Legenda Futian

Dunia Milik Siapa?



Dunia Milik Siapa?

2"Zhong Miao!"     

Di pantai Yingzhou, banyak mata tertuju pada lelaki tua yang mengenakan jubah biru di sana. Kultivator ini sudah menjadi sosok terkenal di Wilayah Laut Barat sejak lama dan sekarang menjadi orang nomor dua yang bertanggung jawab di Istana Pemimpin Wilayah Laut Barat. Dia menjalani Ujian Para Dewa pertamanya bertahun-tahun sebelumnya, dan meskipun itu hanyalah Ujian Para Dewa tahap pertama, namun dia telah berkultivasi di tingkat ini selama bertahun-tahun.     

Di seluruh penjuru Wilayah Laut Barat, hanya segelintir orang yang mampu menandinginya. Bahkan di wilayah lain, dia sudah bisa dianggap sebagai sosok yang mampu memimpin Istana Pemimpin Wilayah.     

Jalur kultivasi yang ditempuh oleh Zhong Miao telah menciptakan kemampuan unik yang menjadi ciri khasnya sendiri. Lapisan kabut yang baru saja muncul itu mengandung kekuatan hukum tersembunyi di dalamnya, dan oleh sebab itulah, lapisan kabut itu mampu melacak keberadaan Ye Futian.     

'Kali ini, Ye Futian berada dalam masalah,' pikir para kultivator yang berada di pantai Yingzhou itu dalam hati. Mereka melihat sosok Zhong Miao menghilang dari tempatnya, pergi ke arah dimana Ye Futian berada.     

Semua orang bisa melihat bahwa tubuhnya seperti telah menyatu ke dalam Laut Barat, sehingga memungkinkannya untuk melintasi jarak ribuan mil jauhnya dalam sekejap mata.     

"Aku bahkan tidak mampu mengikuti pergerakan Zhong Miao." Lelaki tua yang berada di atas kapal Xi Chiyao berkomentar.     

"Tampaknya kita tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi saat ini." Xi Chiyao merasa sedikit kecewa, tidak yakin apakah Ye Futian mampu mengalahkan Zhong Miao atau tidak.     

Ye Futian terus bergerak ke depan di Laut Barat dengan kecepatan yang mengerikan, tetapi dia bisa merasakan bahwa seseorang kini berada tepat di belakangnya. Zhong Miao-lah yang mengikutinya dari jarak dekat. Hawa dingin di tubuhnya terus menyebar dan sepertinya akan menyerang jiwa spiritualnya, sehingga membuatnya merasa sangat kedinginan.     

Ye Futian pun bergumam dalam hati, 'Zhong Miao memang seorang kultivator yang selamat dari Ujian Para Dewa. Apa yang telah dia dilakukan ini bukanlah hal yang mudah.'     

Namun, ekspresinya sama sekali tidak berubah saat dia terus melarikan diri. Hawa dingin di tubuhnya bergejolak, mengikis kekuatan Jalur Agung di dalam tubuhnya, menyerang tubuh dan jiwanya. Hal ini sangat memengaruhi kecepatannya. Dia pun berusaha melawannya dengan kekuatan Jalur Agung, berniat untuk menghancurkannya, namun upayanya itu tidak membuahkan hasil.     

Perlahan-lahan, pergerakan Ye Futian semakin melambat.     

Di kejauhan, sebuah wajah tampak terpantul di permukaan Laut Barat. Itu adalah wajah Zhong Miao. Dia melesat melintasi laut dengan kecepatan tinggi saat wajah itu menunjukkan sebuah senyuman sedingin es. Kali ini, dia harus mengorbankan sekelompok orang hanya untuk memancingnya ke dalam jebakan yang dia buat. Sekarang setelah Ye Futian berada di sini, bagaimana mungkin dia bisa membiarkannya melarikan diri?     

Ye Futian terlalu percaya diri pada kemampuannya. Dia menyadari bahwa semua ini adalah jebakan, namun dia tetap nekad untuk muncul di pantai Yingzhou. Dia begitu sombong sehingga dia menganggap bahwa mereka semua tidak akan bisa menjadi ancaman baginya.     

