh, Usman ... kamu ke mana saja, Sayang? Aku sudah menunggu kamu, eh kamunya pergi dari kamar. Apa kamu tidak mau istrimu ini, hemm?" tanya Vania yang menirukan suara kekasihnya, Farisha. Ia sudah sangat hafal dengan suara wanita itu.     

Pria itu sangat senang karena itu memang suara yang sama persis dengan suara Farisha yang pernah ia dengar. Ia mendekat ke arah tempat tidur dan mengelus tubuh wanita itu dengan lembut.     

"Oh, kamu nakal sekali, Sayang ... apa kamu mau aku? Hemm ... aku punya kejutan buat kamu, lho. Hemm ... nggak perlu aku katakan, kan? Ayo, nikmati tubuh istrimu yang seksi ini. Aku ingin kamu memasuki aku, Sayang," ucap Vania dengan nada menggoda.     

'Sepertinya keberuntungan memang berada di pihakku. Hihihi ... aku adalah pria paling bahagia di dunia ini. Ayo, sayang, aku akan tunjukkan, bagaimana aku bisa membuat kamu menangis kenikmatan. Dan aku juga ingin memuaskan juniorku, kikikik,' kikiknya di dalam hati.     

Vania merasakan ada tangan kasar yang menyentuh pantatnya. Sentuhan itu juga telah membuat dirinya hanyut di dalam kenikmatan. Ia tidak menyangka, sentuhan dari pria, cukup berbeda dan membuatnya semakin bergairah. Berbeda ketika mereka melakukannya sesama jenis.     

"Hemm ... Farisha ... tubuhmu sangat sempurna. Oh, hari ini aku akan memberikan kepuasan untuk istriku tercinta," ujar pria itu sambil melakukan sentuhan yang berubah kecupan di kaki Vania.     

"Ohhh ... mmmm ... kamu pintar banget, Usman. Ohh ... aku ingin kita melakukan ini semalaman, oke?" pinta Vania lembut dan mengerang kenikmatan.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.