Legenda Futian

Apa yang Dimaksud dengan Tak Tertandingi?



Apa yang Dimaksud dengan Tak Tertandingi?

2Semua orang yang berada di dalam Kuil Jiutian memandang ke arah dua sosok yang berdiri di atas Panggung Pertempuran Law.     

Gu Dongliu dan Yu Sheng telah mengalahkan lawan mereka, kini hanya menyisakan satu pertempuran terakhir. Berdasarkan dua pertempuran sebelumnya, orang-orang sudah bisa menyimpulkan bahwa Pei Qianying akan berakhir tragis dalam pertarungan ini. Ye Futian sengaja memberikan kesempatan menyerang pada Pei Qianying dengan tujuan untuk menangkap Roh Kehidupannya dan membuatnya kehilangan kendali atas Roh Kehidupannya sendiri.     

Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan?     

Suasana di Kuil Jiutian menjadi sunyi senyap, bahkan orang-orang yang berada di deretan kursi terhormat tidak mengatakan sepatah kata-pun. Semua orang kini telah menyadari sesuatu.     

Wajah Saint Jueying berubah menjadi buruk. Pei Qianying dalam bahaya.     

Pei Qianying telah mengeluarkan Roh Kehidupannya, dan suara gemuruh dari Roh Kehidupannya yang memberontak di cengkeraman Kera Suci terus menerus terdengar. Roh Pedang itu berusaha melepaskan diri, tetapi Kera Suci memiliki kekuatan dari aura spiritual Ye Futian. Ketika kekuatan hukum dikeluarkan, kedua tangannya kini seperti kurungan terkuat, mencengkeram Roh Pedang itu dengan kuat.     

Pada saat itu, Ye Futian mengulurkan tangannya dan tiba-tiba, cahaya bintang mengalir di sekitarnya, berubah menjadi sebuah tongkat panjang yang dia pegang di tangannya. Kekuatan Hukum Bintang mengalir di sekitar tongkat tersebut. Sebuah tekanan yang mengerikan dikerahkan pada Pei Qianying.     

Semua orang menyaksikan pergerakan Ye Futian. Tampaknya sekarang dia benar-benar mulai serius     

*Boom* Ye Futian melangkah ke depan dan dalam sekejap deretan awan serta hembusan angin bergejolak. Kekuatan hukum miliknya mengamuk, dan saat ini dia berada dalam situasi yang jauh lebih unggul.     

"Saat seseorang mengkultivasi Jalur Agung, mereka yang lemah tidak berhak mengambil pemberian dari langit?" tanya Ye Futian dengan nada dingin. Auranya yang menakjubkan terpancar, kemudian ruang dan waktu sepertinya telah membeku. Pei Qianying merasa bahwa pergerakan aura pedang yang berada di sekitarnya mulai melambat.     

Saat dia mengayunkan tangannya, sebuah aura pedang mengalir dari atas langit. Pedang Lihen memotong Hukum Ruang dan Waktu serta membuatnya bisa bergerak kembali.     

"Mereka yang tidak tahu diri harus kehilangan Roh Kehidupan mereka?" Ye Futian melanjutkan kata-katanya. Dia kembali melangkah ke depan. Udara berguncang saat aura spiritualnya yang tak tertandingi menyebar. Hukum dari Jalur Agung menutupi langit dan tidak hancur. Pada saat ini dia terlihat seperti seorang dewa yang harus disembah oleh semua orang.     

Pei Qianying menyelimuti tubuhnya sendiri dengan aura pedang, berusaha menghancurkan kekuatan Hukum Ruang dan Waktu serta tidak membiarkan tubuhnya membeku di satu tempat. Kalau tidak, dia tidak akan memiliki harapan dalam pertempuran ini.     

"Para kultivator dari Dunia Atas meremehkan orang-orang selain mereka, dan kultivator-kultivator lemah dari Dunia Bawah tidak mungkin bisa menembus Lapisan Langit Kesembilan?" Suara Ye Futian mengguncang Sembilan Lapisan Langit, dan dengan setiap langkah yang diambilnya, permukaan tanah bergetar. Seiring berjalannya waktu, kekuatan dari Jalur Agung menjadi semakin kuat, dan bayangan tongkat itu kini telah menutupi langit. Seolah-olah teknik tongkatnya telah menyatu dengan kekuatannya.     

