Enam Suami Tampan

Sedikit Cemburu



Sedikit Cemburu

2Kembali ke rumah sewaan yang di tinggali Dong Huiying, Setelah fajar, Dong Huiying menguap dan masih merasa mengantuk. Ah ya, semalam ia bisa tidur saat tengah malam. Jujur saja, kepalanya terasa pusing dan pikirannya tidak begitu segar ketika bangun.     

Ia pun bangun dari tempat tidurnya dan mengambil handuk yang sudah disediakan untuk menyeka wajahnya. Sekejap kemudian, tanpa sadar ia berkata, "Yixuan, hari ini kamu mau makan apa?"     

Seketika itu seisi kamar terasa hening.     

'Hah?' Dong Huiying kembali menyeka wajahnya lagi dan mengangkat kepalanya. Tatapannya langsung bertemu dengan mata tajam pria yang ada di hadapannya. Seketika, Dong Huiying merasa malu, "Hehehe, ternyata Yuening."      

Dong Huiying merasa sangat malu saat itu juga. Ia terbiasa menerima perhatian dari Liang Yixuan dan tentu merespon saudara Liang keenam itu dengan baik. Lagi pula, sejak awal Liang Yixuan selalu berbuat baik dan selalu peduli padanya. Tidak tahu sebabnya, setelah selesai menyeka wajah, Dong Huiying tiba-tiba merindukan rumahnya.     

Sebaliknya, ekspresi wajah Liang Yuening tampak sangat suram dan suasana hatinya mendadak menjadi buruk. Dalam pikirannya ia merasa bahwa Sang Istri sudah keterlaluan. Padahal orang yang ada di hadapannya sudah jelas adalah Liang Yuening, bagaimana bisa dia menyebut nama Liang Yixuan? Api-api kecil tiba-tiba masuk ke dalam hatinya dan untuk pertama kali dalam hidupnya, ia merasa sedikit cemburu pada saudaranya.     

"Cepat bangun!" Ucap Liang Yuening dengan tegas. Namun dari wajahnya terlihat jelas bahwa ia sedang cemberut dan langsung keluar dari kamar.     

Dong Huiying tentu hanya bisa tersenyum kecut, apa dirinya sudah menyinggung Liang Yuening secara tidak sengaja? Yah, orang seperti Liang Yuening tentu tidak akan bersungguh-sungguh mengenai hal ini.     

Setelah bangun, Dong Huiying ingin menyisir rambutnya dan melepas dua tanduk hasil karya Hong Xiangjun yang ada di atas kepalanya. Setelah Dong Huiying melepaskan tanduk kecil itu, ia meluruskan rambutnya yang panjang. Kemudian, ia pun menyisir rambut dengan sesuka hatinya. 'Rambut gadis jaman kuno benar-benar merepotkan,' Batinnya. Dong Huiying lebih menyukai gaya rambut pendek yang sederhana karena lebih mudah dirawat. Pasti akan mengejutkan semua orang jika tiba-tiba ia memotong rambutnya menjadi lebih pendek. Kejadian seperti itu bisa dilihat dari tatapan orang terhadap Liang Yuening. Setelah ia memotong rambutnya menjadi pendek, sekejap kemudian semua orang membicarakannya karena rambut pendek yang ditutupi topinya itu sepanjang perjalanan di kota..     

Di sisi lain, sebelum Hong Xiangjun bangun, Liang Haoming ternyata sudah membeli beberapa roti kukus untuk sarapan. Dong Huiying mengambil roti kukus dan mencium baunya, kemudian ia membagi roti-roti itu menjadi dua bagian dan ternyata semuanya adalah roti isi daging.     

"Makanlah!"     

Liang Haoming memberikan sepotong roti ke tangan mungil Sang Istri, lalu dia dan juga Liang Yuening mengambil potongan roti lain yang tidak terlalu besar dari milik Dong Huiying.     

Dong Huiying menunduk memandang roti kukus di tangannya dan kemudian memperhatikan roti kukus milik Liang saudara. "Ini terlalu banyak, aku tidak bisa memakannya sampai habis."      

Ia pun membaginya menjadi tiga potong roti kukus, dan diberikan satu untuk setiap suaminya. Liang Yuening yang masih cemberut karena kejadian sebelumnya, langsung menikmati roti miliknya sendiri, "Hmmm, kamu memiliki hati nurani ternyata."     

Dong Huiying yang mendengar ucapannya langsung tersinggung dan hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak berdaya.     

Setelah selesai makan, mereka bertiga langsung membersihkan diri. Liang bersaudara juga tidak lupa mengenakan topi dan pergi untuk mencari informasi mengenai saudaranya.     

Adanya peraturan jam malam di jaman ini sepertinya karena adanya perang yang tidak kunjung usai. Tetapi, sepertinya dampak perang itu tidak terlalu terasa di kota Pingchang, karena letak kota ini yang berada jauh di pedalaman gunung. Namun, peraturan yang dibuat di kota ini memang cukup ketat. Jika melanggar jam malam, mereka pasti dijatuhi hukuman berat sesuai dengan bobot kesalahan yang mereka lakukan. Lebih parah lagi, para pelaku akan diberikan sanksi tepat di tempat kejadian.     

Saat kejadian Liang Shujun ditangkap oleh petugas patroli, Liang Haoming masih tidak paham mengenai permasalahan ini dan hanya bersembunyi di pasar gelap. Pada akhirnya ia ditipu oleh Hei Bao yang memberitahukannya bahwa dirinya perlu membayar sebanyak 102 keping perak untuk menebus saudaranya.      

Padahal kabar yang sebenarnya adalah uang yang digunakan untuk menebus saudaranya itu dapat dianggap sebagai denda. Tujuan utama adanya denda itu adalah agar si petugas atau siapapun yang terlibat dipenjara bisa menggunakan uang sisa denda secara pribadi. Uang denda untuk menebus tentu saja jumlahnya lebih kecil daripada yang sudah diminta, hanya satu atau dua keping saja mungkin sudah cukup untuk membebaskan tahanan dengan kesalahan seperti itu. Namun bagi orang awam, kedua keping uang ini dapat membeli banyak makanan, bahkan lebih dari cukup untuk makan satu keluarga.     

Setelah mengetahui bahwa ia telah ditipu, Liang Haoming tidak berekspresi sama sekali dan hanya mengepalkan tinjunya kuat-kuat.     

'Hei Bao!!!'     

"Ayo pergi, kita harus membebaskan Liang Shujun." Dong huiying menepuk bahu Liang Haoming dan kemudian berjalan lebih dahulu untuk memimpin perjalan ini. Namun saat mereka bertiga tiba di kantor pemerintah, ketiganya hanya melihat sel yang kosong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.