Penerus dari Istana Pedang Lihen
Penerus dari Istana Pedang Lihen
Lapisan Langit Kesembilan benar-benar berbeda dari Lapisan Langit Kedelapan. Lapisan Langit itu memiliki kualitas yang lebih luar biasa. Lapisan Langit Kesembilan bukan hanya sebuah tempat untuk berlangsungnya Pertempuran Law tetapi juga tempat dimana sang kepala biksu berkultivasi. Di belakang Panggung Pertempuran Law, terdapat deretan istana yang sangat spektakuler, yang tidak kalah mengesankan dari sebuah istana kekaisaran. Ditambah lagi, pengaturan dan penempatan tribun penonton di sana benar-benar berbeda dari Lapisan Langit bagian bawah.
Saat seseorang menaiki tangga dari Lapisan Langit Kedelapan, dia akan tiba di Lapisan Langit Kesembilan. Disana terdapat deretan kursi di kedua sisi, tetapi jumlah kursinya jauh lebih sedikit daripada Lapisan Langit Kedelapan.
Semua pertempuran yang terjadi di Lapisan Langit Kesembilan adalah pertempuran untuk memperebutkan posisi di Peringkat Jiutian. Beberapa pertempuran pernah berlangsung disana. Bahkan ketika sebuah pertempuran benar-benar terjadi, orang-orang yang datang untuk menyaksikan pertempuran itu adalah tokoh-tokoh penting. Orang biasa tidak mampu membayar tiket masuk, dan mereka yang berhak untuk memasuki Lapisan Langit Kesembilan tidak perlu membayar tiket masuk.
Di depan tangga terdapat sebuah Panggung Pertempuran Law yang telah rusak. Tidak ada sinar-sinar cahaya yang terpancar di sana, juga tidak ada matriks yang mengelilinginya. Panggung itu terlihat suram dan gelap. Apabila seseorang berjalan ke depan, dia akan menemui panggung lainnya, yang merupakan deretan kursi yang sangat terhormat. Di depannya berdiri sebuah istana megah yang dibangun di atas istana-istana yang berada di Lapisan Langit Kesembilan. Terdapat pula sebuah tablet batu raksasa yang memiliki ukiran nama-nama di permukaannya. Itu adalah Peringkat Jiutian.
Saat ini, terdapat tiga nama yang kosong di tablet tersebut, yang akan diukir oleh nama Ye Futian, Yu Sheng, dan Gu Dongliu. Mereka telah mengalahkan lawan-lawannya hingga akhirnya mencapai Lapisan Langit Kesembilan dan berhak untuk memasuki Peringkat Jiutian. Nama mereka akan diukir bersama sosok-sosok terkemuka dari Dunia Kaisar Xia lainnya.
Pada saat itu, Pei Qianying sedang duduk di deretan kursi yang sangat terhormat itu. Para kultivator dari Peringkat Jiutian yang datang ke sana berhak untuk duduk di deretan kursi tersebut. Ini adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa hormat pada mereka. Selain itu Pei Qianying bukanlah satu-satunya orang yang duduk di sana; banyak kultivator lainnya juga duduk di sana.
Pertempuran yang terjadi hari ini telah mengejutkan banyak orang di Dunia Kaisar Xia dan beberapa kultivator dari Peringkat Jiutian datang kemari untuk mengamati pertempuran secara langsung. Jumlah kursi yang berada di kedua sisi panggung itu sangat terbatas, dan semuanya telah penuh. Bahkan beberapa orang rela berdiri. Mereka semua memandang ke arah tangga di bagian samping. Tentu saja mereka baru saja mendengar jeritan yang mengejutkan itu.
Orang-orang yang berasal dari Sembilan Negara tidak lama lagi akan memasuki Peringkat Jiutian di Lapisan Langit Kesembilan.
Seorang pemuda dengan sikap yang mengesankan serta mengenakan jubah berwarna biru berjalan di belakang Pei Qianying dan berkata, "Mereka bertiga telah memasuki Peringkat Jiutian, dan mereka baru saja menginjakkan kaki di tangga menuju Lapisan Langit Kesembilan."
Pemuda itu bernama Gu Mu, sang tuan muda dari Kuil Jiutian, dia adalah sosok yang sangat kuat. Saat ini dia berada di tingkat Sage Plane dan memiliki hubungan yang dekat dengan Pei Qianying. Bagaimanapun juga, Pei Qianying memiliki bakat yang sangat luar biasa. Dia tidak hanya seorang kultivator yang namanya tertera dalam Peringkat Jiutian, tetapi dia juga memiliki dua identitas lainnya. Dia adalah sang tuan muda dari Istana Jueying dan juga putra dari Saint Jueying. Tentu saja, jika melihat semua identitas ini, seharusnya Pei Qianying tidak layak menjadi temannya.
