Empuk dan Sangat Nyaman
Empuk dan Sangat Nyaman
"Em, tidak mau..." kata Liuli Guoguo dengan paniknya, dan buru-buru meraih telapak tangan pria itu, yang bersiap bergerak dengan nakal di dadanya.
Xuanyuan Pofan menggigit daun telinga Liuli Guoguo, lalu suaranya yang begitu berat dan dingin, terdengar melontarkan kata yang tidak perlu dipertanyakan lagi pada Liuli Guoguo. "Ayolah, yang patuh!"
Gadis kecilnya ini usianya hampir tiga belas tahun. Jika orang lain, pasti mereka sudah tidak sabar dan langsung melahap seluruh tubuhnya. Sedangkan Xuanyuan Pofan berpikir, karena dia belum membawa Liuli Guoguo ke kota Dewa dan belum memberinya sebuah pernikahan akbar yang indah, tapi sudah melahapnya.
Menurut Xuanyuan Pofan, itu terlalu tidak baik dan kurang tulus. Sebab, hubungan seks pertamanya dan Liuli Guoguo, harus dilakukan dan diserahkan ketika hari pernikahan. Tapi sekarang, setidaknya biarkan dia meminum sup di daging dada ini. Karena dia sudah menahan diri terlalu lama, dan itu benar-benar tidak mudah baginya.
"Tidak mau..." kata Liuli Guoguo dengan enggannya. Tangan seputih saljunya masih dengan keras kepala mendorong telapak tangan besar pria itu. Dia merasa kalau kakak Po benar-benar semakin lama semakin jahat.
Beberapa kali ketika berciuman denganku, akhir-akhir ini kakak Po selalu tiba-tiba menyentuh si putihku. Apakah karena si putihku ini sudah tumbuh besar, ya? Uh, kakak Po benar-benar jahat, jahat! batin Liuli Guoguo.
Bibir tipis Xuanyuan Pofan berpindah ke dagu Liuli Guoguo. Setelah menjilati dan menggigitnya, lalu dia berkata, "Kenapa kamu begitu tidak patuh hari ini? Em? Cepat singkirkan tangan kecilmu, aku mau menyentuhnya."
"Kakak Po, kamu..."
Mendengar kata-kata tak tahu malu dari pria itu, wajah kecil Liuli Guoguo langsung berubah semakin memerah, seperti batu bara panas di bawah panci panas. Mata besar bagai anggur itu jadi semakin basah dan tampak malu. "Kakak Po, kenapa kamu begitu... Uh..."
Belum selesai kata 'jahat' diucapkan oleh Liuli Guoguo, sekali lagi Xuanyuan Pofan telah lebih dulu menutup bibir ceri kecilnya yang kemerahan. Lalu, telapak tangan besarnya juga telah menyingkirkan tangan kecil seputih salju itu.
Kemudian Xuanyuan Pofan meremas di putih dengan bebas dan begitu agresif. Liuli Guoguo benar-benar sudah menjadi gadis dewasa, payudaranya sudah semakin besar saja, sangat lembut sekali, batinnya.
"Em..."
Liuli Guoguo yang terus dicium dan diremas oleh pria itu, perlahan lemas dan melunak seperti menjadi genangan air. Tangan kecilnya yang lembut ditekan ke dada kokoh pria itu, dan membiarkan dirinya menerima tindakan dominan dan agresif tanpa berhenti dari pria itu.
Telapak tangan besar Xuanyuan Pofan yang lain terus menjelajah ke atas dan ke bawah. Sedangkan Liuli Guoguo entah kenapa tidak berani melawannya. Dia hanya bisa berduka di dalam hati untuk si putih, sebagai permintaan maaf dan menyerah kepada pria itu.
Si jubah hitam menindih si baju merah muda, dengan pose seperti ini mereka terus berpelukan dan menjerat cukup lama. Baru setelah itu, Xuanyuan Pofan menggendong Liuli Guoguo ke dalam pelukannya, dan hendak meremas lagi si putihnya. Kemudian pergi ke kamar mandi untuk berendam air dingin agar bisa memadamkan api di dalam dirinya.
Liuli Guoguo sudah lemas di dalam pelukan Xuanyuan Pofan. Lalu dia bertanya dengan lembut, dengan wajahnya yang masih memerah, "Kakak Po, kenapa kamu suka sekali meremas si putihku, kamu benar-benar menjengkelkan deh."
Xuanyuan Pofan mengelus telinga kecil Liuli Guoguo dan menjawab, "Empuk dan sangat nyaman." Telapak tangannya yang besar kini tengah memainkan ceri merah di tengah-tengah si putih di dalam baju Liuli Guoguo. Membuat Liuli Guoguo merapatkan bibirnya, dengan wajahnya yang semakin memerah.
Setelah Xuanyuan Pofan merasa cukup menikmati Liuli Guoguo, kemudian dia menaruh Liuli Guoguo kembali ke bantal untuk membaca buku. Lalu, dia sendiri berdiri, dan dengan cepat berlari menuju kamar mandi.
Wajah kecil Liuli Guoguo merah tersipu, lalu dia buru-buru mengencangkan ikatan di baju atasan merah mudanya, yang baru saja dilonggarkan oleh kakak Po-nya. Lalu dia menggembungkan pipinya yang memerah, kemudian mengupas sebuah permen hijau, dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
Merasa lapar setelah berciuman dengan kakak Po-nya dalam waktu cukup lama. Liuli Guoguo pun kemudian berteriak kepada pelayannya yang menjaga di luar tirai manik-manik, "Xiao Denglong, aku lapar. Aku ingin makan bakso kuning rebus dan ayam krispi."
"Baik, Nyonya kecil. Hamba akan pergi ke dapur dan meminta koki Fang Mici dan koki Cai Yinan memasaknya untukmu," jawab Xiao Denglong yang berdiri di luar tirai manik-manik. Lalu, dia pun bergegas pergi ke dapur.
Tanpa disadari sama sekali, begitu Xiao Denglong baru saja melangkah keluar dari pintu paviliun Ya. Tiba-tiba ada sebuah bayangan gelap yang masuk ke dalam ruangan.