Legenda Futian

Pertempuran di Lapisan Langit Kesembilan



Pertempuran di Lapisan Langit Kesembilan

2Di dalam Kuil Jiutian, semua orang memandang ke arah Panggung Pertempuran Law yang berada di udara.     

Panggung Pertempuran Law yang sakral itu telah menjadi saksi dari banyak pertempuran yang menakjubkan.     

Sekarang sudah ada enam kultivator yang berdiri di atasnya.     

Pei Qianying, putra dari Saint Jueying sekaligus murid dari Istana Pedang Lihen, adalah seorang pendekar pedang yang hebat. Rumor mengatakan bahwa dia telah menggabungkan Teknik Pedang Lihen dan Teknik Pedang Istana Jueying, sehingga memberinya kekuatan yang luar biasa.     

Qin Qi dari Istana Qin telah berkultivasi dalam Teknik Overbearing [1][1]. Gaya bertarung yang sangat sombong ini memanfaatkan semua kekuatan dari langit dan bumi serta Jalur Agung ke dalam dirinya sendiri dan dirumorkan gaya bertarung ini telah diwariskan sepanjang zaman. Di dunia yang luas ini, pendiri dari Istana Qin disebut-sebut sebagai seseorang yang berada di tingkat Renhuang, dan Teknik Overbearing berasal dari Istana Qin.     

Xing Sen juga satu sosok yang luar biasa. Dia telah mengkultivasi tubuh fisiknya hingga bisa dikatakan bahwa tubuhnya kini menjadi tak terkalahkan. Dia memiliki kesombongan yang tak ada duanya. Kekuatan hukum di dalam tubuhnya tidak bisa dipatahkan, dan dia tidak bisa dihancurkan. Dia bisa menghancurkan peralatan ritual dengan tubuhnya.     

Semua tokoh yang pernah berdiri di atas Panggung Pertempuran Law itu memiliki sejarah yang luar biasa. Namun, selain orang-orang di Lapisan Langit Kesembilan, semua orang yang berada di dalam Kuil Jiutian telah menyaksikan bagaimana penampilan tiga kultivator itu saat menembus Lapisan Langit. Apakah mereka benar-benar lebih lemah dari para kultivator di Lapisan Langit Kesembilan?     

Pertempuran ini akan mengubah sikap dan sejarah dari Kuil Jiutian.     

Dalam pertempuran hari ini, akankah para kultivator dari Dunia Atas mengajarkan para kultivator dari Dunia Bawah apa itu rasa hormat?     

Atau apakah mereka dapat menaklukkan Lapisan Langit Kesembilan?     

Semua orang harus menunggu dan menyaksikan pertempuran ini.     

Keributan itu perlahan-lahan mereda saat semua orang menahan napas dan menatap ke arah Lapisan Langit Kesembilan. Akhirnya, tiga kultivator yang berada di atas Panggung Pertempuran Law mulai bergerak. Tiga kultivator itu, Qin Qi, Xing Sen, dan Pei Qianying tampaknya telah membuat sebuah kesepakatan. Mereka melangkah ke depan secara bersamaan menuju Ye Futian dan dua kultivator lainnya.     

Pei Qianying berdiri di bagian tengah, menghadap ke arah Ye Futian.     

Qin Qi berjalan menuju Gu Dongliu.     

Xing Sen berjalan menuju Yu Sheng.     

Hanya ada satu panggung pertempuran yang tersedia, tapi panggung itu sudah cukup besar untuk menyelenggarakan tiga pertempuran di dalamnya. Mereka bertiga berjalan secara perlahan-lahan menuju tangga, dan dengan setiap langkah yang mereka ambil, sebuah badai tampaknya dikerahkan menuju Ye Futian dan yang lainnya.     

Ye Futian berdiri di tempatnya dan bisa merasakan sebuah aliran aura pedang yang mengerikan mengalir di sekelilingnya. Seolah-olah terdapat sebuah aura pedang tak berbatas yang dikerahkan padanya, tapi dia masih berdiri di tempatnya dengan tenang, sambil mengamati sosok yang berjalan ke arahnya.     

Tatapan matanya dipenuhi dengan kesombongan, dan ekspresinya tampak datar.     