Pei Qianying juga telah dikirim ke Istana Pedang Lihen untuk berkultivasi oleh Saint Jueying. Tempat itu dikenal sebagai tempat suci terbaik untuk mempelajari ilmu pedang di Dunia Kaisar Xia. Istana Pedang Lihen berada di tingkat yang sama dengan Kuil Jiutian.
Hari ini, beberapa orang dari Istana Pedang Lihen telah datang untuk menyaksikan pertempuran dan mendukung Pei Qianying, mereka adalah Mo Li dan Feng Xiao. Keduanya berada di Peringkat Jiutian dan merupakan sosok yang tak tertandingi. Mereka adalah rekan-rekan Pei Qianying dalam berkultivasi.
"Karena mereka dapat mendaki Tangga Langit, tidak mengherankan bahwa mereka berani menyatakan bahwa mereka adalah sosok yang tak tertandingi di Sembilan Negara," ujar Pei Qianying dengan tenang. "Hanya saja, jarang sekali ada lawan dari Sembilan Negara yang mampu menandingiku, dan mereka masih berpikir bahwa mereka tak tertandingi di Dunia Kaisar Xia?"
"Dalam pertempuran berikutnya, mereka akan memahami perbedaannya. Ketika Ye Futian tiba di Kuil Jiutian, bakatnya mulai terlihat. Dia juga telah membuat Kuil Jituan mengubah peraturan yang berlaku di Pertempuran Law dan dia membandingkan dirinya sendiri dengan sang Puteri Kecil." ujar Gu Mu sambil tersenyum. Dia adalah tuan muda dari Kuil Jiutian, jadi tentu saja dia mengetahui semua peristiwa yang telah terjadi sebelumnya. "Ada begitu banyak sosok luar biasa di Kuil Jiutian, tapi pria yang berasal dari Dunia Bawah itu adalah orang paling sombong yang pernah kutemui. Dia bersikap seperti pangeran sombong dari Sembilan Langit, dan dia berpikir bahwa di seluruh dunia ini hanya dia yang bisa disejajarkan dengan sang Puteri," Gu Mu melanjutkan kata-katanya. Sepertinya dia cukup tertarik dengan semua ini. Dia telah bertemu dengan berbagai macam orang di Kuil Jiutian. Tapi dia baru pertama kali bertemu dengan orang seperti Ye Futian.
"Jadi, mulai hari ini dan seterusnya, dia akan belajar apa itu rasa hormat." Tatapan mata Pei Qianying setajam bilah pedang.
Bagaimana mungkin mereka bertiga layak berada di Lapisan Langit Kesembilan? Bertahun-tahun yang lalu ketika dia masih berada di tingkat Sage Plane, dia telah bertarung menghadapi lawan-lawannya untuk bisa memasuki Peringkat Jiutian. Kini waktu telah berlalu dan dia menjadi semakin kuat. Sekarang dia telah kembali sebagai seorang Magi, dan dia akan mengalahkan ketiganya sekaligus.
Selama beberapa tahun terakhir, dia telah bertarung melawan orang-orang di Peringkat Jiutian, berkultivasi di Istana Pedang Lihen, dan berlatih ilmu pedang bersama rekan-rekannya. Adapun teknik pedang yang dia miliki, bahkan ayahnya mengatakan bahwa kemampuannya jauh melampauinya.
Meskipun mereka bertiga bertarung melawannya sekaligus, memangnya apa yang bisa mereka lakukan?
"Saudaraku, mereka telah mendaki Tangga Langit dari Sembilan Negara dan kini mereka berhasil mencapai Lapisan Langit Kesembilan. Kekuatan mereka pasti sangat luar biasa. Meskipun kau merasa percaya diri dengan kekuatanmu, kau tidak boleh bertindak ceroboh. Kau telah berlatih ilmu pedang, seharusnya kau tahu seperti apa konsekuensi dari meremehkan lawanmu," di sampingnya, Mo Li dari Istana Pedang Lihen berbisik padanya. Suaranya terdengar sangat pelan, seperti suara gerimis. Dia tampak gagah dan dapat diandalkan, dan sulit untuk dibayangkan bahwa orang yang lembut seperti Mo Li adalah seorang pendekar pedang yang sangat hebat. Tentu saja, selain mempelajari ilmu pedang, dia juga mempelajari Sihir Musik dan Seni Guqin.
"Aku mengerti." Pei Qianying mengangguk. Dalam sebuah pertarungan pedang, satu serangan bisa berakibat fatal.
Dia tidak akan memberi lawannya kesempatan.
