Istri Kecilku Sudah Dewasa

Anak kampungan (2)



Anak kampungan (2)

1"Adik Yiqian Chi, kamu tidak mengerti. Apa tidak boleh menilai dari penampilan luar, atau ada ilmu filsafat mengenai harus memahami dulu baru menilai? Sebenarnya, semua filsafat itu tidak benar. Apa kamu tahu, tujuan orang semacam itu ikut bertanding itu apa? Tujuan orang semacam itu ikut bertanding adalah untuk semua hal yang telah kita miliki sejak lahir."      

"Mereka mengira kalau mereka bisa memanjat gunung emas dan kejayaan ketika mereka ikut di pertandingan ini. Lalu, tanpa sengaja bisa masuk ke daftar pemenang pertandingan Fengyun Sirius tingkat besar. Padahal, ini hanya mimpi di siang bolong saja! Hahahaha."     

"Walaupun mereka bisa jadi lebih kuat. Tapi darah yang mengalir di tubuh mereka itu statusnya sudah rendahan. Sebenarnya, meskipun mereka bertanding dan berjuang seumur hidup mereka, namun mereka tetap tidak akan pernah berhasil. Karena ketika kita masih jadi janin, kita sudah memenangkannya lebih dulu, hahahahahahaha."     

Pemuda berbaju hijau kemudian tertawa terbahak-bahak. Tapi, saat belum puas dia tertawa, dia merasa kalau ada sesuatu yang menikam pundaknya. Kemudian dia menoleh dan melihatnya, dan ternyata itu adalah anak kampungan yang baru saja ditertawakannya.     

Mata Su Muhuan yang begitu besar, bulat dan bersinar, ditambah dengan lengkungan di sudut matanya. Hal itu yang membuat orang lain merasa kalau gadis di depannya ini begitu polos. Sebab, mata jernihnya yang berkaca-kaca itu, membuat orang yang menatapnya jadi mudah jatuh, dan masuk ke dalamnya. Karena itulah, begitu Murong Mingtao melihat anak kampungan itu, dia langsung tertegun.      

Ketika Murong Mingtao melangkah masuk melewati pintu masuk tadi, dia hanya melihat punggung anak kampungan itu. Namun, dia tidak melihat wajah gadis itu. Tapi sekarang, begitu melihat wajah gadis yang dipanggilnya anak kampungan itu, dia seperti merasa sedang menjilat ludahnya sendiri.      

Karena, walaupun gadis itu mengenakan baju putih yang lusuh, banyak tambalan, dan juga begitu banyak lubang. Tapi tetap saja semua itu tidak bisa menghalangi sinar cahaya yang memancar dari wajah kecil, yang begitu cantik dan lembut itu.     

Di wajah lembut itu tampak ekspresi kesal, tapi malah membuatnya jadi terlihat begitu imut. Gadis itu kemudian berkata, "Hei pangeran, aku merasa sayang sekali. Melihatmu mengenakan baju yang begitu bagus dan terlihat mahal ini, sepertinya kamu dari keluarga kaya raya dan terpandang."      

"Tapi, walaupun sejak lahir nasibmu sudah sebagus ini, sayangnya ada satu hal yang akan selalu kurang dalam hidupmu, dan itu adalah S-O-P-A-N S-A-N-T-U-N!"     

Ketika mengatakan ucapan ini, Su Muhuan masih terlihat begitu lembut dan penurut. Tapi,, ketika mengatakan dua kata terakhir, ekspresi di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi serius, dan memberi tekanan pada dua kata ini.     

Wajah tampan Murong Mingtao jadi muram setelah melihat anak kampungan itu mengatakan ucapan seperti ini, dan langsung berbalik pergi.      

Pemuda berbaju biru yang ada di samping Yiqian Yuan lalu membungkang sudut bibirnya, karena dia ingin tertawa. Tapi, ketika memikirkan rasa malu Murong Mingtao, dia pun mencoba menahan tawanya dan menelan tawa itu ke dalam perutnya.     

***     

Kamar nomor enam, di area kamar tamu VIP menara Ming Ying,      

Liuli Guoguo sedang memandangi semua macam-macam hidangan lezat di dalam buku menu. Dia tidak bisa menahan diri untuk menelan ludah di mulutnya, dengan matanya yang bersinar saat melihat semua makanan lezat itu.     

Di samping meja, berdiri seekor serigala berbulu kuning dan putih yang sangat tampan. Istri chinchilla yang ada di dalam keranjang bunga di atas meja, sekarang sedang memandangi serigala itu dengan fokus. Bahkan, air liurnya tanpa sadar menetes dari sudut bibirnya.      

Wajah suami chinchilla yang ada di belakang istrinya tampak begitu muram. Dia bahkan mengerutkan keningnya dengan tidak senang.     

"Nona, permisi, apa anda sudah memutuskan mau pesan apa?" tanya serigala itu. Dia menjadi tidak sabar karena sudah cukup lama menunggu Liuli Guoguo yang terus memandangi buku menu, tanpa segera memesan makanannya.     

"Oh iya, sudah aku putuskan. Aku akan pesan sepiring udang garing manis ini. Lalu sepiring ayam goreng kuning keju manis, teh susu manis, bebek panggang madu, ceker ayam besar madu, steik ikan dengan saus madu, sup manis dengan sayuran, bakso ikan bakar manis, hati babi goreng dengan madu, telur kukus manis, sosis babi kukus dengan madu, kentang potong dadu manis, sosis merah dengan saus madu, bubur ikan madu!"     

Pelayan serigala benar-benar tercengang ketika mendengar ini. Dia pun kemudian membatin, Hah? Memesan sebanyak ini! Apalagi yang dipesan semuanya yang ada tulisan manisnya. Kalau tidak begitu, yang ada tulisan madunya.      

Sebenarnya pelayan serigala itu ingin tahu, jika dia memberitahu gadis ini kalau ada beberapa hidangan yang di judulnya tidak ada kata manis atau madu. Tapi rasanya manis, entah apakah gadis ini akan memesannya juga.     

"Kenapa? Aku hanya ingin memesan beberapa hidangan ini saja. Kalau memesan banyak-banyak takutnya tidak habis," kata Liuli Guoguo saat melihat pelayan serigala itu diam di tempat, lalu menyerahkan buku menunya.     

Hei gadis kecil, apa kamu tidak tahu kalau kamu ini memesan banyak hidangan? batin pelayan serigala.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.