Kamu Cantik Sekali (1)
Kamu Cantik Sekali (1)
Jika pun pada akhirnya Xuanyuan Poxi berhasil menyelamatkan nyawa gadis berbaju putih itu, namun sayangnya desas-desus tersebut telah tersebar luas. Sehingga, tidak peduli bagaimana dia mau membela diri, tetap desas-desus itu tidak akan bisa dijelaskan dengan baik.
Apalagi, kejadian seperti ini terjadi sebelum perlombaan besar memasak dilangsungkan. Menurutnya, ayahanda Raja pasti akan marah. Adik kedelapan, adik kedelapan. Cih! Selain hanya bisa bersenang-senang dan jalan-jalan saja, kamu tidak mampu melakukan apapun. Sekarang, bisa-bisanya kamu mengadakan sebuah perlombaan masak besar?
Kamu yang sepanjang hari tidak pernah serius, bahkan walaupun ada ibu Ratu yang melindungimu, memangnya kamu bisa apa? Watakmu yang seperti itu sama sekali tidak pantas jadi pangeran mahkota! Apalagi jadi Raja negeri Dong Xuan di masa depan! batin Xuanyuan Pofei.
***
Sebuah penginapan di dekat alun-alun Xuan Ji,
Su Muhuan akhirnya siuman dari pingsannya setelah diperiksa oleh tabib yang dibawa oleh Xi San. Mata aprikotnya yang indah terbuka dan dia melihat pemuda berbaju kuning cerah yang duduk dengan menyilangkan kakinya tidak jauh darinya. Pemuda itu memegang sebuah kipas lipat, ekspresi wajahnya tampak kesal dan tidak sabar.
"Yang mulia pangeran mahkota, selir pangeran mahkota, dia telah siuman," kata Xi San.
Ma Jinjiao yang duduk di samping Xuanyuan Poxi mendengar ini. Dia pun langsung berdiri dan berjalan ke samping ranjang, lalu bertanya dengan penuh perhatian, "Nona, akhirnya kamu siuman. Bagaimana? Apa kamu merasa membaik?"
"Selir pangeran mahkota." Kata-kata yang terucap dari suara pengawal Xi San tadi, semuanya begitu saja masuk ke dalam gendang telinga Su Muhuan tanpa terkecuali. Khususnya kata 'Selir pangeran mahkota' ini.
Su Muhan selalu berada di ibu kota. Dia sudah lama mendengar kalau pangeran kedelapan kerajaan Dong Xuan telah menjadi pangeran mahkota. Dia juga tahu kalau beberapa bulan yang lalu, ada sebuah perayaan pemilihan selir yang sangat besar, dan telah terpilih juga seorang selir pangeran mahkota yang dipilih sendiri oleh pangeran mahkota.
Sekarang selir pangeran mahkota itu malah berada di atas kepala Su Muhuan, seolah ada rasa tenang di dalam lubuk hatinya, yang sulit diutarakannya saat melihat wajah mungil cantik di depannya itu. Tidak disangka, selir pangeran mahkota yang dipilih olehnya itu adalah gadis yang lembut dan memiliki hati yang baik. Dia pasti sangat menyukai gadis yang sempurna seperti itu, batinnya.
Xuanyuan Poxi mengerutkan kening, baru kemudian melangkah dan menutup kipas lipatnya dengan keras. Kemudian dia berjalan menghampiri gadis berbaju putih di ranjang itu.
Karena perlombaan besar akan segera dimulai, tidak baik jika dia sebagai juri utama dan pelaksana acara ini, hadir terakhir di sana. Jadi, dia pun malas bicara omong kosong lagi, dan langsung melambaikan tangan ke Xi San.
Xi San mengerti maksudnya. Dia pun mengeluarkan kartu kristal berwarna hijau dari ruang sihirnya, lalu menyerahkannya kepada Xuanyuan Poxi.
Xuanyuan Poxi mengambil kartu kristal berwarna hijau itu dan langsung melemparkannya ke samping bantal Su Muhuan. Pemuda itu berusaha untuk membuat suaranya terdengar jelas dan penuh kebijaksanaan, "Ayo katakan, siapa yang memerintahkanmu ke sini?"
Su Muhuan dan Ma Jinjiao yang begitu sederhana pemikirannya pun langsung tertegun. Bibir ceri Su Muhuan yang pucat agak bergetar, lalu dia berkata dengan lembut dan lemah, "Yang Mulia Pangeran Mahkota, apa... Apa... Apa maksudmu?"
Xuanyuan Poxi tersenyum dingin dan berkata, "Cih, apa maksudku?"
Melihat tatapan mata menghina pemuda itu, serta pertanyaan meragukan dari pemuda itu kepadanya, Su Muhuan pun langsung merasa kalau hatinya sakit sekali. Dia pun mencoba mengingat kembali semua kejadian yang baru saja terjadi tadi di dalam pikirannya, baru kemudian bereaksi.
Apa... Apa dia mencurigaiku? Apa dia mencurigai aku menerima perintah dari seseorang untuk sengaja menabrak kereta kudanya, dan membuat nama baiknya jadi buruk? Mengganggu semua perlombaan besar yang telah direncanakannya ini dengan susah payah? batinnya.
Dari ekspresi kesal dan jijik yang ada di dasar mata pemuda itu, jawabannya sudah jelas. Hal tersebut membuat bibir Su Muhuan yang pucat merapat dan berubah menjadi satu garis.
"Apa merasa kartu kristal warna hijau ini masih belum cukup?" Mata Xuanyuan Poxi tampak acuh, lalu dia melambaikan tangannya lagi ke Xi San yang ada di sampingnya.
Xi San mengerti maksudnya, dia dengan cepat mengeluarkan kartu kristal lagi dari ruang sihirnya.