Langkah kaki Xing Sen membuat tangga itu bergetar. Sebuah aura yang kuat terpancar dari tubuhnya dan dikerahkan menuju Yu Sheng. Aura itu tiba di hadapan Yu Sheng terlebih dahulu, membuatnya terlihat seperti seorang dewa perang. Tetapi Yu Sheng hanya menatapnya dengan dingin, dia sama sekali tidak bergerak. Dia berdiri tegak di tempatnya seperti sebuah gunung. Bahkan jika langit runtuh di hadapannya, ekspresinya tidak akan pernah berubah.     

Gu Dongliu mengatakan bahwa Roh Kehidupan Ye Wuchen telah diambil, dan orang ini ikut terlibat di dalamnya. Dia mengepalkan tangannya dan terdengar suara gemeretak. Tubuhnya dipenuhi dengan kekuatan yang mengerikan, dan cahaya berwarna emas kegelapan mengalir keluar dan menyelimuti tangannya, membuat kedua tangannya seperti dilapisi oleh emas.     

*Boom* Pada saat itu, langit berguncang, dan semua orang yang berada di dalam Kuil Jiutian memandang ke arah Qin Qi dan menyaksikan bahwa dia telah meletakkan kakinya di atas tangga. Sebuah aliran udara yang tak tertandingi mengalir keluar dari tubuhnya saat dia menatap ke arah Gu Dongliu.     

"Orang-orang dari Sembilan Negara di Dunia Bawah berusaha untuk menembus Sembilan Lapisan Langit?" Qin Qi bertanya. Suaranya bergema hingga ke atas langit. Saat ini tubuhnya diselimuti oleh cahaya yang tak berbatas. Saat dia berbicara, dia melangkah ke depan. Dalam sekejap, sebuah kekuatan hukum dikeluarkan. Kekuatan itu turun dari atas langit dan menghantam tubuh Gu Dongliu. Roh Kehidupannya muncul di belakangnya, dan sinar matahari terpancar dari sana. Sebuah pagoda sembilan lantai yang menakjubkan telah muncul, ditambah dengan seekor naga emas yang berputar-putar di sekelilingnya. Naga itu terbang ke atas, kemudian mengamati sosok Gu Dongliu dengan kedua matanya yang berukuran besar.     

Pada saat ini, Qin Qi terlihat seperti seorang putra sejati dari bangsa naga, yang tak tertandingi di dunia ini.     

"Berapa banyak orang di Sembilan Lapisan Langit yang mampu menyamai kekuatan sang Puteri dan mengaku-ngaku sebagai sosok yang tak tertandingi?" Qin Qi melanjutkan kata-katanya. Tiba-tiba seberkas cahaya yang menyilaukan terpancar dari pagoda sembilan lantai tersebut. Kekuatan dari langit dan bumi menekan, dan semua orang menyaksikan beberapa bayangan pagoda dikerahkan menuju Gu Dongliu, berusaha untuk menghancurkannya di atas panggung pertempuran.     

Banyak orang yang berada di dalam Kuil Jiutian memandang ke arah Qin Qi. Dengan kesombongannya, dia berusaha membunuh Gu Dongliu.     

Tentu saja Gu Dongliu bisa merasakan tekanan yang luar biasa itu. Qin Qi adalah lawan yang jauh lebih kuat daripada lawan yang pernah dia hadapi sebelumnya.     

Cincin sembilan kata kuno mengelilingi tubuhnya, dan sebuah Bayangan Suci telah muncul. Dia memusatkan pikirannya dan dia bisa merasakan kekuatan dari seluruh penjuru langit. Tetapi dia menyadari bahwa semua kekuatan di antara langit dan bumi di area ini telah digunakan oleh lawannya, dan Qin Qi menggunakan kekuatan itu untuk menekannya.     

Teknik Overbearing mampu mengambil semua kekuatan dari langit dan bumi serta Jalur Agung untuk dirinya sendiri.     

*Gluduk..gluduk..* Sebuah kekuatan yang mengerikan menyerbar, membuat jubah dan rambut Gu Dongliu berkibar. Dia bisa merasakan sebuah tekanan sedang menimpa tubuhnya. Qin Qi terus melangkah ke arah langit, dan muncul bayangan dari seekor naga yang sesungguhnya. Pagoda sembilan lantai itu bersinar terang. Di seluruh dunia ini, seolah-olah hanya dia makhluk hidup yang tersisa.     

Dengan setiap langkah yang diambilnya, auranya menjadi semakin kuat dan terus menekan dari atas langit.     

Ini adalah kekuatan Qin Qi yang berasal dari Istana Qin.     