Tidak dapat diketahui sudah seberapa jauh mereka bepergian, dan saat ini, keduanya sudah berada di suatu tempat yang sangat jauh dari Pulau Yingzhou, masuk ke bagian dalam dari Laut Barat. Tidak ada hal apa pun di area sekeliling mereka sekarang, yang ada hanyalah air.     

Seluas apakah Laut Barat? Pulau Yingzhou adalah sebuah pulau yang ukurannya sebanding dengan sebuah benua, tapi itu hanyalah sebuah pulau di Laut Barat, sama seperti pulau lainnya, yang terlihat tidak begitu menonjol di seluruh penjuru Laut Barat. Sehingga bisa dibayangkan betapa luasnya Laut Barat. Bahkan ada rumor yang mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang pernah melakukan perjalanan ke setiap bagian dari Laut Barat.     

Saat ini, tubuh Ye Futian tampaknya telah diselimuti oleh lapisan embun es, yang membuat kecepatannya menurun secara drastis. Aura yang mengincarnya dari belakang kini menjadi semakin dekat, memperkecil jarak di antara keduanya.     

Pada akhirnya, Ye Futian berhenti melarikan diri. Dia berbalik saat dia berdiri di udara dan memandang rentetan gelombang raksasa di belakangnya.     

*Whoosh* Gelombang-gelombang raksasa itu melesat ke atas langit saat seorang pria muncul di hadapannya; itu adalah Zhong Miao. Dia menatap tajam ke arah Ye Futian, yang diselimuti oleh embun es, ekspresinya tampak sangat dingin. Kultivator muda ini sangat kuat, dia bahkan mampu mengacaukan Istana Pemimpin Wilayah dengan Buddha's Celerity miliknya dan lolos dari pengawasan semua orang. Namun, kini dia tidak bisa lepas dari pandangannya.     

"Hentikan perlawananmu dan ikutlah denganku, maka aku akan membiarkanmu tetap hidup," ujar Zhong Miao sambil memandang Ye Futian.     

Ekspresi Ye Futian masih terlihat tenang dan acuh tak acuh. Dia memandang Zhong Miao dan berkata, "Apakah kau begitu yakin bahwa kau bisa membawaku pergi bersamamu?"     

Zhong Miao memandang Ye Futian. Dalam sekejap, langit di atas Laut Barat diselimuti oleh lapisan kabut, seolah-olah area itu kini dipenuhi oleh butiran embun. Setiap butiran itu mengandung embun es yang mengerikan di dalamnya, termasuk hawa dingin yang mampu mengguncang jiwa targetnya.     

"Seharusnya kau sudah bisa merasakannya. Meskipun mereka yang telah menjalani Ujian Para Dewa terus mengkultivasi kekuatan Jalur Agung, pemahaman mereka telah berubah menjadi sesuatu yang unik. Hal tersebut tidak lagi sebanding dengan apa yang pernah mereka alami sebagai Renhuang. Oleh karena itu, meskipun para Renhuang berdiri di puncak dunia kultivasi, namun saat berhadapan dengan mereka yang telah mengalami Ujian Para Dewa, Renhuang dapat dihancurkan dengan satu jentikan jari." Nada bicara Zhong Miao terdengar dingin dan sombong saat dia menatap Ye Futian.     

Ye Futian tentu saja memahami perbedaan antara kultivator di tingkat Tribulation Plane dan Renhuang. Namun, apakah dia dapat dianggap sebagai seorang Renhuang biasa?     

"Dihancurkan dengan satu jentikan jari?" Ye Futian tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Apakah kau yakin akan hal tersebut?"     

Saat dia selesai berbicara, pancaran cahaya suci matahari yang berapi-api muncul di sekelilingnya. Tubuhnya tampak menyilaukan, layaknya matahari. Kobaran api matahari yang mengerikan menyelimuti tubuhnya saat suhu udara dari tempat yang sebelumnya diselimuti oleh hawa dingin ini tiba-tiba meningkat secara drastis.     

Pada saat ini, embun es di tubuh Ye Futian meleleh hingga menjadi kumpulan uap panas.     