Pei Qianying bisa merasakan sebuah tekanan yang begitu kuat sehingga mampu meruntuhkan langit dan wajahnya menjadi pucat. Semua aura pedang miliknya berkumpul di depannya dan membentuk sebilah Pedang Lihen raksasa. Pedang itu mengoyak semua kekuatan hukum di sekitarnya sekaligus menghancurkan bayangan dari tongkat tersebut.     

"Kau tidak lebih dari seekor semut. Bahkan kau tidak tahu selemah apa dirimu, namun kau berani mengambil Roh Kehidupan saudaraku? Kau telah merampas pemberian dari Jalur Agung. Apa menurutmu tindakanmu ini benar?" Suara Ye Futian sedingin es. Dia menunjukkan kekuatan fisiknya di hadapan semua orang, dan tangannya yang memegang tongkat dipenuhi dengan kekuatan yang tak berbatas. Seberkas cahaya yang mengerikan terpancar dari tubuhnya, membuat kekuatannya menjadi semakin mengerikan.     

Kemungkinan besar dia tidak hanya ingin mengalahkan Pei Qianying.     

Pei Qianying telah mengambil Roh Kehidupan Wuchen, membuat Jieyu dan rekan-rekannya yang lain bertarung hingga mencapai Lapisan Langit Kesembilan, dan menganggap saudara-saudaranya sebagai kawanan semut belaka.     

Dalam pertempuran ini, dia akan menunjukkan pada Pei Qianying apa yang dimaksud dengan siksaan yang tak ada habisnya     

Pei Qianying melihat sosoknya yang tampak mengintimidasi. Ye Futian telah membombardir dirinya dengan serangan. Pikirannya terguncang, dan kepercayaan diri telah menghilang dari wajahnya. Tatapan matanya dipenuhi oleh amarah.     

Aura Pedang Lingtian terpancar dari tubuhnya, dan Pedang Lihen milik Pei Qianying melesat di udara, memotong kekuatan hukum dan membelah Hukum Space-freezing. Pedang yang tajam itu melesat ke atas langit menuju Ye Futian.     

Namun, Ye Futian hanya berdiri di tempatnya tanpa bergerak sedikit-pun. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Pei Qianying, dan sebuah kekuatan yang mengerikan menyelimuti tubuhnya, mengurung semua kekuatan yang berada di sekitarnya.     

Tidak lama kemudian, terdengar suara benturan yang keras. Pedang itu masih melesat ke depan, tetapi kekuatannya terus melemah hingga pergerakannya nyaris terhenti. Pada akhirnya pedang itu dihancurkan di dalam cahaya bintang, dan kekuatan Ye Futian yang mengerikan itu dikerahkan menuju Pei Qianying serta pedang tersebut. Kekuatan dari langit dan bumi telah menyatu ke dalam kekuatan hukum milik Ye Futian, tetapi Pedang Lihen terus menebas ke bawah.     

Wajah Pei Qianying menjadi pucat dan jantungnya berdegup kencang. Dia bisa merasakan dengan jelas kekuatan hukum yang dibentuk oleh aura spiritual Ye Futian, dan Pedang Lihen tidak bisa menghancurkannya. Kekuatan aura Ye Futian terlalu kuat, aura itu tidak akan bisa digoyahkan bahkan dengan hantaman seribu palu sekalipun.     

Ketika Ye Futian melakukan pengujian obat milik Saint Jiang di Perguruan Tinggi Sembilan Negara, dia tidak hanya telah menempa tubuhnya; aura spiritualnya juga menjadi sangat stabil. Meskipun Pedang Lihen milik Pei Qianying bisa mengincar aura spiritualnya, sehingga mampu menghancurkan kekuatan hukum, namun menghancurkan gabungan kekuatan hukum milik Ye Futiah tidak akan semudah itu.     

"Aku datang jauh-jauh dari Sembilan Negara di Dunia Bawah, mendaki Tangga Langit, dan berhasil mencapai Lapisan Langit Kesembilan. Semua orang yang hadir di sini menganggap bahwa mereka adalah sosok-sosok terhebat baik di Dunia Atas maupun Dunia Bawah." Ye Futian menatap ke arah Pei Qianying saat dia berkata dengan nada sombong, "Tapi apakah kau layak mendapatkan gelar seperti itu?" Dia terus melangkah ke depan saat dia berbicara, sambil mengayunkan tongkatnya. Bayangan tongkat itu menutupi langit dan menghalangi sinar matahari. Wajah Pei Qianying menjadi pucat. Dia ingin melarikan diri, tetapi bagaimana dia bisa melakukannya di bawah efek kekuatan hukum milik Ye Futian?     

