Istri Kecilku Sudah Dewasa

Menyimpan Istri Berharga



Menyimpan Istri Berharga

0Tabib itu awalnya kesal, karena tadi dia sedang memilah bahan obat di dalam ruang obat dengan santai. Namun, tiba-tiba ada dua pria berbaju putih yang datang menangkapnya. Dia mengira ada orang yang mau merampok. Ternyata tidak disangka, mereka menangkapnya untuk memeriksa seseorang.     

Boleh saja diminta memeriksa. Tapi kenapa juga dengan cara kasar? Bagaimanapun, aku ini orang hidup tahu! batinnya. Itu adalah yang dipikirkan oleh tabib tersebut. Dia pun mengangkat kepalanya dan mulai memaki mereka dalam hati. Namun, sepenuhnya dia tidak tahu kalau beberapa tabib di belakangnya sudah gemetaran tidak karuan.     

"Hei! Kalian pikir aku ini apa?! Di siang bolong dan begitu cerah seperti ini bisa-bisanya..."     

Belum juga selesai melontarkan ucapannya, tabib itu langsung membelalakkan matanya sambil tercengang saat mengangkat kepala dan melihat Xuanyuan Pofan. Detik berikutnya, tanpa sadar dia langsung berlutut di lantai, "Raja, Raja Huayou???"     

Xuanyuan Pofan merasa tidak berdaya dan bergegas membantu tabib itu berdiri dari lantai. Lalu mempersilakannya duduk di samping meja, dan kemudian menyerahkan benang merah itu padanya. Kemudian dia berkata dengan suara dingin dan berat, "Cepat periksa nadinya."     

"Eh eh, baik... Iya baik."     

Seluruh tubuh tabib itu gemetaran. Dia buru-buru menyeka keringat di keningnya dan mengambil benang merah di tangan Xuanyuan Pofan.     

Liuli Guogo yang berbaring di atas ranjang di belakang partisi dinding angin berkeringat sendiri melihat situasi ini. Kakak Po, dia itu datang untuk memeriksaku. Alangkah baiknya kamu bersikap lebih lembut lagi padanya, batinnya.     

"Tabib, tolong ya, maaf merepotkanmu." Demi menunjukkan permintaan maafnya, suara manis Liuli Guoguo pun tiba-tiba terdengar dari balik partisi dinding angin.     

Tabib yang telah memegang benang merah langsung bergetar begitu mendengar ini. Dia pun membatin, Aduh, suara ini... Raja... Raja Huayou… Apakah… Apakah dia menyembunyikan istri berharganya di penginapan ini? Konon katanya, Raja Huayou memiliki seorang istri kecil yang sangat disayangi olehnya, apa jangan-jangan...     

"Cepatlah." Xuanyuan Pofan melihat tabib itu masih tercengang. Dia sudah tidak sabar dan langsung mengingatkannya.     

"Oh oh, ba… Ba… Baiklah!" Tabib itu langsung menegakkan punggungnya dan buru-buru menenangkan diri. Lalu memeriksa nadi lewat benang merah yang telah diberikan oleh Raja Huayou.     

***     

Di luar kamar,     

Anak kecil berumur tiga tahun yang tiba-tiba ditangkap oleh dua orang paman besar terlihat sangat takut sekali. Dia terus bersembunyi di belakang gadis muda, bos toko roti panggang. Suara lemahnya pun terdengar agak tidak jelas, "Kakak, di mana ini? Aku takut."     

Gadis muda, bos toko roti panggang melindungi adik laki-lakinya dengan sebaik mungkin. Bahkan tidak ada rasa takut apapun di wajahnya. Dia lalu menepuk punggung kecil dan kurus adiknya yang berumur tiga tahun itu. "Jangan takut, jangan takut. Di siang bolong seperti ini, mereka tidak akan berani berbuat sesuatu pada kita."     

Beberapa pelayan yang berjaga di samping tampak menelan ludahnya ketika melihat ini. Jika berdasarkan logika mereka, mereka tidak percaya jika bos muda dan adik bos yang seperti ini akan meracuni Nyonya kecil.      

Mereka pun mengalihkan tatapan mata mereka ke empat orang yang berada di belakang gadis muda bos toko roti panggang itu. Terutama Xiao Denglong, dia menatap orang-orang itu seolah-olah akan mengeluarkan mereka dari lubang, hanya dengan menatapnya saja.     

Jika nanti tabib mendiagnosis Nyonya kecil benar-benar teracuni, aku akan menangkap orang yang meracuni itu dan akan menghajarnya habis-habisan! Jika tidak menemukan orang yang memberi racun itu, aku… Aku… Aku akan mati untuk menebus kesalahanku! batin Xiao Denglong.     

Anak kecil berumur tiga tahun tersebut masih saja takut. Dia memandangi tiga paman besar yang mengawasi, menghalangi dan tidak membiarkan mereka pergi sesuka hati. Menurutnya, mereka bertubuh besar dan kekar, dengan wajah yang menakutkan.      

Dia juga memandangi empat tante-tante yang memelototi mereka dengan tatapan penuh kemarahan dan permusuhan. Hatinya bergetar, kemudian dia menenggelamkan kepalanya ke dalam perut gadis muda, bos toko roti panggang itu.     

"Sebenarnya, kenapa kalian menangkap kami dan membawa kami ke sini? Di siang bolong seperti ini, lalu menangkap orang secara paksa, apa kalian tidak takut hukum? Banyak orang yang mau beli roti panggangku dan masih menunggu di luar!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.