"Hah?" Zhong Miao langsung menyadarinya. Dia mengerutkan kening, dan ekspresinya sedikit berubah. Dia menatap Ye Futian dan berkata, "Rupanya kau bisa menghancurkan tanda itu, ya?"     

Tentu saja Ye Futian bisa menghancurkannya; dia jelas ingin lokasinya dilacak oleh Zhong Miao.     

Tapi sebelum dia menghancurkannya, selama ini Ye Futian telah berpura-pura, dimana dia bertindak seolah-olah dia telah diserang oleh kekuatan itu dan kecepatannya ikut terpengaruh. Dia akhirnya berhenti bersandiwara ketika Zhong Miao berpikir bahwa dia tidak punya tempat untuk melarikan diri. Baru pada saat inilah dia menyadari bahwa Ye Futian mampu melenyapkan tanda tersebut.     

Jadi, apa maksud dari semua ini?     

Itu berati Ye Futian memang sengaja memancingnya kemari.     

Namun, apa alasan dibalik tindakan Ye Futian ini?     

Apakah Ye Futian berpikir bahwa dia mampu berhadapan dengannya?     

Seoang Renhuang tingkat kesembilan? Melawannya?     

"Kekuatan Matahari." Zhong Miao bisa mendeteksi Tubuh Ilahi Matahari milik Ye Futian, yang mampu mengatasi kekuatan es miliknya. Mungkin inilah sebabnya bisa bersikap begitu percaya diri.     

Zhong Miao tidak mengatakan apa-apa, namun kedua tangannya kembali membentuk segel. Dalam sekejap, lautan kembali bergejolak saat rentetan ombak raksasa menerjang ke atas langit. Gelombang-gelombang raksasa yang mengerikan ini menyegel area tersebut dan merubahnya menjadi sebuah penjara Neptunian. Gelombang-gelombang tersebut menerjang ke arah Ye Futian disertai dengan suara gemuruh yang keras.     

Rentetan gelombang itu pun menghantam pantai dengan kekuatan yang bisa menghancurkan wilayah pesisir tersebut. Pada saat ini, Ye Futian dapat merasakan dengan jelas kekuatan berskala besar yang datang dari arah laut. Di sisi lain, satu sosok petarung telah terwujud di sana, dan itu adalah Sosok Petarung Acalanatha, yang tampak agung dan gagah, berdiri di atas Laut Barat. Gelombang-gelombang raksasa yang mengerikan itu pun tiba dan menghantam sosok tersebut, namun Sosok Petarung Acalanatha tetap tidak bergerak dari tempatnya, membiarkan gelombang-gelombang raksasa itu menghantam tubuhnya tanpa tergoyahkan sedikit pun.     

Meskipun Ye Futian masih berada di Renhuang Plane tingkat kesembilan, namun tubuhnya telah ditempa oleh Ujian Para Dewa yang sangat mengerikan. Sebagai hasilnya, tubuhnya fisiknya kini menjadi sangat kokoh, ditambah lagi dia telah mengkultivasi Sosok Petarung Acalanatha.     

Badai yang bergejolak itu menyelimuti Sosok Petarung Acalanatha dan membekukannya serta tubuh Ye Futian di dalamnya, sehingga keduanya membeku dan tersegel di dalam laut.     

Hawa dingin yang ekstrem menyebar di area yang telah membeku itu, dan waktu seperti ikut berhenti saat suhu udara turun menjadi nol derajat.     

Di sisi lain, muncul sebilah pedang raksasa di atas langit. Zhong Miao menunjuk ke area yang telah membeku itu, dan tiba-tiba, pedang raksasa itu mengeluarkan gelombang suara yang mengerikan ke bagian bawah.     

"Hancurkan!" Zhong Miao berseru, dan area yang telah membeku itu pun meledak, seolah-olah semua yang berada di dalamnya akan hancur menjadi ketiadaan.     

Namun, ketika lapisan es itu hancur berkeping-keping, Sosok Petarung Acalanatha masih utuh dan tidak bergeming dari tempatnya.     

Hal ini membuat Zhong Miao bingung, dan dia pun mengerutkan keningnya. Apakah pertahanan Ye Futian benar-benar sekuat ini?     