*Brak* Terdengar suara keras saat tongkat Ye Futian menghancurkan pedang milik Pei Qianying dan tongkat itu terus bergerak ke bawah, menghantam tubuh Pei Qianying dan menghempaskannya ke permukaan tanah. Tetapi serangan Ye Futian tidak berhenti sampai disitu saja. Sosoknya melesat ke bawah, mengejar sosok Pei Qianying di permukaan tanah. Kemudian dia kembali menghantam tubuh Pei Qianying dengan tongkatnya.     

*Brak* Terdengar suara keras lainnya dari panggung pertempuran. Pei Qianying memuntahkan darah saat semua tulangnya patah. Wajahnya tampak sangat pucat.     

*Brak..Brak..Brak..* Bayangan tongkat itu terus diayunkan tanpa henti. Kedua pria itu seolah sedang menari di atas panggung pertempuran. Setiap suara benturan keras terdengar, hati orang-orang yang berada di dalam Kuil Jiutian berdebar semakin kencang.     

Apakah ini benar-benar sebuah Pertempuran Law di Sembilan Lapisan Langit?     

Pertempuran yang membuat semua orang datang kemari untuk menyaksikannya ini telah menarik perhatian orang-orang selama tiga hari terakhir. Berita mengenai Pei Qianying yang mengatakan bahwa dia akan mengajari para kultivator dari Dunia Bawah apa itu rasa hormat telah meningkatkan antusiasme orang-orang untuk menyaksikan pertempuran ini. Banyak tokoh penting datang kemari untuk menyaksikan pertempuran secara langsung, termasuk Puteri Xia Qingyuan.     

Tiga tokoh menakjubkan dari Dunia Bawah itu akhirnya berhasil memasuki Lapisan Langit Kesembilan. Tapi, sama seperti yang dikatakan oleh Ye Futian, apakah ini benar-benar sebuah pertempuran antara sosok-sosok terkemuka dari Dunia Atas dan Dunia Bawah? Apakah Pei Qianying layak mendapatkan gelar seperti itu?     

Ketika mereka menyaksikan tongkat itu menghantam tubuh Pei Qianying, hati semua orang berdebar kencang.     

Apa yang dimaksud dengan 'tak tertandingi'? Apa artinya menjadi sosok yang tidak memiliki lawan yang sepadan?     

Meskipun mereka berada di Peringkat Jiutian, meskipun salah satu dari mereka adalah putra dari seorang Saint dan telah berkultivasi di Istana Pedang Lihen, Ye Futian hanya memiliki sebuah tongkat.     

Jika Pei Qianying tidak melukai Ye Wuchen, Ye Futian tidak akan datang jauh-jauh dari Dunia Bawah. Keduanya berada di tingkat yang berbeda.     

Ye Futian tidak peduli dengan Peringkat Jiutian. Dia datang kemari dari Dunia Bawah hanya untuk Ye Wuchen.     

"Cukup," terdengar sebuah suara di suatu tempat. Ekspresi Saint Jueying terlihat sangat dingin dan setajam pedang. Dengan melihat kekalahan Pei Qianying yang begitu menyedihkan, bahkan seorang Saint tidak bisa menahan diri untuk turun tangan.     

*Brak* Terdengar suara keras lainnya saat Ye Futian menghantamkan tongkatnya ke bagian dada Pei Qianying secara langsung. Tubuh Pei Qianying terhempas ke udara lalu kembali mendarat di atas Panggung Pertempuran Law. Ye Futian menginjak tongkatnya, menekannya ke lantai panggung pertempuran.     

Putra kebanggaan dari Peringkat Jiutian kini terbaring di tempatnya seperti mayat. Kekuatan di dalam tubuhnya telah terkuras habis, dan organ-organnya terasa seperti telah hancur. Hanya matanya yang masih bisa bergerak dan dia masih bisa berpikir. Tapi pada saat ini dia lebih memilih untuk tidak sadarkan diri.     

