Seleranya Benar-Benar Lebih Buruk Daripada Buruk
Seleranya Benar-Benar Lebih Buruk Daripada Buruk
Mata orang-orang yang melihat aura dan wajah tampan pria ini, benar-benar hanya bisa menghela napas kagum. Tapi, ketika melihat ke kuda yang ditunggangi oleh pria itu, membuat mereka semua menjadi sangat terkejut.
Sebab, kuda yang ditunggangi oleh pria berjubah hitam ini adalah kuda berwarna coklat yang sangat kurus sekali. Seperti kuda yang tak sehat dan tak punya banyak gizi. Tubuhnya bahkan lebih pendek daripada kuda-kuda peserta lainnya.
Orang-orang tidak paham, kenapa pria berjubah hitam yang memiliki wajah dan aura yang menakjubkan ini. Bahkan auranya itu benar-benar berbeda dari orang biasa, yakni aura yang terpancar dengan sangat menakjubkan. Namun entah kenapa dia bisa memilih kuda yang sangat buruk. Seleranya benar-benar lebih buruk daripada buruk.
Liuli Guoguo yang ada di depan pagar paviliun Hua menarik suaranya dan berteriak kepada pria berjubah hitam yang ada di pintu hutan lebat yang tak jauh darinya, "Kakak Po, semangat!"
Di antara banyak suara orang-orang, namun yang masuk ke dalam telinga Xuanyuan Pofan hanyalah suara manis istri kecilnya. Dia lalu menoleh ke arah suara itu, kemudian melengkungkan bibirnya dan memberikan senyuman yang hangat kepada Liuli Guoguo. Di tengah kerumunan orang ini, aku mendengarmu, hanya mendengar suaramu saja, batinnya.
Liuli Guoguo juga memperlihatkan ekspresi imut dan menggemaskan di wajah lembutnya, dalam sekejap ekspresi ini menghangatkan seluruh hati pria berwajah tampan itu.
***
Saat perlombaan akan dimulai, ada seorang paman dengan garis hitam di dahinya, memukul gong dan berjalan menuju kerumunan. Setelah itu dia berteriak kepada semua orang, "Ayo, ayo! Silakan taruh uang kalian! Ayo bertaruh! Kalian merasa peserta mana yang akan memenangkan perlombaan ini."
"Ayo silahkan kalian bertaruh uang kalian untuk siapa. Ayo taruh uang ini. Jika kalah, tidak akan mendapatkan apa-apa. Tapi kalau menang, kalian akan menghasilkan banyak sekali uang!"
Di belakangnya, ada dua pelayan cantik dengan nampan kayu mahoni di tangan mereka. Salah satu nampan mahoni kosong, dan di nampan mahoni yang satunya ada banyak balok kayu kecil dengan dua puluh pola berbeda.
Pola yang diukir pada dua puluh balok kayu kecil itu sama dengan pola pada balok kayu yang digantung di leher kedua puluh peserta balap kuda. Semua orang mulai bergumam dan berkomentar, peserta mana yang akan mereka pilih untuk taruhan balap kuda ini.
"Aku ingin bertaruh untuk gadis cantik berbaju hijau cerah itu! Tidak hanya orangnya yang cantik, bahkan dia sangat berani sekali mengikuti perlombaan ini. Aku mau bertaruh untuknya!" kata seorang pria berotot dengan perut besar sambil mengeluarkan banyak koin tembaga dari lengan bajunya.
Pria itu lalu menaruhnya ke piring mahoni yang dipegang oleh pelayan itu. Kemudian dia memilih balok kayu kecil dengan pola yang sama dengan balok kayu yang digantung di kuda Du Heng.
"Aku juga ingin bertaruh untuk wanita cantik itu!" kata seorang pria tua bungkuk yang mengelus jenggotnya. Dia lalu melepas sepatu kainnya, mengambil uang pribadinya dari stokingnya, dan melemparkan semuanya ke atas piring mahoni.
Aku tahu, pasti istriku akan marah sekali kalau tahu ini! walaupun uang pribadiku tidak ada lagi, itu tidak masalah. karena aku bisa mencari uang lagi nanti! Jadi nanti tinggal menjual ikan satu perahu lagi saja, maka nanti juga dapat uang lagi, batinnya.
"Aku bertaruh untuk anak muda berbaju kuning cerah yang berdandan seperti pria itu. Dia begitu tampan, padahal hanya berdandan seperti laki-laki! Kalau dia ganti baju dengan baju wanita, dia pasti akan sangat cantik sekali! Hehehehe!" kata seorang paman dengan wajah bopeng sambil mengeluarkan seluruh koin perak dari lengan bajunya, dan melemparkannya ke piring mahoni.
Pelayan yang membawa piring mahoni hanya bisa membatin, Jadi kalian semua ini bertaruh hanya berdasarkan dengan penampilan luar saja! Dasar murahan sekali kalian!
"Aku mau bertaruh untuk pria berjubah hitam itu, dia tampan sekali!!" kata seorang gadis muda gemuk dengan wajah yang jerawatan sambil memegangi wajah berjerawatnya itu. Di wajahnya tampak sekali ekspresi yang sangat mengagumi ketampanan pria itu.
Tapi, kakak laki-laki yang ada di samping langsung menghentikannya, "Eh! Adik, tenanglah. Lihatlah kuda yang dipilih pria berjubah hitam itu sangat kurus dan pendek sekali. Dia pasti kalah, jadi jangan buang-buang uang dengan sia-sia dong."
"Oh oh! Benar juga! Kalau begitu aku akan bertaruh untuk peserta di sebelahnya. Pria berbaju kuning gelap di sebelahnya juga sangat tampan sekali! Dan kudanya sangat tinggi dan kuat! Em! Aku akan bertaruh untuknya!" kata gadis muda gemuk yang wajahnya berjerawat itu.
Kemudian gadis muda gemuk yang wajahnya berjerawat dengan segera melepaskan tiga puluh delapan jepit rambut dari sanggul ular sihirnya yang sangat mahal. Demi pria idaman barunya, yakni pria kuning berbaju kuning gelap itu, dia melemparkan banyak jepit rambutnya ke piring mahoni.
Kakak laki-laki di samping gadis muda gemuk itu menggelengkan kepalanya, menghela napas dan diam-diam memaki adik gadisnya yang tidak segera menikah ini di dalam hatinya. Lalu, dia mengeluarkan koin tembaga dari saku dadanya dan melemparkannya ke piring mahoni sambil berkata, "Aku bertaruh untuk wanita cantik berbaju hijau cerah itu."