"Orang-orang dari Dunia Bawah berani menyatakan diri bahwa mereka tidak tertandingi." Suara yang terdengar sangat sombong terucap dari bibir Qin Qi saat dia kembali melangkah ke depan. Dalam sekejap, seekor naga emas raksasa terbang menukik dan pagoda sembilan lantai itu runtuh. Langit ikut berguncang.     

Pada saat ini, dia adalah satu-satunya orang di atas panggung pertempuran yang tidak tertandingi.     

Cincin sembilan kata kuno mengelilingi tubuh Gu Dongliu. Dia memanggil sembilan dewa perang, dan dalam sekejap para dewa perang itu muncul di sekelilingnya. Cahaya dari sembilan kata kuno bersinar terang, berusaha menahan tekanan yang diarahkan padanya. Rasanya seolah-olah Jalur Agung dari langit dan bumi sedang runtuh.     

Pada saat ini, Qin Qi bukanlah satu-satunya orang yang melancarkan serangan. Di sisi lainnya, Xing Sen melangkah ke arah Yu Sheng. Tubuhnya yang kokoh dipenuhi dengan kekuatan yang meledak-ledak, dan tubuh fisiknya tidak lebih lemah dari Yu Sheng.     

Dia tidak naik ke udara seperti Qin Qi tetapi dia langsung mendarat ke atas Panggung Pertempuran Law. Dia berjalan ke arah Yu Sheng, dan setiap langkah yang diambilnya dipenuhi dengan kekuatan yang mampu mengguncang bumi, membuatnya terlihat seperti seorang dewa perang, sosok yang tak tertandingi di generasinya.     

*Boom* Terdengar suara keras dari arah panggung pertempuran. Xing Sen melangkah ke depan, semua kekuatan langit dan bumi tampaknya kini menekan tubuh Yu Sheng saat Xing Sen mendarat di atas panggung pertempuran. Ukuran tubuhnya bertambah besar dan jubahnya terkoyak. Otot-ototnya terus membesar. Dia mengangkat kedua tangannya dan mengerahkannya menuju Yu Sheng. Dalam sekejap, terdengar serangkaian suara keras, dan udara seolah-olah telah tertembus. Tekanan dari langit menekan ke arah tubuh Yu Sheng.     

*Brak* Yu Sheng melangkah ke depan dan mengerahkan kepalan tinjunya ke arah lawannya. Kepalan tinju emas kegelapan miliknya dipenuhi dengan kekuatan yang tak tertandingi saat serangan itu dikeluarkan bersamaan dengan kepalan tinju milik Xing Sen.     

Pada saat itu, Yu Sheng bisa merasakan sebuah kekuatan kegelapan yang luar biasa. Kekuatan yang dipancarkan dari kedua kepalan tinju Xing Sen seolah-olah tak ada habisnya saat Xing Sen menyerangnya tanpa henti, setiap serangan diiringi dengan suara keras. Mereka berdua mundur secara bersamaan.     

*Brak* Xing Sen menghentakkan kakinya ke permukaan tanah dan tiba-tiba bayangan raksasa bertubuh kekar muncul di belakangnya, berdiri di sana seperti seorang dewa perang. Tiba-tiba, tubuh Xing Sen menyatu ke dalam bayangan tersebut, dan sebuah aliran udara berputar-putar di sekitarnya, melahap semua kekuatan langit.     

Dia kembali melangkah ke depan untuk menyerang Yu Sheng. Dia berkata dengan nada dingin, "Di dunia kultivator, mereka yang lemah tidak berhak untuk mengambil pemberian dari Jalur Agung." Sudah jelas, dia berbicara tentang pencurian yang dilakukan oleh Ye Wuchen.     

Pada saat dia berbicara, dia melancarkan serangan lainnya. Segala sesuatu yang menghalangi jalannya dihancurkan saat panggung pertempuran itu bergetar.     

"Kekuatan yang luar biasa..." Suasana di Kuil Jiutian menjadi sunyi senyap. Semua orang menahan napas saat menyaksikan pertempuran tersebut. Mereka sangat kuat. Apakah ini adalah kekuatan dari para kultivator di Peringkat Jiutian?     

Ini benar-benar sebuah pertempuran yang layak terjadi di Lapisan Langit Kesembilan.     