Saat menyaksikan Ye Futian menghancurkan sosoknya yang sombong, dia bisa merasakan keputusasaan dan kesedihan yang luar biasa. Semua orang yang berada di dalam Kuil Jiutian telah menyaksikan pertempuran ini. Setelah pertempuran ini berakhir, dia akan menjadi bahan ejekan di Dunia Kaisar Xia. Setiap kali ada orang yang melihatnya, mereka akan mengingat pertempuran ini, dimana Ye Futian yang berasal dari Sembilan Negara, sosok yang mengatakan bahwa dia tak tertandingi, telah menghancurkannya habis-habisan.     

Setelah pertempuran ini, dia tidak akan memiliki kesempatan untuk menjadi bagian inti dari Istana Pedang Lihen. Mereka tidak akan mau melatih seorang murid yang telah dipermalukan seperti itu. Dia tidak akan bisa bertemu dengan pendekar pedang terbaik di Dunia Kaisar Xia, yaitu Pendekar Lihen.     

Di dalam matanya, hanya ada keputusasaan yang tiada akhir.     

Bagaimana mungkin seseorang dari Dunia Bawah menjadi sekuat ini? Dia benar-benar tidak mengerti.     

Bagaimana bisa dia berani datang dari Dunia Bawah dan bertempur hingga mencapai titik ini, dan melakukan hal ini padanya?     

Ye Futian berdiri di atas tubuh Pei Qianying, tetapi dia tidak peduli apa yang dipikirkannya, sama seperti dia tidak mempedulikan apa yang dipikirkan oleh Ye Wuchen saat dia mengambil Roh Kehidupannya.     

Dia harus menerima balasan yang setimpal.     

Ye Futian menatap ke arah Saint Jueying, dan ekspresinya menjadi serius. Dia berkata, "Putra anda telah mengambil Roh Kehidupan milik orang lain. Apakah anda pernah memikirkan hal itu saat anda melatihnya?" Semua orang melihat bahwa Ye Futian masih terlihat sangat kuat saat berbicara dengan Saint Jueying secara langsung.     

"Mereka yang lemah tidak pantas menerima pemberian dari Jalur Agung. Apakah anda yang mengajarinya untuk mengambil Roh Kehidupan milik orang lain?" Tanpa menunggunya untuk menjawab, Ye Futian berkata, "Sekarang Pei Qianying termasuk ke dalam pihak yang lemah. Bagaimana menurut anda?"     

Saint Jueying mengayunkan tangannya, dan tiba-tiba sebilah pedang perak melayang di udara sambil mengeluarkan suara berdentang. Itu adalah Roh Kehidupan milik Ye Wuchen. Aura spiritualnya bergejolak semakin kuat.     

Namun Saint Jueying masih mengendalikan Roh Kehidupan tersebut, dan dia berkata, "Ambilah Roh Kehidupan rekanmu dan hentikan semua ini sekarang."     

Ye Futian melirik ke arah Saint Jueying. 'Hentikan semua ini sekarang?' Kesepakatan yang telah dia buat dengan Xia Qingyuan mengatakan bahwa selama dia mampu mengalahkan Pei Qianying, dia bisa mengambil kembali Roh Kehidupan milik Wuchen. Tapi Saint Jueying kini ikut campur dalam masalah ini. Apakah dia berani untuk tidak mengembalikan Roh Kehidupan Wuchen?     

"Apakah anda tidak mempedulikan kata-kata dari sang Puteri?" Ye Futian memandang ke arah Xia Qingyuan.     

Xia Qingyuan melirik ke arah Ye Futian lalu mengalihkan pandangannya pada Saint Jueying. "Ini adalah peraturan yang telah ditetapkan oleh Pei Qianying sendiri. Kembalikan Roh Kehidupan tersebut."     

Ekspresi Saint Jueying terlihat buruk saat dia mendengar kata-kata sang Puteri. Dia memandang ke arahnya dan menyaksikan bahwa ekspresi sang Puteri masih terlihat tenang.     

Kala itu, Pei Qianying telah mengambil Roh Kehidupan Ye Wuchen. Dia bersikap sangat sombong. Sekarang dia harus menanggung konsekuensinya. Tidak ada seorang-pun yang bisa menentangnya.     

"Baiklah." Saint Jueying menatap ke arah Xia Qingyuan yang tampak acuh tak acuh. Pada akhirnya, dia tidak berani menentang perintahnya. Tiba-tiba cahaya dari pedang perak itu berubah menjadi seberkas kilatan petir dan terbang menuju tubuh Ye Wuchen, masuk ke dalam tubuhnya melalui area di antara alisnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.