Istri Kecilku Sudah Dewasa

Cantik, Akhirnya Kamu Bangun



Cantik, Akhirnya Kamu Bangun

0Tetapi di detik berikutnya, Su Muhuan tiba-tiba melihat sekilas Kasim Cheng yang bersembunyi di bawah jendela ruangan kecil yang tidak jauh darinya. Matanya berbinar, jadi dia meningkatkan usahanya dan berteriak dengan harapan bahwa Kasim Cheng bisa menyelamatkannya.     

Hanya dilihat sekilas saja, kedua pria yang berpakaian seperti kasim itu bukan berasal dari anggota pencuci pakaian. Mereka tidak mungkin bersekongkol dengan Kasim Cheng. Namun, Kasim Cheng mungkin bisa menyelamatkannya, dan belum terlambat baginya untuk memperbaiki hubungannya dengan Kasim Cheng yang buruk.     

Tetapi, tidak peduli seberapa keras Su Muhuan mencoba berteriak, namun Kasim Cheng justru menutup mata, lalu memutar punggungnya untuk memunggunginya.     

Dibandingkan dengan dua kasim muda yang saat ini bersama Su Muhuan, Kasim Cheng adalah kasim tua. Jika bergegas ke depan, dia tidak akan bisa melawan mereka sama sekali. Namun, alasan utama kenapa Kasim Cheng tidak membantu Su Muhuan adalah karena ketika dia bertatapan dengan dua kasim tadi, mereka berdua melemparkan sebuah tanda pengenal padanya.     

Pemilik tanda pengenal itu adalah salah satu orang orang yang berkuasa di istana dan sangat kejam. Pemilik tanda pengenal itu adalah seseorang yang tidak boleh Kasim Cheng ganggu, karena Kasim Cheng tidak akan bisa melawannya.     

Hujan deras menerpa gadis kecil itu. Mulut kecil Su Muhuan yang sejak tadi berteriak terasa sangat kering. Hujan deras itu telah sepenuhnya menyamarkan suara kecilnya. Mungkin Tuhan mengasihaninya. Jadi setelah dia diabaikan oleh Kasim Cheng dan dibawa keluar dari pintu tempat pencuci pakaian oleh dua orang kasim, dia melihat seorang pria berbaju hitam dengan payung besar yang sedang berdiri di sudut halaman bunga di kejauhan.     

Meski hanya melihat punggungnya, dia tidak mau menyerah. Su Muhuan mencoba berteriak keras. Akhirnya, pria berbaju hitam itu berhenti dan berbalik. Tenggorokannya sudah hampir pecah, tetapi pria berbaju hitam itu hanya menatapnya sebentar, lalu berbalik dan terus berjalan pergi. Ketika melihat pria itu terus berjalan pergi, Su Muhuan benar-benar putus asa dan menutup matanya. Air mata mengalir dari matanya dan bercampur dengan hujan lebat.     

Ketika hujan deras terus turun menerpanya, Su Muhuan menjadi semakin pusing. Dalam keadaan linglung, dia merasa bahwa dirinya dimasukkan ke dalam kereta, lalu roda kereta iu berputar dan mulai berjalan. Dua kehabisan tenaga, dan perlahan-lahan mulai pingsan. Ketika bangun, dia melihat tirai kuning gelap di atas kepalanya, sehingga Su Muhuan menopang dahinya, dan merasa kepalanya masih sedikit pusing.     

"Cantik, akhirnya kamu bangun." Sebuah suara pria terdengar dan langsung membuat Su Muhuan terkejut.     

Su Muhuan menoleh dan melihat seorang pria berjubah mewah, berjalan perlahan dari pintu, dengan senyum menakutkan di wajahnya.     

"Siapa... Kamu? Jangan mendekat." Su Muhuan mengerahkan kekuatannya dan ingin mundur, tetapi dirinya mendapati bahwa tubuhnya sangat lemah. Dia tidak bisa lagi mengerahkan kekuatannya untuk bergerak. Rasa takut yang mendalam melanda seluruh anggota tubuh dan tulangnya.     

Serbuk Hehuan. Aku... Aku diberi serbuk Hehuan?     

Sudut bibir pria itu penuh dengan senyum jahat, dan dia perlahan mendekati gadis yang ada di sofa itu. Seolah-olah dia bertekad untuk menangkap mangsa yang lezat.     

Melihat wajah kecil Su Muhuan, serta kecantikan lemah dan aura orang penyakitan yang dipancarkan. Membuat pria itu akhirnya tahu kenapa Wen Dun yang tangguh dan tidak tahu bagaimana cara bersikap lembut, bisa jatuh cinta pada pelacur tingkat rendah sepertinya.     

Dia juga mengerti, mengapa Xuanyuan Poxi tidak membunuh Su Muhuan secara langsung. Tetapi malah bersusah payah untuk membawanya ke istana dan menahannya di Istana Timur selama beberapa bulan. Apakah Xuanyuan Poxi bosan? Jadi gadis ini dibuang begitu saja ke tempat seperti tempat pencucian pakaian, hehe…     

"Kamu… Jangan mendekat..." Ketakutan dan ketidakberdayaannya semakin memukul saraf Su Muhuan. Melihat pria itu semakin mendekat, wajah kecilnya menjadi pucat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.