Di bagian tengah panggung pertempuran, Pei Qianying melirik ke arah pertempuran yang sedang terjadi di kedua sisinya. Kemudian, dia berjalan dengan sikap sombong menuju Ye Futian. Dia berjalan di udara, dan dengan setiap langkah yang diambilnya, muncul sebuah aura pedang yang sangat tajam dan langsung dikerahkan menuju Ye Futian.     

Namun, pada saat itu Hukum Bintang muncul di sekitar Ye Futian, membuatnya tetap bisa berdiri tegak bahkan ketika aura-aura pedang itu menyerangnya. Dia masih berdiri di tempatnya dengan tenang. Dia mendongak dan melirik ke arah Pei Qianying saat dia berjalan ke arahnya.     

Tatapan mata Pei Qianying setajam pedang. Semua aura pedang yang mengeluarkan suara lengkingan itu mengalir di sekitar Ye Futian. Dia bisa merasakan rohnya terguncang.     

Pei Qianying mengulurkan tangannya, dan tiba-tiba, semua aura pedang itu berkumpul di atas kepala Ye Futian dan berubah menjadi sebilah Pedang Jalur Agung. Qi Pedang telah melahap segalanya. Saat berdiri di bawah pedang itu, Ye Futian merasa seolah-olah aura spiritualnya akan hancur. Dia bisa merasakan sebuah ancaman yang kuat, seolah-olah pedang ini bisa membelah rohnya menjadi dua bagian.     

"Seseorang seperti dia tidak cocok untuk mengkultivasi Jalur Agung maupun mengambil apa yang telah dia ambil. Aku mengambil Roh Kehidupannya karena dia tidak menyadari status yang dimilikinya." Pei Qianying memandang ke arah Ye Futian dan berkata dengan nada dingin, "Kau juga sama. Kau mengatakan bahwa kau adalah sosok tak tertandingi di Sembilan Negara dan tidak ada seorang-pun yang bisa menghentikanmu di Dunia Bawah. Tapi kau telah datang dari Dunia Bawah ke Lapisan Langit Kesembilan tanpa mengetahui statusmu. Aku akan membantumu menyadarinya." Saat dia berbicara, sebilah pedang raksasa melesat dari atas langit, membawa sebuah aura pedang yang mengerikan dan menembus udara. Dalam sekejap, aura spiritual yang memenuhi tubuh Ye Futian tampaknya telah terkoyak dan dihancurkan. Aura pedang itu menyelimuti area di sekitarnya, menghancurkan semua aura spiritual yang berada di sana.     

Ye Futian memandang ke arah langit dan tiba-tiba cahaya bintang bersinar terang, membentuk sihir Starry Prison. Namun, pedang itu mampu menembusnya, menghancurkannya sedikit demi sedikit. Aura spiritualnya tidak dapat beresonansi dengan langit dan bumi, perlahan-lahan mulai hancur.     

Teknik Pedang ini dikenal sebagai Pedang Lihen.     

Di atas tribun penonton, Feng Xiao menatap ke arah Ye Futian dengan ekspresi dingin di wajahnya. Tentu saja dia tahu bahwa karena Ye Futian mampu mencapai Lapisan Langit Kesembilan, dia pasti sangat berbakat, tetapi bisakah orang-orang dari Peringkat Jiutian lebih lemah darinya? Ketiga kultivator dari Dunia Bawah ini ingin menerobos Peringkat Jiutian. Mereka benar-benar bertindak sembrono.     

Ye Futian mengerahkan kepalan tinjunya ke depan. Pedang Lihen terus menyerang, menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya. Rentetan suara ledakan yang keras terus-menerus terdengar di udara, dan tubuh tampak Ye Futian terdorong ke belakang.     

"Apakah ini yang kau sebut sebagai 'tak tertandingi'?" Pei Qianying berjalan ke depan, dia terus mengejar dan menyerang Ye Futian. Sebuah aura pedang yang lebih kuat dari sebelumnya muncul dan menyelimuti langit.     

Semua orang yang berada di dalam Kuil Jiutian menyaksikan pertempuran yang sedang berlangsung. Semua kultivator dari Dunia Bawah kini sedang ditekan. Ini adalah kekuatan luar biasa dari para kultivator di Peringkat Jiutian. Meskipun Ye Futian dan rekan-rekannya telah menggunakan kemampuan luar biasa mereka untuk bertempur hingga mampu mencapai Lapisan Langit Kesembilan, mereka tidak akan bisa melewati rintangan yang ada di sini!     

[1] Overbearing artinya luar biasa, sombong, mendominasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.