Dengan mendaki Tangga Langit dan berhasil mencapai Lapisan Langit Kesembilan merupakan sebuah pencapaian yang menakjubkan. Jika Ye Futian mampu mengalahkannya, tidak diragukan lagi bahwa itu akan menjadi sebuah kisah legendaris yang diwariskan secara turun-temurun. Namun, kisah tersebut tidak ditakdirkan untuk berakhir seperti itu.
"Aku ingin bertemu dengan pria yang berasal dari Sembilan Negara ini, kudengar dia menyatakan bahwa dia adalah sosok yang tak tertandingi," ujar seorang pemuda yang terlihat gesit dan tegas di sampingnya sambil tersenyum. Dia adalah seorang kultivator dari Peringkat Jiutian, Qin Qi, yang dilahirkan di salah satu tempat suci paling bergengsi di Dunia Kaisar Xia, Istana Qin.
Pada kenyataannya, hanya ada beberapa orang yang memiliki latar belakang biasa-biasa saja di dalam Peringkat Jiutian. Sebagian besar dari mereka memiliki status yang luar biasa. Meskipun mereka dilahirkan dengan latar belakang yang tidak begitu kuat, pada akhirnya mereka bergabung dengan pasukan-pasukan besar.
Suara langkah kaki terdengar dari arah tangga, lalu diikuti dengan suara sorakan. Suara langkah kaki itu terdengar semakin jelas, dan tiba-tiba seberkas cahaya melesat dari tangga tersebut, dan suasana di Lapisan Langit Kesembilan menjadi sunyi.
Tidak lama kemudian, satu sosok muncul di hadapan mereka. Dia sangat tampan dan terlihat baru berusia dua puluhan, dia masih sangat muda. Entah dia benar-benar masih muda atau tidak, mereka tidak bisa memastikan.
Tatapan matanya terlihat dalam, seperti sebuah langit berbintang, dan rambutnya yang panjang terurai di bahunya. Pada saat itu, dia menatap lurus ke depan, seolah-olah tatapan matanya bisa menembus udara. Sebuah aura menakjubkan dan hawa dingin terpancar dari tubuhnya. Meskipun dia baru saja mencapai Magi Plane, auranya membuat orang-orang merasa terintimidasi, seolah-olah dia adalah seorang pemimpin yang sedang mengawasi bawahannya.
Rumor mengatakan bahwa dia berasal dari Sembilan Negara di Dunia Bawah, dan dia adalah Pemimpin Istana dari sebuah tempat suci. Karena dia adalah seorang Pemimpin Istana, wajar saja jika dia memiliki aura yang sangat menakjubkan.
Selain Ye Futian, aura Yu Sheng dan Gu Dongliu juga luar biasa. Salah satunya terlihat dipenuhi dengan energi, sementara yang lainnya terlihat kokoh dan tak tergoyahkan
Tiga kultivator itu muncul dari arah tangga.
Pada saat itu, beberapa kultivator dari Peringkat Jiutian menghalangi jalan mereka dan mengamati mereka bertiga.
"Biarkan mereka naik," ujar Gu Mu dengan acuh tak acuh. Beberapa kultivator itu tiba-tiba membuat jalan, membiarkan Hua Jieyu dan yang lainnya masuk ke Lapisan Langit Kesembilan. Mereka juga membawa tubuh Ye Wuchen.
Banyak orang mengikuti mereka ke Lapisan Langit Kesembilan. Tentu saja, mereka semua adalah orang-orang dengan status yang luar biasa. Sebagai contoh, Li Qingyun juga berada di sana, tetapi dia harus mengeluarkan banyak biaya untuk hal tersebut.
Ye Futian dan rekan-rekannya mendaki anak tangga selangkah demi selangkah. Akhirnya mereka tiba di bagian ujung tangga dan di hadapan mereka terlihat Panggung Pertempuran Law yang telah rusak. Di depannya lagi adalah sebuah panggung tempat dimana banyak tokoh duduk di sana.
Salah satu di antara mereka memiliki tatapan mata setajam pedang. Tampaknya dia memiliki Aura Pedang bersamanya, dan dia menatap mereka dengan tajam. Meskipun ini adalah pertama kalinya mereka melihatnya, sudah jelas dia adalah Pei Qianying.
Gu Dongliu, Zhuge Mingyue, dan yang lainnya menatap ke arah Pei Qianying dengan ekspresi dingin di wajah mereka. Tentu saja mereka telah bertemu dengannya saat menjalani rangkaian tes kala itu.
Gu Mu berdiri dari tempat duduknya dan berkata pada Ye Futian, "Kuucapkan selamat pada kalian bertiga karena telah berhasil memasuki Lapisan Langit Kesembilan. Kalian bisa ikut denganku menuju tablet batu dan mengukir nama kalian secara langsung dalam Peringkat Jiutian."
