Tanda Merah Su Muhuan
Tanda Merah Su Muhuan
Di kursi kereta kuda mewah yang dihiasi dengan rumbai kuning tua, seorang pemuda berjubah kuning cerah sedang mengipasi tubuhnya dengan asal dan tampak sangat kesal.
Gadis dengan baju berwarna coklat tua yang duduk di seberangnya duduk dengan tenang, tidak berani mengatakan sepatah kata pun. Tidak ada emosi di wajah kecilnya yang polos dan lembut, sambil membawa saputangan yang sudah dicuci bersih tapi masih basah ada di tangan kecilnya.
Melihat pemandangan jalan yang bergerak lambat di luar jendela melalui jendela kereta kuda yang ulang-alik dan berjalan lambat di luar jendela. Xuanyuan Poxi terus mengipasi dirinya, dan kemarahannya masih belum mereda. Secara tidak sengaja, dia melirik kembali ke gadis yang masih memegang saputangan basah itu. Kemudian dia mengerutkan kening dan berkata, "Buang saputangan itu."
"..."
Tangan lembut itu memegang saputangan yang tengah basah sedikit. Lalu Su Muhuan berkata kepada Xuanyuan Poxi, "Yang Mulia, saputangan ini telah dicuci dengan bersih sesuai dengan perintah Yang Mulia."
Xuanyuan Poxi mendengus dengan dingin, lalu berkata dengan marah, "Huh, bahkan jika sudah dicuci dengan bersih, barang-barang yang kamu sentuh akan tetap kotor. Cepat buang."
"Yang Mulia, tetapi…" Gadis itu mengerucutkan bibirnya.
Pertama, Su Muhuan merasa enggan untuk membuang saputangan yang berharga dan bersulam, kedua, dia adalah seorang gadis pelayan. Saputangan yang dia pegang adalah saputangan tuannya. Entah bagaimana dia bisa membuangnya, sebab bukankah itu tidak sopan.
Xuanyuan Poxi membanting kipas lipat di tangannya dan memukul kepala Su Muhuan dengan kipas itu, "Aku tidak ingin mengatakannya untuk ketiga kalinya."
Karena gadis bodoh inilah dia dan Liuli Guoguo yang keras kepala seperti banteng bertengkar. Jika bukan karena rasa kasihannya pada perempuan, Xuanyuan Poxi benar-benar ingin menendang gadis bodoh di depannya dari kereta.
Su Muhuan menahan rasa sakit di kepalanya, jadi dia hanya bisa berlutut di depan Xuanyuan Poxi dan memegang saputangan di tangannya. Kemudian dia berkata dengan sedikit kekeraskepalaan dalam suaranya yang lembut, "Maaf, saya tidak berani. Jika Yang Mulia ingin membuangnya, silakan lempar sendiri."
Tidak tahu apakah Xuanyuan Poxi mendengarkan dengan seksama, tetapi nada suara gadis itu jelas sedikit kesal.
Su Muhuan tahu dia tidak memenuhi syarat untuk melakukannya. Tetapi ketika dia mengatakannya, keluhan di hatinya secara alami tersirat dalam kata-katanya.
Kali ini, Xuanyuan Poxi benar-benar tidak bisa menahan kesabarannya lagi. Dia mengangkat kakinya dan ingin menendang Su Muhuan dari kereta secara langsung. Dia merasa bahwa gadis ini mulai berani menentang perintahnya dan bertingkah sok.
Tetapi ketika dia mengangkat matanya sedikit, secara tidak sengaja dia menangkap tanda merah di dahi Su Muhuan. Adegan memukul dahi Su Muhuan dengan kipas lipat barusan melintas di benaknya. Dia yang tadi mengangkat kakinya, tanpa sadar menariknya kembali.
Xuanyuan Poxi tidak menyangka kalau kulit gadis bodoh itu begitu lembut. Padahal dia tidak memukulnya terlalu keras tadi. Entah bagaimana bisa meninggalkan bekas merah. Dahi yang putih dan mulus menunjukkan tanda merah yang begitu jelas. Gadis ini benar-benar lemah, tidak berguna.
Sambil mengerutkan kening, Xuanyuan Poxi hanya bisa merebut saputangan basah dari tangan Su Muhuan dan melemparkannya dari jendela. Lalu dia menghempaskan lengan bajunya pada Su Muhuan dengan jijik, "Bangun, kamu terlalu dekat denganku, menjengkelkan."
"Baik, Yang Mulia."
Su Muhuan bangkit dengan patuh. Namun, entah bagaimana dia bisa tahu saat dirinya baru saja berdiri, tidak tahu apakah keretanya telah menginjak batu besar. Tapi, tubuhnya langsung terjatuh dalam sekejap.
Xuanyuan Poxi mengerutkan alisnya, dan dia secara tidak sadar ingin menangkap Su Muhuan yang tampaknya hampir terjatuh karena keretanya oleng. Tetapi dia tidak menduga bahwa gadis di depannya malah lebih suka jatuh ke bawah dan membenturkan kepalanya di kursi, daripada jatuh ke dalam pelukannya.