Istri Kecilku Sudah Dewasa

Adik Kelas, Giliranmu (1)



Adik Kelas, Giliranmu (1)

0Kebanyakan guru besar yang terus bicara dari seluruh proses ini. Walaupun Wu Yunlie cukup dingin dan kaku, tapi selama waktu ini, dia masih mau bicara beberapa kata kepada murid-murid baru sebagai bentuk formalitas saja. Hanya Xuanyuan Pofan yang seperti Buddha karena tidak bicara. Seperti Buddha yang sangat malas sekali untuk melakukan apa-apa.     

Sejak Xuanyuan Pofan tiba di tempat ini dan duduk di singgasana permata di atas panggung, dia seolah tidak melihat orang lain sama sekali. Kedua tangannya hanya memegang pegangan kursi permatanya. Lalu alisnya yang indah itu memancarkan aura dingin yang tidak membiarkan siapapun mendekatinya. Serta mata elangnya yang tampak jahat dan agak tertunduk.     

Mungkin karena guru besar tahu sifat dan karakter murid kesayangannya yang begitu dingin dan kaku ini. Sehingga, dia sama sekali tidak mencoba meminta Xuanyuan Pofan berdiri ataupun mengucapkan sepatah kata kepada murid-murid baru ini.     

Setelah guru besar telah menyampaikan semua yang harus disampaikan kepada murid baru. Upacara sumpah ujian pun memasuki waktu yang paling dinantikan semua orang. Sosok berjubah hitam yang sangat menarik perhatian di atas singgasana itu pun akhirnya bersedia untuk berdiri.     

"Selanjutnya, dipersilahkan untuk guru besar, guru-guru dan juga dua alumi paling luar biasa kampus kita ini untuk membantu mengaktifkan gelang ruang sihir murid-murid baru!"     

Orang yang bertugas untuk menjadi pembawa acara dalam upacara sumpah ini pun naik ke atas panggung. Lalu melontarkan beberapa kata untuk mengumumkan jadwal selanjutnya, dan membuat seluruh orang jadi bersemangat serta menjadi kembali ramai.     

Para guru yang bertanggung jawab di setiap kelas mulai mengerutkan kening lagi, dan mulai mengatur murid-murid di setiap kelas. Entah berapa lama waktu yang dibutuhkan, akhirnya menara Xing Yun yang bising dan ramai itu kembali menjadi hening lagi.     

Setelah diatur kembali, Wen Shuo, guru besar kampus ini pun mengajak Wu Yunlie dan Xuanyuan Pofan berjalan menuruni panggung. Lalu pergi menuju murid-murid baru.     

***     

"Wow! Si Tulu! Si Tulu! Raja Huayou ternyata mulai dari barisan kita dulu!"     

Si Tulu masih dilema dan bingung di dalam hatinya. Tapi, bajunya tiba-tiba sudah ditarik oleh Fu Shuizhu, sahabat baiknya yang berdiri di belakangnya. Hal tersebut membuat seluruh tubuhnya pun menjadi kembali memerah.     

***     

"Kakak Wu Yunfu, jenderal Wu Yunlie datang ke barisan kita," kata Bai Yue sambil menarik lengan Wu Yunfu, lalu melaporkan hal ini padanya.     

Mendengar ini, Wu Yunfu yang masih menatap belakang kepala Liuli Guoguo pun akhirnya mengalihkan pandangan matanya, dan melirik ke sosok Wu Yunlie. Kakaknya yang sedang berjalan ke ujung barisannya, dan mulai membantu mengaktifkan gelang ruang sihir murid pertama yang ada di ujung barisan.      

Wu Yunfu tidak mengatakan apapun, dia hanya meliriknya dengan dingin, lalu menjawab Bai Yue, "Oh."     

***     

Kurang empat, kurang tiga, kurang dua, aduh kurang dua orang lagi. Kakak Po segera akan sampai di sampingku! batin Liuli Guoguo.     

Liuli Guoguo menundukkan kepala kecilnya. Mata anggurnya yang besar seperti sebuah kelereng kecil yang terus bergerak ke sana kemari, melirik ke arah kanannya. Lalu melirik ke sosok berjubah hitam yang berjalan selangkah demi selangkah, dan semakin dekat darinya.      

Jantungnya benar-benar berdegup kencang, bercampur dengan rasa bahagia dan gugup. Kedua tangan seputih saljunya itu juga terus meremas seragam merah mudanya dengan tidak tenang.     

Kecepatan Xuanyuan Pofan dalam mengaktifkan gelang ruang sihir sangat cepat luar biasa. Apalagi, kecepatannya ini sungguh tidak masuk akal. Wen Shuo, guru besarnya baru saja mengaktifkan satu gelang ruang sihir. Lalu Wu Yunlie baru mengaktifkan tiga gelang ruang sihir. Tapi, dia bisa-bisanya sudah mengaktifkan enam gelang ruang sihir.     

Wen Shuo memandangi gerakannya sendiri, dan juga gerakan murid kesayangannya itu. Lalu, lagi-lagi di melirik ke gerakannya sendiri. Tiba-tiba dia menghela napas dan membatin, Sudah tua, aku sudah tua.     

Dengan cara seperti ini, dalam waktu yang singkat, Xuanyuan Pofan sudah sampai di depan Lie Nieduo yang ada di samping Liuli Guoguo. Berdasarkan dengan rencana awalnya, demi tidak membocorkan identitasnya sendiri, diam-diam di dalam hati. Dia sudah bertekad untuk tidak boleh menatap Xuanyuan Pofan sembarangan.     

Tapi, begitu sosok berjubah hitam itu sudah sampai di sebelahnya. Mata anggurnya yang besar dan jernih itu masih saja tanpa sadar sudah langsung menatap pria itu.     

***     

Xuanyuan Pofan melengkungkan bibirnya dan tersenyum, lalu mengambil gelang ruang sihir yang diberikan oleh gadis gemuk di depannya. Ketika mengaktifkan gelang ruang sihirnya, dia tak bisa menahan diri untuk tersenyum ketika melihat si kucing kecil yang awalnya menundukkan kepala dan tidak berani melihatnya. Tapi sekarang, tiba-tiba tidak bisa mengendalikan diri untuk memandangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.