Istri Kecilku Sudah Dewasa

Perlombaan Besar Memasak



Perlombaan Besar Memasak

0"Ibu Ratu, masih ada kakak keenam dan si persik madu. Ibu Ratu seharusnya lebih banyak mengambilkan makanan untuk si persik madu agar dia dan kakakku bisa lebih kuat dan bekerja lebih keras untukmu." Xuanyuan Poxi menjawab Ratu dengan tatapan penuh maksud, sambil memberikan isyarat mata kepada Ratu.     

Sumpit Liuli Guoguo yang menyumpit daging langsung bergetar ketika mendengarnya. Topik pembicaraan ini, entah kenapa seperti permainan lempar bola, dan saat ini, Xuanyuan Poxi yang ada di depannya ini malah melemparkan bola tersebut kepada dirinya lagi.      

Liuli Guoguo pun bergegas mengatakan hal penting yang ada di dalam hatinya untuk mengalihkan topik pembicaraan ini. "Ayahanda Raja, ibu Ratu, hamba ingin mengenalkan koki hebat yang masakannya sangat lezat sekali!"     

Raja yang aura keberadaannya tidak terlalu kuat pun menunjukkan sikap bahwa dia tertarik dengan ini. Lalu dia segera berkata kepada Liuli Guoguo dengan penuh kasih sayang, "Oh? Siapa?"     

"Ibu dari teman seasrama hamba." Liuli Guoguo meletakkan sumpitnya, lalu berkata dengan serius. "Ayahanda Raja, ibu Ratu, teman seasrama hamba sangat lezat sekali masakannya. Coba kalian lihat aku yang sudah setengah bulan menjalani ujian kemampuan pengalaman lapangan ini, malah tidak kurus sedikitpun. Bahkan sebaliknya, malah menggemuk. Iya, kan?"     

"Ini semua karena teman seasramaku itu, karena masakan buatannya sangat lezat sekali. Belajar selama satu bulan di perguruan Xing Yun, ditambah dengan setengah bulan mengikuti ujian kemampuan pengalaman lapangan. Aku tidak hanya tidak kurus sama sekali, tapi malah sebaliknya, cukup menggemuk."      

"Ini semua karena usaha baik dari teman seasramaku. Masakan buatannya lezat sekali pokoknya. Kemampuan memasaknya ini dia pelajari dari ibunya. Oleh karena itu, hamba ingin mengenalkan ibunya kepada Ayahanda Raja dan ibu Ratu."     

"Ayahanda Raja, ibu Ratu, tolong kalian mengijinkannya datang ke istana kerajaan ini dan menyuruhnya khusus memasak makanan untuk kalian, ya? Dia pokoknya cocok sekali menjadi koki istana kerajaan!"     

Liuli Guoguo juga tidak berbasa-basi atau menyembunyikan apapun. Jadi dia langsung mengutarakan semua pemikiran di dalam hatinya.     

Raja tersenyum. Sebab, istri kecil kesayangan Xuanyuan Pofan sendiri yang mengajukan permintaan, jadi mana mungkin dia menolaknya. Saat itu juga, dia mengiyakan dengan riangnya. "Oke, tolong katakan nama ibunya kepadaku. Aku akan meminta Pelayan Wan mengirim orang untuk membawanya ke istana kerajaan ini."     

"Nama temanku Lie Nieduo, nama ibunya... Em… Ini... Aku juga tidak tahu. Hehehe..." Liuli Guoguo menggaruk kepalanya dengan bingung.     

Raja tersenyum penuh kasih sayang lagi. "Tidak masalah. Aku akan mengirim seseorang untuk mencari tahu ini. Tidak ada kata terlambat kok."     

"Em em, terima kasih Ayahanda Raja!" Liuli Guoguo langsung bahagia sekali seperti kelinci kecil putih yang mendapatkan wortel besar. Dia pun mengambil nasi lagi dengan gembira.     

Ratu merasakan kepuasan dan kebahagiaan yang tak bisa diutarakan di dalam hatinya saat melihat Raja yang begitu memanjakan dan perhatian kepada Xuanyuan Pofan dan istri kecil anak kesayangannya itu. Sudut bibirnya melengkung dan membentuk senyuman penuh arti.     

"Kemampuan memasaknya bagus? Kalau begitu harus mengikuti perlombaan besar memasak yang aku adakan," kata Xuanyuan Poxi sambil mengambil saus terong.     

"Perlombaan besar memasak?" tanya Liuli Guoguo penasaran.     

"Iya benar. Tanggal dua puluh tiga bulan ini, bangunan Dong ku yang bertanggung jawab mengadakannya. Aku bahkan jadi juri utamanya. Si persik madu, tanggal berapa kamu masuk kuliahnya? Kalau ada waktu, ayo ikut meramaikan acaraku ini."     

"Nanti, aku juga akan mengundang banyak putri dan pangeran dari keluarga terpandang lainnya. Perlombaan besar memasak periode pertama ini, aku yang akan menjadi pembawa acaranya. Aku pasti akan mengadakannya dengan meriah dan... Aduh! Ibu Ratu, kenapa kamu menendangku?"     

Belum selesai Xuanyuan Poxi bicara, kakinya yang ada di bawah meja telah ditendang dengan keras oleh ibu Ratu yang duduk di samping kanannya.     

Setelah menoleh ke Ratu, Xuanyuan Poxi baru menyadari kalau Ratu sedang memelototinya dengan kesal. Dalam sekejap, dia pun mengerti maksud Ratu.      

Sedangkan Raja, hanya menyembunyikan semuanya ini di dasar matanya. Karena dia takut dengan Xuanyuan Pofan yang duduk di sampingnya, jadi dia tidak enak kalau harus mengatakan apa-apa. Jadi dia hanya menghela napas dingin di dalam hatinya.      

Anakku, pangeran kedelapan ini, sepanjang harinya selalu saja suka menghabiskan pikiran dan perasaanya kepada hal-hal yang tidak penting. Ini benar-benar membuatku kecewa saja, batin Raja.     

Namun, detik berikutnya, kekecewaannya dan juga ketidaksenangannya ini langsung dihancurkan oleh suara manis dalam sekejap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.