Rasa Sentuhan Di Tangan Pasti Sangat Enak Sekali!
Rasa Sentuhan Di Tangan Pasti Sangat Enak Sekali!
"Bebek panggang terlaris di toko bebek panggang Lie Ji, dan yang paling penting, aku sendiri yang pergi ke pasar makanan Jin Long, lalu mengantri untuk membelikanmu makanan lezat ini. Pokoknya ini masih segar sekali!"
Sebenarnya, Xuanyuan Poxi hanya mengantri setengah jalan saja, lalu dia sudah tidak bisa sabar lagi sehingga langsung menyuruh pengawalnya untuk memperlihatkan balok perintah. Kemudian dia langsung menyuruh bos toko bebek panggang itu untuk duluan memasakkan bebek panggang untuknya.
Ratu menaruh cangkir tehnya, lalu dia tersenyum dan berkata kepada Liuli Guoguo, "Liuli Guoguo, jangan makan bebek panggang itu, sudah berminyak, enek lagi. Tidak akan baik untuk kesehatan tubuhmu jika makan itu terlalu banyak."
"Seharusnya makan hidangan sayur-sayuran! Ini adalah nasi panggang madu dengan beraneka ragam kelopak bunga. Aku sendiri yang memasak ini untukmu. Tidak hanya lezat, tapi juga sangat bergizi dan sehat."
"Si persik madu, makan punyaku dulu saja!"
"Liuli Guoguo, makan punya ibu Ratu dulu saja!"
"Makan dulu punyaku!" kata Xuanyuan Poxi.
"Makan dulu punyaku!" kata ibu Ratu.
Liuli Guoguo tertegun sekaligus bingung melihat mereka. Kasim dan juga pelayan terdekat yang masing-masing memegang bebek panggang rahasia, dan juga nasi panggang madu bunga hanya bisa menelan ludahnya. Mereka agak tidak percaya dengan apa yang dilihat. Ratu dan pangeran mahkota yang sedang bersaing semacam ini, entah apa benar-benar Ratu dan pangeran mahkota Dong Xuan.
Liuli Guoguo bergegas memanggil dua orang yang sedang menggila untuk bersaing dan merekomendasikan makanan lezat padanya. Kemudian mata anggurnya berkedip lagi dan lagi. "Em… Ibu Ratu, kakak Xuanyuan Poxi!"
"Ibu Ratu, kakak Xuanyuan Poxi, kalian benar-benar baik sekali padaku. Em… Aku, aku makan punya ibu Ratu dulu saja. Setelah makan punya ibu Ratu, baru aku akan makan punya kakak Xuanyuan Poxi," kata Liuli Guoguo sambil tersenyum dengan manis, dan membuat lesung pipinya muncul bagaikan bunga.
Ratu tersenyum seolah mengejek putra kedelapannya yang tersayang itu, lalu bergegas menyuruh pelayan terdekatnya, "Lihat tuh, menantu kesayanganku ini benar-benar pengertian dan juga punya selera bagus sekali. Fen Er, cepat berikan sendoknya kepada Nyonya kecil!"
Pelayan terdekat Ratu pun segera mengiyakan perintah, lalu dengan cepat menyajikan hidangan yang ada di tangannya ke atas meja kecil di depan Liuli Guoguo. Kemudian dia menyerahkan sendoknya kepada Liuli Guoguo.
Xuanyuan Poxi mengangkat jarinya yang seindah bunga anggrek, lalu meninggikan suaranya seperti suara anak perempuan. Setelah itu dia berkata dengan manjanya kepada Liuli Guoguo, "Cih! Si persik madu, si domba kecil ini marah! Si domba kecil tidak mau memedulikan lagi si persik madu!"
Tangan pelayan yang menyerahkan sendok itu bergetar, dan sendok itu hampir saja jatuh ke lantai. Namun, untungnya reaksi Liuli Guoguo sangat cepat. Dia segera menangkap sendok itu dengan cepat, lalu menyeka keringat dan menepuk keningnya. Kemudian dia berkata pada Xuanyuan Poxi, "Kakak Xuanyuan Poxi, kamu sudah cukup deh!"
"Tidak cukup, tidak cukup! Sedikitpun tidak cukup! Mbek mbek mbek!" ucap Xuanyuan Poxi yang meneruskan tindakan manja dan sok imutnya ini, lalu tiba-tiba kepalanya dipukul oleh Ratu.
"Xuanyuan Poxi! Bagaimanapun kamu sekarang adalah pangeran mahkota yang mulia, apa kamu tidak bisa serius sedikit saja?!" tegur ibu Ratu.
Ratu benar-benar tidak berdaya. Setiap kali putra kedelapannya yang tersayang ini bertemu dengan Liuli Guoguo, si lobak kecil itu. Serta jika bertemu dengan Xuanyuan Pofan, putra keenamnya itu. Xuanyuan Poxi pasti akan berubah jadi agak tidak normal seperti ini.
Liuli Guoguo langsung tertawa begitu melihat kakak Xuanyuan Poxi-nya yang lebih hebat aktingnya itu dipukul oleh Ibu Ratu.
"Liuli Guoguo, jangan pedulikan dia. Ayo cepat makan saja. Aku sendiri yang turun ke dapur untuk memasak nasi panggang madu ini. Ayo cepat coba rasanya bagaimana," kata Ratu dengan penuh kasih sayang, sambil mencubit pipi kecil Liuli Guoguo. Setelah bicara, dia benar-benar tidak bisa menahan diri untuk mengelus pipi Liuli Guoguo yang lembut itu.
Xuanyuan Poxi merasa iri sekali di dalam hati ketika melihat ibu Ratu-nya bisa mencubit dan meremas pipi si persik madu. Rasa sentuhan di tangan pasti enak sekali! Cih, sayang sekali aku tak bisa melakukannya! Batinnya.
Liuli Guoguo mengiyakan ibu Ratu dengan senyum manisnya, dan lesung pipinya yang lucu. Dia kemudian melihat nasi panggang madu yang warnanya sangat beragam dalam satu piring. Ketika melihat ada kelopak bunga yang berwarna kuning, dia pun segera mengambil itu. Lalu, tanpa sadar dia menelan ludahnya sendiri.