Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tokoh Besar yang Misterius (3)



Tokoh Besar yang Misterius (3)

2Setelah Wu Yunlie duduk, dia hendak melihat sekeliling untuk melihat di mana adiknya yang selalu melakukan hal gagal sepanjang hari, berdiri saat ini. Tapi, guru besar yang ada di sampingnya bertanya padanya, jadi dia pun bergegas menjawab, "Guru, Xuanyuan Pofan dia… Sepertinya sedang membeli sesuatu, sebentar lagi pasti sampai."     

"Em, baguslah kalau begitu. Aku masih khawatir anak ini tiba-tiba berubah pikiran saja," kata Wen Shuo yang tubuhnya begitu gemuk itu, sambil memegangi janggut kecil di dagunya. Lalu mengangguk kepada Wu Yunlie, namun merasa cukup tenang dan lega.      

Karena bagaimanapun, Wen Shuo sampai sekarang masih belum benar-benar percaya kalau murid kesayangannya itu akan datang ke sini. Sebab, muridnya itu selama ini paling tidak suka keramaian seperti ini.     

***     

Perhatian Liuli Guoguo sepenuhnya tidak tertuju pada poin utama yang dibicarakan Lie Nieduo. Kemudian dia menarik lengan baju Lie Nieduo, lalu tersenyum dan berkata, "Duo gemuk, lihat itu. Aku tidak bohong padamu kan. Guru besar memang gemuk sepertimu, hehehe."     

"Eh beneran ya. Namun, guru besar kelihatannya sangat serius sekali ya," kata Lie Nieduo. Perhatiannya pun langsung dialihkan oleh Liuli Guoguo. Namun, dengan segera dia langsung kembali sadar. "Aduh Xiao Guo, aku hampir saja dibuat teralih olehmu dari dewa perang nomor satu negeri Dong Xuan!"      

"Yang duduk di panggung tidak hanya guru besar. Tapi juga ada Tuan Wu Yunlie, jenderal besar Wu Yunlie loh! Xiao Guo, cepat lihat itu! Cepat! Itu adalah Wu Yunlie, Dewa perang nomor satu negeri Dong Xuan!"     

Melihat Liuli Guoguo yang begitu santai, Lie Nieduo khawatir kalau sahabat baiknya ini juga tidak tahu tokoh besar yang bernama Wu Yunlie ini. Jadi, dia pun bergegas menceritakan tentangnya dengan sangat bersemangat.     

"Em em, aku, aku sedang melihatnya kok," jawab Liuli Guoguo. Memang apanya yang bagus. Seberapa hebatnya dia, tetap saja tidak akan sehebat kakak Po. Seberapa tampan dia, tetap saja tidak akan setampan kakak Po, batinnya.     

Liuli Guoguo hanya berpura-pura ikut senang dan bersemangat untuk menyenangkan Lie Nieduo saja. Namun, sebenarnya di dalam lubuk hati dan pikirannya, saat ini dipenuhi oleh sosok Xuanyuan Pofan.      

Tidak tahu kenapa, Liuli Guoguo tiba-tiba punya firasat kuat yang memberitahunya kalau dia akan segera bertemu dengan kakak Po. Pikiran yang menurut kemungkinannya hanya nol persen ini, hanya melintas sebentar di pikirannya.      

Lalu, setelah pikiran itu melintas sebentar saja di kepalanya. Tiba-tiba detik berikutnya, Liuli Guoguo merasakan perubahan suasana yang kembali besar di lingkungan sekitarnya.     

Barusan, tidak peduli seberapa kerasnya guru-guru dan para pengurus kampus terus menegur murid-murid yang berteriak dan terus berbisik karena mengagumi jenderal Wu Yunlie.      

Bahkan begitu pula Duo gemuk yang begitu girang hingga tidak berhenti bicara dari tadi. Tapi tetap saja mereka semua tidak juga berhenti. Namun, saat ini tiba-tiba mereka semua jadi diam dan tenang dengan anehnya.     

Semua jeritan dan bisikan yang memekikkan telinga itu sudah tidak ada lagi. Seluruh menara Xing Yun yang awalnya sangat ramai sekali, tiba-tiba berubah menjadi sangat sunyi.     

Liuli Guoguo merasa kalau semua orang seperti tercekik dan tidak berani bernapas. Jadi, dia pun akhirnya mengangkat kepala kecilnya karena penasaran sekali. Hah? Kakak, kakak Po?! kakak Po kenapa bisa datang ke sini?! batinnya.     

Mata besar Liuli Guoguo yang begitu jernih berkedip lagi dan lagi, lalu berkedip lagi dan lagi. Karena dia masih tidak mempercayai ini. Wow! Benar-benar kakak Po-ku! batinnya.      

Liuli Guoguo benar-benar tak percaya ini. Tapi sekarang, saat ini juga, pria berjubah hitam yang sudah berjalan naik ke atas panggung tertinggi di menara Xing Yun. Kemudian duduk di salah satu singgasana permata di sana, saat itu juga tengah menatap Liuli Guoguo dengan mata elangnya yang gelap dan penuh perasaan.     

Ketika mata anggurnya yang jernih dan besar itu saling bertaut dengan mata elang yang gelap dan penuh perasaan itu. Tiba-tiba muncul cahaya yang tidak terlihat oleh orang biasa. Pancaran cahaya itu bahkan seperti membelah dunia menjadi dua bagian.      

Separuhnya adalah keramaian dan kesibukan dunia seperti biasanya. Kemudian separuhnya lagi hanya ada Liuli Guoguo dan kakak Po-nya. Separuh dunia ini sangat sunyi sekali. Begitu sunyi, bahkan Liuli Guoguo hanya bisa mendengar satu suara, yaitu suara detak jantungnya sendiri yang berdetak sangat kencang.     

Liuli Guoguo tidak berani melihat ke arah Xuanyuan Pofan lagi, dan dengan cepat menundukkan kepalanya. Dengan kedua tangan kecil seputih salju yang tergantung di depan seragamnya yang berwarna merah muda itu, mengait bersama dan bibirnya dikatupkan dengan rapat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.