Si Manis (2)
Si Manis (2)
Pria itu berpikir seperti ini, lalu dia bersiap untuk mengetuk pintu kamar nomor enam. Namun, tepat pada saat ini, tiba-tiba pengawalnya berjalan menghampirinya dan berkata padanya, "Tuan, Nona Liuli Guoguo ada di kamar Tuan."
Begitu mendengar ini, tubuh Xuanyuan Pofan seketika bergetar. Pengawal kesembilan melihat Tuannya yang tampak terkejut, namun juga senang sekali. Dia pun tanpa sadar melengkungkan bibirnya dan tersenyum saat melihat ini. Ketika tadi dia melihat Xuanyuan Pofan kembali, sebenarnya dia ingin segera maju untuk memberi hormat ke Tuannya, dan mengatakan hal ini padanya.
Tapi, belum sempat pengawal kesembilan memberi hormat, tiba-tiba Tuannya itu malah mengubah arah jalannya ke pintu kamar Nyonya kecil. Hal ini membuatnya sangat mengagumi chemistry antara Tuannya dan Nyonya kecil.
Setelah melihat Xuanyuan Pofan masuk kamar, pengawal kesembilan pun jadi tenang dan tidak lagi berjaga di luar pintu kamar. Setelah itu dia kembali ke kamarnya sendiri.
Xuanyuan Pofan membuka pintu dengan perlahan. Sudut bibirnya dengan tak terkendali naik cukup tinggi saat melihat pemandangan di dalam kamar. Ketika dia masuk kamar dan melihat pemandangan itu, mata elangnya yang penuh dengan kebahagiaan dalam sekejap melembut seperti air.
Xuanyuan Pofan hanya melihat seorang gadis berbaju merah yang sedang tidur dengan bersandar di atas meja mahoni di samping jendela. Dia tidur dengan sangat lelap. Kepala kecilnya miring dengan ditumpu oleh dua lengan kecilnya yang sedang memeluk sebuah buku.
Bibir kecil merah yang lembab itu manyun seperti paruh bebek kecil. Beberapa helai rambut hitamnya sedikit berantakan di wajah putih dan lembut gadis itu. Angin perlahan berhembus dan menggoyangkan beberapa helai rambut tersebut. Hal itu membuat gadis kecil yang tampak cantik, namun sudah tidak rapi ini malah jadi semakin menggemaskan, si manis dan imut Liuli Guoguo.
Di atas meja, selain buku pedang goblin yang tadi Liuli Guoguo baca dan juga satu set cangkir teh. Ada juga beberapa bungkus kertas permen dan juga satu buah delima merah yang sangat besar.
Ketika pria itu melihat buah delima merah yang besar itu, dia langsung mengerti sesuatu. Hatinya dalam sekejap menghangat, seperti sebuah taman bunga yang bermekaran dengan indahnya. Kebahagiaan seketika menyelimuti seluruh hatinya.
Xuanyuan Pofan baru menyadari kalau dia yang tadi marah kepada gadis kecilnya ini, merupakan hal yang sangat bodoh dan picik. Padahal istri kecilnya begitu imut dan baik hati. Namun, entah kenapa dia bisa tega menyalahkannya. Pada saat ini, rasanya dia ingin benar-benar menampar dirinya sendiri.
Liuli Guoguo memanyunkan bibir kecilnya. Dia merasa kalau posisi tidurnya ini membuatnya sedikit nyeri dan kesemutan. Kemudian dia memindahkan pantat kecil dan juga lengannya ke posisi tidur yang lainnya.
Hanya saja, Liuli Guoguo tidak tahu bahwa sedetik berikutnya, dirinya sudah masuk ke sebuah pelukan yang sangat hangat. Lalu, dia tidur dengan pulasnya di dalam pelukan ini. Dia bahkan berhasil tidur terus sampai langit sudah gelap.
Ketika bangun lagi, Liuli Guoguo merasa terselimuti dengan napas yang sangat familiar baginya. Tangan kecil dan putihnya kemudian mengucek matanya agar bisa melihat dengan jelas. Setelah itu, dia mengedip-kedipkan matanya lagi dan lagi.
Liuli Guoguo baru menyadari kalau dirinya sedang berada di atas lutut seorang pria. Kepala kecilnya sedang disandarkan di dada pria itu. Kemudian pria itu meletakkan satu tangan di perutnya untuk memeganginya, sambil membaca gulungan buku yang ada di tangan lainnya.
Bodoh sekali aku, kenapa aku bisa-bisanya ketiduran, sih?! Memalukan sekali. Padahal aku jelas-jelas ingin menunggu kakak Po pulang, setelah itu memberikan delima ini kepadanya dengan angkuh. Lalu, berjalan keluar dan menunggu Kakak Po datang membujuk dan menghiburku.
Tapi, kenapa perkembangan rencananya jadi tidak benar begini sih?! batin Liuli Guoguo sambil memikirkan semua ini. Lalu, suara rendah dan berat dari pria itu tiba-tiba terdengar.
"Dasar serangga tukang tidur, sudah tidur sampai kenyang, ya? Em?" goda Xuanyuan Pofan sambil menghentikan tangannya yang sedang membalik gulungan buku. Kemudian dia mendongak dan mencubit hidung kecil Liuli Guoguo.
Cih, aku bukan serangga tukang tidur, ya! batin Liuli Guoguo sambil menopang pipinya dengan kedua tangan. Lalu dia turun dari lutut pria itu dan mengambil buah delima merah dan besar yang ada di atas meja.
Selanjutnya, Liuli Guoguo menaruh buah delima itu ke dekapan Xuanyuan Pofan, lalu mengangkat kepalanya dengan angkuh dan berkata dengan sombongnya, "Itu… Em kakak Po. Aku ke sini bukan untuk menemuimu, lho. Aku ke sini hanya untuk memberimu delima ini saja. Cih, tidak usah berterima kasih. Aku pergi dulu!"
Setelah bicara, Liuli Guoguo langsung pergi dengan angkuhnya. Dia berbalik dan berlari untuk pergi ke luar. Tapi, tiba-tiba tangan putih kecilnya ini ditarik oleh Xuanyuan Pofan.
Setelah Xuanyuan Pofan menarik tangan Liuli Guoguo yang kecil dan seputih salju, dia pun mengerutkan kening dan berkata dengan lemasnya, "Liuli Guoguo, aku yang salah."
Liuli Guoguo awalnya mengira kalau Xuanyuan Pofan mungkin hanya akan menghiburnya saja. Tapi, dia tidak menyangka jika kakak Po ini malah mengakui kesalahannya, dan benar-benar minta maaf padanya. Hidungnya terasa masam, lalu dia bergegas berbalik lagi dan melompat ke pelukan pria itu. "Kakak Po, aku memaafkanmu!" ucapnya.
Xuanyuan Pofan pun tercengang.