Istri Kecilku Sudah Dewasa

Aku Akan Melihatnya



Aku Akan Melihatnya

0"Xiao Chongzi, apa menurutmu Yang Mulia sedang menyesalinya?"     

Xiao Benzi mencondongkan tubuhnya dan berkata di dekat telinga Xiao Chongzi. Dia mencoba yang terbaik untuk merendahkan suaranya, karena takut kalau Putra Mahkota yang ada di dalam akan mendengarnya dan membunuh mereka.     

"Kupikir begitu."     

Xiao Benzi lantas mengerutkan keningnya dan berkata, "Apakah menurutmu, Putra Mahkota juga salah? Dia melemparkan Nona Su yang cantik dan penurut ke tempat seperti tempat pencuci pakaian. Kemudian, Putra Mahkota membawanya kembali, tetapi dia malah memberikannya pada Pemimpin Kerajaan Nan Yan."      

"Aku benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan Putra Mahkota. Nona Su itu adalah gadis yang baik. Dia tidak hanya baik, tapi juga sangat cantik. Jika pria lain membawa Nona Su pergi, itu adalah salah Putra Mahkota karena tidak bisa menghargainya." Xiao Benzi sedikit kesal pada sikap Xuanyuan Poxi.     

"Benar. Putra Mahkota selalu ingin menemukan gadis cantik yang telah mengobatinya dulu. Padahal, menurutku, Nona Su jauh lebih cantik daripada gadis itu. Dia juga sangat lembut dan tidak banyak bicara."      

"Padahal gadis cantik yang ditemui Putra Mahkota itu hanya muncul sekali dan langsung menghilang tanpa alasan. Aku tidak tahu, kenapa Putra Mahkota sangat menginginkannya. Padahal, Nona Su lebih baik dari gadis itu." Xiao Chongzi juga mengungkapkan isi pikirannya.     

Ruangan di dalam begitu berantakan, dan lantai dipenuhi dengan buku yang berhamburan. Setelah Xuanyuan Poxi menghancurkan semua yang ada di ruangan itu, sehingga dia tidak bisa lagi menghancurkan apa pun. Akhirnya dia terduduk di lantai dan mulai menggaruk kepalanya.     

Namun, beberapa saat kemudian, rambut yang diikat dengan rapi itu tiba-tiba terlihat acak-acakkan, dan membuatnya terlihat seperti orang gila dari kejauhan. Xuanyuan Poxi tidak tahu, kenapa dia seperti ini, atau apa yang membuatnya tiba-tiba kehilangan kendali seperti ini.     

Dia tidak tahu kenapa hatinya merasa gelisah. Karena dia tidak bisa mengendalikan kegelisahan di hatinya, jadi dia menjadi marah. Namun, semakin dia tidak tahu alasan kenapa dirinya kesal, semakin dia ingin marah. Lalu, setelah beberapa saat uring-uringan, Xuanyuan Poxi akhirnya tenang. Kemudian dia berjalan ke jendela dan melihat pohon di luar.     

Mungkin liontin giok itu bisa menenangkannya, maka dari itu, Xuanyuan Poxi segera mencarinya di pakaiannya. Namun, sesaat kemudian, dia mengerutkan keningnya. Kosong. Liontin giok itu tidak ada sama sekali.     

Kemarin dia sibuk menghibur utusan dari seluruh dunia di aula utama, lalu sibuk dengan Xuanyuan Pofei dan Sun Mei'er. Kemudian, dia diganggu oleh wanita bodoh Su Muhuan itu. Sekarang, tiba-tiba kaki Zhao Youlong, utusan dari kerajaan di Xi Yue, dipotong oleh penjahat. Jadi dia bergegas untuk menyatakan bela sungkawa atas situasi tersebut dan menginstruksikan pelayannya untuk menyelidikinya.      

Setelah kembali ke istana, Xuanyuan Poxi mengantuk dan tertidur. Dia tidak ingat kapan dirinya menjatuhkan liontin giok itu, dan sepertinya dia juga tidak meletakkannya di tempat lain. Oleh karena itu, liontin batu giok yang dipakai setiap hari dan dibawa ke mana-mana itu tiba-tiba menghilang, dan hal ini membuatnya kebingungan.     

Dia berlari kembali ke kamar tidurnya dan mencari liontin giok di setiap sudut ruangannya dengan hati-hati. Namun, dia masih tidak bisa menemukannya. Akhirnya, Xuanyuan Poxi mengerutkan keningnya dan pergi mencari Putri Mahkota.     

"Yang Mulia, Putri Mahkota sedang tidak enak badan."     

Xuanyuan Poxi langsung masuk ke pintu kamar tidur Putri Mahkota, tetapi pelayan di pintu menghentikannya.     

"Ada apa dengan Putri Mahkota?" Xuanyuan Poxi mengernyitkan alisnya.     

Pelayan itu tampak bingung dan ragu-ragu, "Yang Mulia, Putri Mahkota sedang demam."     

"Aku akan melihatnya."     

Xuanyuan Poxi melirik pelayan itu dengan curiga. Dia mengangkat tangannya untuk membuka pintu, tetapi pelayan kecil itu masih berusaha menghentikannya.     

"Sepertinya Putri Mahkota sedang flu. Saya khawatir jika Anda masuk, Anda akan tertular."     

Pelayan itu gemetar ketakutan dan suaranya terdengar sangat pelan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.