"Tidak perlu," ujar Ye Futian sambil menatap ke arah Mu Gu.
Gu Mu berdiri di sebelah Pei Qianying. Dia telah mendengar informasi bahwa tuan muda dari Kuil Jiutian ini memiliki hubungan yang baik dengan Pei Qianying, dan posisi dimana dia berdiri sekarang telah membuktikan bahwa informasi itu memang benar adanya.
Tentu saja Ye Futian tidak berpikiran bahwa jika dia berhasil mencapai Lapisan Langit Kesembilan, Gu Mu akan mempertimbangkan situasi dari sudut pandangnya. Bertempur di Sembilan Lapisan Langit benar-benar hanya merupakan sarana latihan teknik seni bela diri untuk orang-orang dari Dunia Kaisar Xia dan sebuah cara untuk membuktikan kemampuan diri sendiri, dan tidak memiliki keterkaitan dengan Kuil Jiutian itu sendiri. Karena itulah, tidak perlu mempertimbangkan siapa yang akan menjadi lawan mereka. Apalagi dia berasal dari Dunia Bawah.
Gu Mu tersenyum santai. Dia benar-benar satu sosok yang menarik, yang juga sudah dia duga sebelumnya. Ye Futian dan rekan-rekannya tidak datang dari Dunia Bawah dan bertempur hingga mencapai Lapisan Langit Kesembilan untuk memasuki Peringkat Jiutian.
"Mengukir namamu di Peringkat Jiutian merupakan tradisi yang telah dilakukan selama berabad-abad. Apakah kau sedang merendahkan tradisi ini?" tanya Qin Qi sambil tersenyum. Memang benar, dia sangat sombong, bahkan dia tidak peduli dengan Peringkat Jiutian.
Ye Futian melirik ke arah Qin Qi. Jika Pei Qianying dan Xia Qinyuan tidak menetapkan peraturan ini, dia tidak akan datang ke Lapisan Langit Kesembilan.
"Aku datang kemari untuk menemuinya." Ye Futian memandang ke arah Pei Qianying dan berkata, "Dimana Roh Kehidupan milik Wuchen?"
Pada saat itu wajah Ye Wuchen sedikit bergerak saat Energi Spiritualnya bergejolak dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Roh Kehidupannya masih berada di tangan lawannya.
"Hubungan seperti apa yang kau miliki dengan Pendekar Nether?" Pada saat itu, sebuah Aura Pedang yang tajam menyebar di udara. Ye Futian memandang ke arah orang yang berada di samping Pei Qianying. Dia berada di tingkat Saint Plane, wajahnya mirip dengan Pei Qianying.
Sudah jelas, orang itu adalah Saint Jueying. Saint Jueying memandang ke arah sang Kepala Desa yang berada di belakang Ye Futian. Dia pernah melihatnya sebelumnya.
"Pendekar Nether?" Mata Mo Li dan Feng Xiao berbinar. Mereka dilahirkan di Istana Pedang Lihen, jadi tentu saja mereka mengetahui siapa itu Pendekar Nether. Dia adalah musuh bebuyutan dari guru mereka. Setelah Pendekar Nether meninggal dunia, Pendekar Lihen menjadi pendekar pedang terbaik yang mendampingi Kaisar Xia.
Ye Futian menatap ke arah lawan bicaranya. Dia bisa merasakan hawa dingin yang terpancar dari Saint Jueying. Dia telah mendengar informasi dari sang Kepala Desa yang mengatakan bahwa di masa lalu, Saint Jueying pernah datang mengunjungi Pendekar Nether, namun kunjungannya itu ditolak mentah-mentah.
"Senior." Mo Li dan Feng Xiao menatap ke arah Saint Jueying.
"Orang yang berada di belakang pria itu adalah budak pedang dari Pendekar Nether kala itu," ujar Saint Jueying. Mereka berdua memandang ke arah sang Kepala Desa, kemudian tatapan mata mereka kembali tertuju pada Ye Futian. Tidak heran seseorang dari Dunia Bawah bisa begitu luar biasa, dia memiliki hubungan dengan Pendekar Nether.
"Karena kau memiliki hubungan dengan Pendekar Nether, sebaiknya kau pergi meninggalkan Lapisan Langit Kesembilan sekarang," ujar Feng Xiao dengan nada dingin pada Ye Futian. Dia menghormati reputasi dari Pendekar Nether yang namanya pernah mengguncang langit dan bumi. Jika Ye Futian bertarung hari ini, dia tidak akan bisa menanggung konsekuensi yang dia terima saat menelan kekalahan!