Enam Suami Tampan

Sangat Tidak Nyaman



Sangat Tidak Nyaman

2Dong Huiying berjalan keluar dari dapur. Ia menutup matanya ketika bertemu Liang Yuening. Liang Yuening juga menghela napas. Dalam hati, ia berkata, 'Apa yang menyebabkan kamu marah? Kaulah yang mengabaikanku. Aku tidak mau memperhatikanmu lagi'. Setelah itu, Liang Yuening terus menyibukkan dirinya memotong kayu. Namun, seperti ada sesuatu yang ganjil, semakin banyak kayu yang dipotongnya, hatinya menjadi semakin panas. Liang Yuening tidak tahu dari mana api di hatinya ini berasal. Singkatnya, ia merasa sangat tidak nyaman.     

Setelah kembali ke rumah timur, Dong Huiying mulai menyerahkan kotak-kotak itu. Ia ingat bahwa di zaman kuno, pasangan yang hendak bercerai akan menuliskan gugatan cerai mereka di buku perceraian. Namun, keluarga Liang terlalu miskin, Dong Huiying tidak menemukan pena dan tinta di rumah itu meski sudah lama mencarinya. Akhirnya, Dong Huiying membereskan pakaiannya dan mengikatnya. Dalam sekejap ia memasukkannya ke dalam tas kecil.     

Ketika Liang Yixuan berjalan ke rumah timur dengan semangkuk adonan di tangannya, ia melihat Dong Huiying sedang berjongkok di depan kabinet yang sudah lapuk. Ia sepertinya sedang sibuk menghitung barang-barang miliknya sendiri.     

"Sang Istri?"     

Liang Yixuan bertanya dengan ragu-ragu. Ia ingin sekali mendekat untuk melihat kegiatan yang dilakukan istrinya, tapi niat itu diurungkannya.     

"Ah, rupanya kau sedang sibuk?" Mendengar ucapan itu, Dong Huiying langsung bangkit dan menyeka keringat yang menetes dari keningnya. Luka yang ditimbulkan karena hantaman papan di tubuhnya masih belum membaik dan kondisi fisiknya kini tidak sebagus sebelumnya. Dong Huiying mengambil sepotong pakaian yang compang-camping. Ia merobek lengan baju, dan kemudian mulai menggurui Liang Yixuan, "Mungkin aku akan merepotkanmu lagi, tapi aku ingin bertanya. Apakah kayu-kayu bakar yang tersisa di dapur bisa digunakan untuk menulis? Aku ingin menulis buku perceraian."     

'Rupanya dugaanku benar.' Gumam Liang Yixuan dalam hati.     

Tubuh Yixuan langsung menegang, "Apakah Sang Istri benar-benar sudah memutuskan dengan matang?"     

"Benar!" Dong Huiying menjawab dengan penuh keyakinan.     

Liang Yixuan menelan rasa pahit di tenggorokannya. Wajahnya pucat pasi seperti selembar kertas putih. "Ada satu hal yang aku tidak mengerti. Kuharap Sang Istri bersedia memberitahu aku."     

Dong Huiying mengerutkan kening dan merasa bingung. Tidak tahu alasannya, ia selalu merasa ada yang salah dengan reaksi Liang Yixuan. Cukup beralasan bahwa di mata keluarga Liang, ia dianggap seperti parasit. Ketika ia hendak pergi dan memisahkan diri, saudara-saudara keluarga Liang harus bahagia. Jika tidak, ia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri.      

Meski demikian, Roma memang tidak dibangun dalam waktu satu hari. Akhir-akhir ini, ia telah mendengar keluhan tentang saudara-saudara Liang mengenai Dong Dabao. Dong Huiying pun jadi yakin bahwa hubungan mereka sudah tidak ada titik temu. Meski Dong Huiying telah melakukan hal-hal yang baik dan tidak pernah menyakiti Liang bersaudara, ia hanya ingin mereka tahu bahwa ia seorang wanita yang baik dan tidak akan menyakiti perasaan mereka. Ia kini tidak berdaya. Dong Huiying tidak ingin bekerja keras lagi.     

Setelah lama tidak bekerja keras, setelah melakukan persiapan ini, Dong Huiying merasa sangat lelah. Suasana hatinya sangat buruk. Ternyata kerja kerasnya dalam mempersiapkan persiapan ini juga sangat tidak proporsional.     

Liang Yixuan berkata dengan suara serak, dan berkata dengan nada takut, "Aku sempat merasa senang saat Sang Istri tidak menginginkanku lagi, tapi mengapa pada hari itu kau bersedia dihajar dengan sembilan puluh papan untuk menyelamatkanku? Aku sebenarnya masih berharap kamu punya hubungan dengan kami. Kurasa, pernyataan Sang Istri saat itu mengenai 'berterus terang' dan 'tidak ada hubungannya' hanyalah bentuk dari taruhan. Tapi ternyata aku tidak bermimpi saat mendengar ucapan itu. Saat terbangun, dunia masih tetap sama kejamnya."     

Dong Huiying menekan pelipisnya. Ia merasakan sakit kepala yang hebat, dan berkata dengan lirih, "Liang Yixuan, serius, di keluarga ini, aku hanya punya kesan yang baik kepadamu saja. Tapi, sekarang, dalam situasi ini, aku lebih suka terbebas dari situasi keluargamu yang memusuhiku. Melihatmu mengerutkan kening begitu, seolah-olah aku sedang menggertakmu."     

Liang Yixuan menundukkan kepalanya, ia masih berusaha memperjuangkan hubungan ini.     

"Sungguh, apakah tidak ada ruang bagi kita untuk berdiskusi? Sang Istri, jika kelakuanku buruk, aku bisa mengubahnya. Apapun yang kau mau, aku bisa mengubahnya sesuai keinginanmu. Tapi… hal yang kau sebut sebagai 'berpisah baik-baik', apakah kau mau memikirkannya lagi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.