Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tersentuh (1)



Tersentuh (1)

2Liuli Guoguo lagi-lagi dibuat tertawa karena kelucuan Lie Nieduo, "Tidak apa-apa Duo gemuk, aku punya cara kok. Kita lebih baik nyalakan apinya dulu, baru membahas ini lagi. Aku sudah lapar karena jalan sangat lama. Duo gemuk, aku serahkan padamu ya makan malam kita," katanya sambil menepuk lengan gemuk Lie Nieduo. Setelah bicara dan tersenyum padanya, dia pun melangkah maju dan melanjutkan mencari ranting kering.     

"Eh! Xiao Guo tunggu aku!" seru Lie Nieduo sambil bergegas mengikuti Liuli Guoguo dan mendekat kepadanya seerat mungkin. Karena dia benar-benar takut akan ada seekor macan tutul yang muncul secara tiba-tiba dan mengoyak semua daging di sekujur tubuhnya, lalu memakannya sepotong demi sepotong.     

***     

Setelah Liuli Guoguo mencari setumpuk besar ranting kering bersama dengan Lie Nieduo, mereka pun kembali ke tempat awal. Lalu, Bai Yue dan Wu Yunfu juga sudah mendirikan tenda saat ini.     

Setelah Liuli Guoguo membuang ranting kering di tangannya ke tanah, dia pun kemudian memberi perintah kepada Bai Yue, "Hei, arang hitam, kamu bertugas untuk menyalakan apinya."     

Bai Yue yang baru saja mengeluarkan sebotol air untuk Wu Yunfu, langsung tidak senang mendengar ini. "Sial, aku sudah bilang berulang kali, jangan panggil aku si arang hitam! Apalagi, siapa kamu seenaknya mau memerintahku menyalakan api? Apa kamu tidak bisa menyuruh junior gemuk itu untuk menyalakan api? Memangnya aku orang yang bisa seenaknya kamu suruh, hah?!"     

Liuli Guoguo mengupas permennya, lalu memasukkannya ke dalam mulut dan membalas ucapan Bai Yue, "Aku adalah ketua tim ini, jadi kamu harus mendengarkanku. Duo gemuk bertugas untuk membuat makanan untuk kita. Kalau kamu punya kemampuan untuk itu, kamu saja yang memasak kalau begitu."     

Setelah Bai Yue selesai menyerahkan botol air, kemudian dia mengeluarkan sapu tangan dari ruang sihirnya, dan menyerahkannya kepada Wu Yunfu untuk menyeka mulut bosnya itu. Lalu, dia duduk santai di atas batu besar di sampingnya.      

"Memang apa hebatnya jadi ketua tim?! Pokoknya aku tidak mau menyalakan api! Pokoknya tidak mau! Lapar pun aku tak mau masak. Memangnya kamu akan apakan aku hah? Kalau aku tidak mau!" kata Bai Yue.     

"Sudahlah Xiao Guo, biar, biar aku yang menyalakan apinya. Aku bisa..." ucap Lie Nieduo sambil menarik lengan baju Liuli Guoguo, dan mulai mengambil batu pembuat api di dalam gelang ruang sihirnya.      

Namun, Liuli Guoguo langsung menghentikan tangan Lie Nieduo, lalu melihat ke arah Bai Yue yang tengah duduk di atas batu besar itu sambil berkata, "Si arang hitam, aku hitung sampai tiga. Kalau kamu masih saja tidak menyalakan apinya, aku akan memukulmu!"     

Selesai bicara dan tanpa menunggu jawaban dari Bai Yue, Liuli Guoguo pun langsung menghitung secara tidak teratur. Bahkan tanpa mengucapkan hitungan kesatu dan kedua, dia malah langsung berkata, "Tiga!"     

"Kamu..." gumam Bai Yue yang benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Namun, setelah itu dia hanya langsung menggoyangkan kakinya dan bersedekap tangan. Bahkan, walaupun Liuli Guoguo sudah langsung menghitung sampai tiga, dia masih saja terus duduk di atas batu seperti tadi.      

Lalu, detik berikutnya setelah terdengar suara 'Tiga!' yang baru saja keluar dari mulut Liuli Guoguo. Terdengar juga suara yang cukup keras dan tajam yang begitu saja menimpa pundak Bai Yue dengan keras.     

Bai Yue langsung memegang pundaknya, dan melihat benda apa yang menimpanya itu. Kemudian dia baru menyadari kalau itu adalah sebuah permen. Tapi, pundaknya terasa sangat sakit sampai membuatnya meragukan hidupnya.     

Kelopak bibir merah muda Liuli Guoguo melengkung. "Si arang hitam, aku sarankan kamu lebih baik jangan banyak alasan denganku ya. Aku bahkan berhasil mengalahkan Wu Yunfu. Nah, kamu memangnya apa? Cepat sana kerjakan!" ucapnya.     

Kulit hitam Bai Yue bergetar dan dia menggertakkan giginya. Sebab, dia benar-benar ingin tahu sekali gadis jelek ini tumbuh begini karena makan apa. Tubuhnya kurus dan pendek, tapi kekuatannya sebesar itu. Karena seperti ini, dia pun hanya bisa memandang bos besarnya, Wu Yunfu, untuk meminta pertolongan.     

Wu Yunfu entah sejak kapan sudah membuat lingkaran gelang dari rumput di tangannya. Kemudian tatapan matanya hanya fokus, dan tertuju pada lingkaran gelang di tangannya. Bahkan dia tidak merasakan tatapan mata minta tolong dari Bai Yue. Walaupun akhirnya merasakannya, namun bibir mawarnya yang indah hanya terbuka, lalu dia melontarkan dua kata dengan santai, "Kerjakan sana."     

Bai Yue tertegun. Kakak Wu Yunfu, kamu, kamu... Kamu ini kenapa semakin lama semakin patuh dan mendengarkan ucapan si gadis buruk rupa berwajah bopeng ini, sih? batinnya. Lalu, sekali lagi dia meragukan hidupnya ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.