Istri Kecilku Sudah Dewasa

Apa Mau Menikah Denganku?



Apa Mau Menikah Denganku?

1"Nona Lie Nieduo, ini kamarnya, silakan masuk." Pelayan kediaman Zhan tidak menilai orang dari penampilan. Mereka sangat sopan kepada Lie Nieduo, bahkan mengantar Lie Nieduo sampai ke pintu kamar Zhan Zihao sambil berkata padanya. Kemudian juga membawanya menuju kamar.     

Tidak ada siapapun di kamar itu, hanya ada Zhan Zihao seorang. Dia sedang berbaring di ranjang, sambil memegang gunting di tangannya. Sepertinya dia sedang menggunting kertas.     

Pelayan kediaman Zhan maju, lalu melapor kepada Zhan Zihao, "Tuan muda kedua, Nona Lie Nieduo datang."     

Zhan Zihao mengangkat kepalanya dan melihat Lie Nieduo, lalu menundukkan kepalanya dan menjawab pelayan itu dengan santai, "Em. Keluarlah."     

Lie Nieduo tanpa sadar menggigit bibirnya dan merasa sangat gugup. Namun, melihat wajah Zhan Zihao yang memerah segar, kelihatannya kesehatannya sudah pulih dengan sangat baik. Membuat batu yang menggantung di hatinya sedari tadi pun akhirnya jatuh. Hanya saja, karena ada satu alasan lain, dia pun kembali sangat gugup.     

Setelah pelayan itu keluar, Zhan Zihao berkata kepada Lie Nieduo, "Di sana ada bangku, duduklah."     

Zhan Zihao dari awal sudah tahu kalau tunangannya yang gemuk ini akan datang menjenguknya. Pelayan di kediamannya sudah memberitahunya lebih awal. Ayahnya juga telah memintanya untuk tidak mengganggunya, dan harus sopan kepadanya.     

"Tidak usah, aku… Aku datang hanya untuk melihat apakah lukamu sudah membaik atau belum," jawab Lie Nieduo sambil melambaikan tangannya.     

"Apakah kamu ingin menikah denganku?"     

Baru saja Lie Nieduo selesai bicara, terdengar lagi suara pemuda itu. Tangannya yang memegang gunting pun berhenti. Dia lalu mengangkat matanya sambil melihat ke arah Lie Nieduo dan bertanya.     

Kamar sangat hening. Pertanyaan ini seperti keluar begitu saja tanpa peringatan, sangat tiba-tiba dan terus terang.     

Wajah Lie Nieduo langsung memerah. Dia tidak menyangka kalau Zhan Zihao akan bertanya dengan begitu terang-terangan seperti ini. Apa maksudnya dia bertanya seperti itu? batinnya.     

Gadis itu tidak juga bicara, dia hanya berdiri di kejauhan dengan wajah gemuk yang memerah malu. Kemudian, pemuda itu pun bertanya lagi, "Maukah?"     

Lie Nieduo menggigit bibirnya dengan erat, dan wajah gemuknya sudah memerah seperti bisa meneteskan darah. Saat dia bereaksi, namun ucapannya malah sudah keluar begitu saja dari mulutnya. Rasanya dia seperti ingin memotong lidahnya sendiri, "Seharusnya aku yang bertanya, apakah kamu bersedia menikahiku?"     

Sekarang gantian pemuda itu yang diam. Zhan Zihao tertegun sejenak, lalu dia menundukkan matanya dan suaranya menghangat, "Aku tidak tahu."     

Tidak... Tidak tahu… Aku tidak tahu… Hati Lie Nieduo pun lega. Untung saja Zhan Zihao bilang 'tidak tahu' dan bukan 'tidak mau'. Jadi, hal itu tidak sampai membuatnya merasa begitu jelek dan canggung.     

Lie Nieduo yang datang menjenguknya sebagai tunangannya, jika terlalu tidak disukai dan dipermalukan oleh Zhan Zihao. Pasti itu akan melukai martabat keluarga Lie.      

Seberapa biasa keluarga Lie-nya ini, tapi tetap saja masih memiliki martabat dan harga diri. Karena rakyat biasa juga masih memiliki kebanggaan dan harga diri rakyat biasa. Seberapa tidak percaya dirinya Lie Nieduo, tapi tetap tidak boleh begitu saja menghancurkan kebanggaan satu keluarganya.     

Sebelum datang ke sini, beberapa kakak laki-lakinya memberitahu Lie Nieduo kalau perjodohan ini adalah pernikahan yang dijanjikan oleh Tuan dari keluarga Zhan. Demi membalas kebaikan ayah Lie Nieduo yang telah menyerahkan semua lumbung beras keluarganya. Selama perang Ping Qiu antara kerajaan Dong Xuan dan kerajaan Nan Yan.     

Pada masa itu, ayahnya lebih memilih membiarkan keluarganya untuk menahan lapar, dan hanya makan kulit kayu untuk memuaskan rasa laparnya. Daripada harus kurang dalam memberikan setengah butir beras kepada pasukan perang Tuan Zhan.     

Lie Nieduo sebenarnya memiliki tujuh kakak laki-laki, dan salah satunya memiliki fisik sangat lemah sekali. Karena itulah, akhirnya saat itu dia mati kelaparan. Jika saja makanan bantuan dari pemerintah datang terlambat sedikit saja, mungkin ayahnya dan seluruh keluarganya juga sudah mati kelaparan.     

Saat itu, Lie Nieduo masih berada di dalam perut ibunya. Kemudian, Tuan Zhan menyentuh perut ibunya dan bersumpah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.