Istri Kecilku Sudah Dewasa

Bersama-sama Merendam Kaki (Bagian 2)



Bersama-sama Merendam Kaki (Bagian 2)

0Xuanyuan Pofan terus mengikuti permainan Liuli Guoguo yang kekanak-kanakan dengan mengubah suaranya. Dari suara yang begitu rendah, sekarang jadi suara yang begitu kuat. "Baiklah, kami pasti akan menikahi kalian. Jadi kalian jangan menangis, ya!" katanya.     

Begitu mendengar ini, Liuli Guoguo langsung tersenyum dengan ceria seperti bunga yang mekar. Dia membungkuk, lalu memberikan ciuman ke wajah tampan Xuanyuan Pofan. Ciuman yang begitu manis itu datang begitu saja dan membuat Xuanyuan Pofan tidak bisa dan tidak mungkin menolaknya.     

"Kakak Po, aku diminta adik-adik jari kakiku untuk menciummu sebagai tanda terima kasih mereka kepada ayah kakak-kakak jari kaki," kata Liuli Guoguo dengan suara lembutnya.     

***     

Betapa manisnya tempat yang penuh dengan cahaya kebahagiaan itu, dan di sisi lain ada sebuah kegelapan yang mengerikan. Di danau Jing, yaitu kediaman seorang pegawai pemerintah, rumah keluarga Pao,     

Jeritan gadis kecil terdengar begitu kencang dari halaman belakang hingga halaman depan. Sungguh membuat orang yang mendengarnya merasa ketakutan dan kasihan. "Dasar gadis murahan! Siapa yang suruh kamu seenaknya, hah?! Aku pasti akan memukulmu sampai mati!" maki Pao Meiqing dengan kejamnya. Wajah yang sebenarnya sangat lembut dan begitu putih itu, saat ini terlihat sangat suram dan menakutkan.     

Pao Meiqing terus menerus mencambuk dan memukul gadis kecil yang kesakitan bagai tikus di halaman itu. "Aduh aduh aduh! Nona ampun nona! Hamba salah, hamba salah nona!" teriak Pao Baobao sambil menutupi kepalanya dengan kedua tangannya. Dia sebenarnya ingin melawan, tapi sayangnya percuma. Dia tahu kalau dia melawan, yang ada untuknya malah hukuman yang lebih besar dan menyakitkan.     

Cambuk itu jatuh ke punggung Pao Baobao lagi dan lagi, membentuk satu demi satu noda darah yang mengerikan seperti kelabang. Pao Meiqing pun terus memaki, "Dasar jalang! Budak anjing! Apakah kamu ingin mencari majikan lain sehingga kamu mulai mendekati istri kecil Raja Huayou, hah? Dan tidak ingin lagi jadi pembantu yang menemaniku belajar di sekolah, hah?!" Dia telah terbiasa dengan cara menganiaya budak dan pembantunya, semkin dia memukul, tenaganya semakin kuat dan kejam.     

Pao Baobao kemudian berteriak sambil berkata, "Tidak, tidak pernah, hamba tidak pernah berpikir begitu Nona! Hamba juga tidak berani berpikir seperti itu!"     

"Cih, jika kamu berani berpikir begitu, lihat saja, aku pasti akan memukulmu sampai mati!" kata Pao Meiqing dengan keras sambil mengambil cambuk yang jatuh di tanah, dan lagi-lagi memukulkannya ke Pao Baobao. Suara teriakan kesakitan yang terus terdengar membuat orang-orang yang ada di sana merasa takut dan kasihan.     

Istri pegawai pemerintah yang tidak lain adalah ibu Pao Meiqing melihat pemandangan ini, dan dia tidak merasa kalau anaknya akan berhenti memukul. Karena dia khawatir kalau nanti anaknya benar-benar akan memukul Pao Baobao sampai mati, jadi dia pun maju dan segera menghentikannya     

"Sudah, sudah. Pao Meiqing, sudah jangan memukulnya lagi! Budak ini bukanlah budak biasa. Kalau dia mati, penyakitmu nanti..." kata istri pegawai pemerintah itu. Lalu, ketika bicara sampai sini, Pao Meiqing pun terdiam dan perlahan mulai berhenti. Begitu melihat ini, dia dengan segera merebut cambuk yang ada di tangan anaknya itu.     

Tidak ada serangan dan pukulan yang menyakitkan lagi. Pao Baobao pun berbaring tergeletak dengan tak bertenaga di tanah, dan sudah ada banyak darah yang keluar dari mulutnya, memenuhi tanah yang ada di sekitarnya. Ketika dia hampir pingsan, dia merasakan kalau seorang wanita tua berlari ke arahnya dengan berlinangan air mata. Lalu, tiba-tiba juga terdengar suara yang begitu dingin dan angkuh.     

"Pelayan murahan ini telah membuat Nona kelima marah dan tidak senang. Kurung dia di ruang kayu perapian! Tidak ada yang boleh memberinya makan. Awasi dia jika sudah hampir mati kelaparan, baru beri dia makan. Dengar tidak kalian?"     

"Laksanakan."     

***     

Setelah merendam kakinya, Xuanyuan Pofan tidak membiarkan pelayan Liuli Guoguo melayaninya. Dia langsung meminta pelayan menyerahkan sapu tangan dan menyeka kakinya sendiri. Setelah itu, dia meraih kaki kecil seputih salju Liuli Guoguo dan menariknya ke lututnya sendiri. Dia pun menyeka kaki kecil itu dengan sapu tangan merah muda.     

Xuanyuan Pofan pun mulai menyeka kaki kecil itu dengan sapu tangan merah, lalu mendengar istri kecilnya berkata dengan manis, "Terima kasih, Kakak Po."      

Setelah menyeka sampai kering dan bersih kaki Liuli Guoguo, Xuanyuan Pofan kemudian menepuk kaki itu dan berkata,"Kaki bau sekali."     

"Hihihihi, kakiku tidak bau, ya! Tapi sangat harum. Kalau tidak percaya, Kakak Po coba cium deh," jawab Liuli Guoguo.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.