Pada saat ini, suara rapalan sutra Buddha bergema di udara dan menyebar ke seluruh tempat. Tiba-tiba, muncul banyak bayangan Buddha di permukaan laut, yang muncul dari arah yang berbeda-beda. Sosok mereka menjulang tinggi hingga ke atas langit dan menutupi area ini.     

Terlebih lagi, ketika suara rapalan sutra Buddha itu terus bergema, semakin banyak bayangan Buddha yang bermunculan, seolah-olah semua Buddha akan datang kemari.     

Zhong Miao mengerutkan kening. Dia mengulurkan kedua tangannya saat dia melayang ke udara. Tiba-tiba, ledakan hawa dingin menyebar ke seluruh penjuru langit dan bumi. Laut Barat membeku seketika dan permukaan air yang tampak tak berujung itu saat ini tampak berhenti, berubah menjadi dunia yang membeku. Semua bayangan Buddha yang berada di atas langit juga membeku dalam lapisan es. Di bawah hawa dingin yang ekstrem itu, bahkan Jalur Agung seperti akan berhenti mengalir, dan suara rapalan sutra Buddha itu pun perlahan-lahan berhenti.     

Tubuh Zhong Miao masih naik ke atas langit. Jauh di atas sana, sebuah cermin tampaknya telah terbentuk, tepatnya dimana Pedang Es Ilahi itu melesat keluar. Aliran kekuatan dari Jalur Agung Kehancuran terkandung di dalam pedang-pedang ini, dan sekarang menyebar ke luar.     

"Maju!" Dia menunduk dan memandang area di bagian bawah. Tiba-tiba, semua Pedang Es Ilahi itu melesat melintasi langit dan mengincar bayangan-bayangan Buddha tersebut.     

*Boom, Boom, Boom* Semua bayangan Buddha itu pun hancur di bawah serangan pedang ilahi tersebut, sama seperti lapisan es yang hancur sebelumnya. Bayangan-bayangan itu kini terlihat sangat rapuh.     

Terdapat beberapa pedang ilahi yang melesat ke arah Ye Futian. Tiba-tiba, Sosok Petarung Acalanatha yang membeku itu mulai bergerak. Ketika pedang-pedang ilahi itu mulai berjatuhan, banyak retakan muncul di Sosok Petarung Acalanatha, dan tidak lama setelah itu, retakan itu juga menyebar hingga akhirnya menghancurkan sosok tersebut.     

Akan tetapi, pedang-pedang ilahi itu terus memburu Ye Futian, namun saat ini, sosok Ye Futian telah menghilang dari tempatnya, dan semua pedang itu pun tidak mengenai apa pun.     

Tapi Zhong Miao tidak peduli akan hal tersebut. Dia menatap Ye Futian, yang telah muncul kembali di arah lain, lalu berkata, "Kau mampu menghapus tanda yang kutinggalkan padamu, dan kau mungkin ahli dalam Buddha's Celerity. Jika kita berada di dunia luar, aku memang tidak bisa berbuat apa-apa padamu. Tapi kesombonganmu akan menjadi pertanda dari kehancuranmu. Sekarang, kau sudah berada di duniaku!"     

Cermin yang berada di atas langit kini menjadi sangat dingin, dan dunia ini tiba-tiba menjadi sunyi senyap. Seolah-olah dunia ini telah berhenti bergerak. Ini adalah dunia Zhong Miao—dunianya sendiri. Jadi, meskipun Ye Futian mahir dalam Buddha's Celerity, dia tidak akan bisa keluar dari dunia ini dan pasti akan mati di sini.     

Dia ingin melihat, apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh pria berambut abu-abu yang sombong ini setelah memancingnya untuk datang kemari?     

Ye Futian akan menemui ajalnya karena kesombongan dan perilakunya sendiri.     

"Benar begitu?" Ye Futian memandang Zhong Miao dan berkata, "Ini adalah kedua kalinya kau membuat kesalahan."     

Zhong Miao mengerutkan kening saat dia memandang Ye Futian dengan bingung. Dia hanya bisa melihat kepercayaan diri di dalam mata sebelum dia mendengarnya berkata, "Lihatlah baik-baik, ini bukanlah duniamu. Ini adalah duniaku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.