Suara Genderang yang Terdengar dari Kejauhan
Suara Genderang yang Terdengar dari Kejauhan
Kenyataan ini sungguh memberatkan keluarga Liang yang hanya memiliki anak laki-laki saja. Keluarga seperti ini tidak memiliki penghasilan tetap dan menjadi miskin karena realita budaya. Apalagi Liang Shuyu adalah anak laki-laki di keluarga Liang yang mudah sakit. Setiap tahunnya, seluruh saudaranya harus mencari uang sekitar sepuluh atau dua puluh perak untuk membelikannya obat.
Sungguh kasihan, keenam bersaudara keluarga Liang hidup sangat menderita. Mereka juga sangat berhemat dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam hati, Liang Shuyu juga menyadari bahwa dirinya adalah beban bagi keluarganya. Tetapi, sebagai salah satu saudara yang setia di keluarga Liang, ia bukan orang yang egois. Ia sebenarnya tidak ingin menjadi seperti ini. Namun, ia jelas tahu bahwa semua saudaranya sangat menghargainya, sama seperti mereka menghargai hidupnya sendiri. Karena itu, jika ia mati sia-sia, ia benar-benar egois.
Jadi, Liang Shuyu hanya bisa bertahan hidup. Bahkan, hidupnya lebih menyakitkan daripada mati. Sayangnya, mati adalah tindakan yang sangat pengecut. Jika ia meninggal, maka semuanya akan berakhir. Namun, bagaimana dengan saudara-saudaranya? Apakah mereka mampu menanggung kesedihan ini?
Liang Zhichen tidak mempercayai lingkaran takdir. Sejak ia masih muda, dirinya telah memutuskan satu hal. Ia berprinsip bahwa keenam saudara laki-laki ini merupakan satu kesatuan. Seluruh saudara harus hidup dan mati bersama. Mengurus adik-adiknya adalah tugas dan tanggung jawabnya sebagai kakak tertua.
"Pikirkanlah. Berapa banyak orang yang mati karena wabah dan banjir selama beberapa tahun terakhir? Tapi, kita berenam tetap selamat dan berhasil bertahan hidup. Meskipun kau sedang tidak sehat dan kondisimu belum membaik, kita akan berusaha mencari cara agar kamu tetap hidup. Oleh karena itu, kita harus terus mencari jalan keluar." Liang Zhichen menghibur Liang Shuyu dan membuat adiknya ini merasa lega.
Karena Liang Zhichen tahu bahwa kali ini ia membawa Liang Shuyu keluar untuk mencari perawatan medis dan hampir semua uang perak yang ada padanya telah habis. Sekarang ia tidak mempunyai uang lagi, ia pun harus kembali. Kegalauan Liang Shuyu disebabkan atas masalah keuangan ini. Setiap kali keluarganya menggunakan uang perak untuk biaya berobatnya, hatinya langsung sangat sakit. Namun, ia selalu menanggungnya sendirian. Perasaannya ini sangat mirip dengan adik keenam mereka, Liang Yixuan. Mungkin karena mereka berdua punya tipe kepribadian yang sama dan sama-sama pendiam.
Bibir tipis Liang Shuyu bergetar, "Aku berusaha tidak banyak memikirkannya, Kak." Sebenarnya, ini jelas sangat bertentangan dengan hati Liang Shuyu. Tapi, tubuh Liang Shuyu yang sudah kalah membuat hatinya hancur. Ia tidak ingin perasaannya menjadi beban bagi kakaknya.
Ketika Liang Zhichen hendak mengatakan sesuatu kepadanya, seketika terdengar suara gendang yang dipukul dari kejauhan.
Mata kedua pria itu langsung menoleh ke arah suara itu berasal.
"Bagaimana bisa ada orang yang memukul gendang? Gadis kecil itu benar-benar berani." Kebetulan, ada seseorang yang mendekati toko obat ini.
Seketika Liang Zhichen dan Liang Shujun mendengar orang itu berteriak, "Hei, seharusnya gendang yang ada di kantor pengawas tidak semudah itu untuk dibunyikan. Ada keluhan apa kali ini? Tapi, tidak peduli apakah ada keluhan atau tidak, saat dibunyikan satu kali, berarti akan ada tiga puluh hukuman. Saat dibunyikan tiga kali, barulah bisa menemui petugas. Namun, jika gendangnya dibunyikan tiga kali, maka akan ada sembilan puluh pukulan sebagai hukumannya! Kupikir gadis kecil itu gila."
Seseorang di sampingnya berkata, "Hei, gadis kecil yang membunyikan gendang itu sangat jelek. Wajahnya hitam dan dipenuhi bintik. Kurasa dia bukan gadis yang dibenci perempuan tua itu, kan?"
"Benar-benar menyedihkan. Tapi, aku tidak tahu mengenai keluhan yang dimilikinya. Dia hanya memukul gendang itu saja. Selain itu, kulihat tubuhnya juga tampak kecil dan mungil. Perawakannya juga tidak tinggi dan sepertinya juga lemah. Orang dewasa saja tidak tahan mendapat sembilan puluh hukuman, apalagi orang ini. Aku khawatir dia akan dipukuli sebelum pejabat senior keluar dari kantor pengawas."
Liang Zhichen dan Liang Shuyu saling menatap satu sama lain saat mendengar ucapan, 'Wajah hitam dan dipenuhi bintik. Tubuh kurus kecil dan perawakannya tidak tinggi?' Mereka mulai berpikir bahwa ciri-ciri yang disebutkan ini kedengarannya sama persis dengan Sang Istri di keluarga Liang. Bagaimana mungkin hal ini terjadi?