Istri Kecilku Sudah Dewasa

Arena Balap Kuda



Arena Balap Kuda

0Pengawal ketujuh melihat kedua Tuannya itu telah pergi ke kandang kuda, jadi dia tidak perlu lagi untuk tinggal terus di paviliun ini. Sehingga, akhirnya dia pergi dan melompat ke pohon cranberry besar yang rindang, di samping arena balap kuda, dan berniat untuk tidur siang.     

Begitu pengawal ketujuh bersandar di batang pohon yang tebal dan besar, lalu menekukkan lututnya. Tiba-tiba ada telapak tangan besar yang merangkul pinggangnya. Setelah itu, terdengar suara dan napas hangat di telinganya.     

Sekalipun kerajaan Lan Hai memasuki awal musim dingin, namun cabang dan daun pohon cranberry yang menguning masih saja sangat lebat. Sehingga, jika tidak memperhatikan dengan cermat di atas pohon, maka tidak akan bisa melihat ada sosok warna merah dan hijau di salah satu pohon besar di sana.      

Bahkan, jika ingin melihat sedikit cermat, namun yang terlihat seperti hanya ada kain berwarna merah dan hijau di sana, yang bergerak di bawah dedaunan kuning.     

Hidung Du Heng mencium telinga wanita itu, lalu mencium aroma khas dari tubuh wanita yang memesona dari itu. Dia lalu berkata dengan bermalas-malasan kepadanya, "Xiao Qiqi, aku takut kamu akan bosan kalau sendirian, jadi aku datang ke sini untuk menemanimu."      

Hanya dengan mencium aroma wangi dan unik dari wanita ini. Membuat Du Heng merasa kalau tubuhnya sudah mulai memanas dengan tidak patuhnya.     

Pengawal ketujuh mengalihkan sepasang mata yang memesona kepada Du Heng, tapi dia tidak menghentikannya. Dia bahkan membiarkan Du Heng memeluk dirinya, dan mencium daun telinganya.      

Mereka ada di pohon, jadi tidak mungkin bagi pria satu ini untuk melakukan hubungan seks. Jika pengawal ketujuh semakin melawan, pada akhirnya yang kesulitan hanyalah dirinya sendiri.     

"Xiao Qiqi, aku sangat menginginkanmu, aku benar-benar merindukanmu, sangat sangat merindukanmu," ucap Du Heng yang tidak menyangka jika wanita di pohon itu akan sangat patuh seperti ini. Seolah-olah dia telah kembali ke sifat dinginnya yang dulu.     

Entah bagaimana dengan pengawal ketujuh yang malu serta ketakutan malam itu. Wajah kecil wanita ini yang memerah, serta kabut jernih yang memenuhi matanya, membuat penampilannya di malam itu sungguh sangat memikat.      

Du Heng sedikit kecewa ketika memandang pengawal ketujuh yang begitu tenang. Sebab, dia benar-benar merindukan pengawal ketujuh yang ketakutan seperti malam itu.     

Saat ini, pria itu telah menggigit lehernya. Pengawal ketujuh tahu, jika dia mendorong pria ini, hal ini hanya akan bertambah buruk. Jadi dia pun hanya bisa melontarkan kata-kata dengan dinginnya, "Raja An Yin, kamu sangat murahan."     

Benar saja, bibir pria itu yang sedang menggigit langsung berhenti. Kemudian dia mengusap-usap ujung hidungnya ke daun telinga wanita itu. Lalu, dia melengkungkan bibirnya dan berkata, "Aku memang murahan, tapi hanya murahan kepadamu saja."      

Du Heng bicara sambil telapak tangannya yang besar sudah terulur dan masuk ke dalam pakaian pengawal ketujuh. Lalu dia menyentuh payudara seempuk kapas dan seputih salju itu, kemudian meremasnya dengan kencang.     

Plakkk!      

Setelah itu, terdengar suara tamparan lagi.     

***     

Kerajaan Lan Hai memiliki banyak perairan dan sedikit sekali jalur darat. Kebanyakan rakyat di sini bepergian dengan perahu, dan sangat sedikit yang menggunakan kuda.      

Oleh karena itu, dalam perang ketika melawan musuh. Ketika prajurit berkuda mulai menyerang, mereka sering sekali rugi karena hampir selalu berperang lewat jalur darat. Sehingga, hal ini tidak menguntungkan untuk mereka.     

Setelah kaisar baru Murong Sheng naik tahta tahun lalu, dan menyadari masalah ini. Dia mengeluarkan sejumlah uang dengan jumlah yang besar untuk menyuruh orang membangun banyak arena balap kuda di daratan dan hutan di negeri Lan Hai ini.     

Murong Sheng lalu mendukung rakyatnya untuk belajar balap kuda dan mengikuti balap kuda sebagai sebuah kebiasaan. Dia meminta mereka sering ikut balap kuda, dan dermaga Lishui adalah arena balap kuda yang baru didirikan akhir tahun lalu.      

Dermaga Lishui ini juga merupakan arena balap kuda terbesar di antara arena balap kuda di negeri Lan Hai ini.     

Xuanyuan Pofan menggandeng tangan putih dan lembut Liuli Guoguo dan berjalan perlahan menuju kandang. Mungkin karena sudah cukup terlambat datangnya, jadi banyak peserta yang sudah memilih kuda.      

Sehingga di kandang sekarang sangat sepi, hanya terdengar suara sepoi angin dan juga beberapa kuda yang sedang mengunyah rumput. Tapi, samar-samar terdengar suara wanita yang sedang terengah-engah.     

Kepala Liuli Guoguo menoleh ke kanan dan ke kiri. Tapi, dia masih tidak melihat kakak Lu Ci dan kakak Xiao Mo. Namun, hanya dengan penglihatannya yang tajam itu, dia baru menyadari sesuatu.      

Mata bulat dan besarnya yang seperti anggur berkedip. Kemudian Liuli Guoguo menjulurkan kepalanya dan memperhatikan ke satu tempat. Dia merasa kalau ada yang aneh di tempat itu. Eh, kenapa di sana seperti ada dua kepala berambut hitam, ya? batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.