Kaisar Dewa

Upacara Pengorbanan di Kota Kuno



Upacara Pengorbanan di Kota Kuno

0Setelah empat bulan menyerap tiga tetes Darah Raja Naga dan mengkonsumsi banyak darah Silver Moon Dragon Elephant, maka Zhang Ruochen akhirnya berhasil menguasai gerakan kesembilan dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna.     

Sekarang ini, fisiknya menjadi lebih padat dan kokoh.     

Kalau harus dibandingkan, maka bayi Naga Suci di zaman purbakala mungkin tidak sekuat Zhang Ruochen sekarang ini.     

Arh-Whoooo!     

Zhang Ruochen berdiri di atas tanah dan sedang mengalirkan Chi Suci-nya. Kemudian, perlahan-lahan ia mulai bertransformasi menjadi seekor naga emas. Tidak lama setelah itu, akhirnya wujudnya benar-benar terbentuk sempurna dan menjadi naga.     

Lalu, ia menghantamkan tangan ke bawah, diikuti dengan ribuan naga emas yang menghujam keluar dari tangannya, seraya meninggalkan cetak tanda pukulan – yang akhirnya membentuk kawah pada permukaan tanah.     

Kemudian, ia kembali menarik semua Chi Suci ke dalam tubuhnya, hingga semua naga tersebut juga langsung menghilang dalam hitungan detik.     

"Kurasa aku telah mencapai batasan fisik Alam Fish-dragon. Seharusnya tidak sulit untuk menembus alam. Jadi, sekarang adalah waktu yang tepat untuk memurnikan tetes darah dewa yang kesepuluh."     

Para pertapa lain hanya dapat bertransformasi dari ikan menjadi naga selama mereka telah menembus Alam Setengah-Biksu. Namun, Zhang Ruochen telah berhasil menyelesaikan transformasi tersebut meski ia masih berada di Alam Fish-dragon, dan membuatnya menjadi satu-satunya Naga di antara para mortal. Sehingga, tubuhnya memancarkan energi unik tersendiri, yang membuatnya berbeda dengan orang lain.     

Zhang Ruochen keluar dari dalam Dunia Lukisan dan kembali ke kota yang ditinggalkan tersebut.     

Empat bulan di dalam Dunia Lukisan sama halnya seperti dua minggu di dunia luar.     

Blackie telah memperbaiki altar di tengah kota tersebut dan memasang beberapa inskripsi-inskripsi sebagai persiapan untuk upacara pengorbanan.     

Kelinci Rakus dan Monster Kera telah berhasil menangkap ribuan binatang buas di sekitar perbatasan kota kuno. Mereka semua sedang dirantai dan diletakkan di sisi kiri altar.     

"Zhang Ruochen, apa kau sudah berhasil menguasai gerakan kesembilan?" Li Min bergegas ke arahnya sesaat setelah lelaki itu keluar dari Dunia Lukisan.     

Li Min sama sekali tidak tahu di mana Zhang Ruochen berkultivasi, namun karena lelaki itu merupakan sang Keturunan Ruang dan Waktu, maka bisa dipastikan kalau lelaki tersebut memiliki trik khusus di balik lengan bajunya.     

Zhang Ruochen mengamati Li Min sambil bersedekap. Kemudian, ia merasa bahwa Kekuatan Batin gadis tersebut telah mencapai level 31.     

Red Crown Mushroom itu ternyata memang sangat efektif. Sebab, gadis itu hanya membutuhkan beberapa hari untuk naik level. Sementara itu, pengaruh dari obat tersebut juga belum diserap sepenuhnya, hingga masih cukup memungkinkan untuk membuatnya untuk naik ke level 32, kalau gadis itu benar-benar telah menyerap semuanya.     

"Ya," Zhang Ruochen mengangguk.     

Tubuh Li Min hanya setinggi leher Zhang Ruochen, sementara ia sedang menatapnya dengan mata berbinar. "Kau pasti telah memiliki kemampuan untuk bertransformasi menjadi naga. Aku pernah membacanya dari buku kalau seorang pertapa Buddha mampu melakukan hal tersebut setelah dia berhasil menguasai gerakan kesembilan. Bahkan, dia mampu mengubah dirinya menjadi naga dengan panjang mencapai ratusan mil. Kemudian, saat dia mengayunkan cakarnya, maka seluruh wilayah yang dilewatinya akan langsung musnah. Apa semua itu benar?"     

"Kekuatan teknik pukulan ditentukan dari tingkat kultivasi penggunanya. Kalau seorang Setengah-Biksu dan seorang Biksu sama-sama melepaskan gerakan kesembilan, maka daya ledak yang terkandung di dalam pukulan yang sama masih memberikan hasil berbeda." Jawab Zhang Ruochen.     

Li Min memiringkan kepalanya dan memikirkan apa yang lelaki itu katakan, sebelum akhirnya bergumam kepada dirinya sendiri. "Buku itu tidak menjelaskan apa-apa terkait tingkat kultivasi penggunanya. Zhang Ruochen, kenapa kau tidak menunjukkan teknik itu di depanku, aku penasaran apakah kau benar-benar bisa berubah menjadi naga atau tidak?"     

"Tidak mau."     

Zhang Ruochen tidak perlu repot-repot menanggapinya dan hanya berjalan pergi menuju altar.     

Li Min masih mengikutinya, sambil berkata, "Besok malam adalah bulan purnama, kenapa kau tidak mengadakan upacaranya pada saat itu? Setidaknya itu akan memudahkanmu membuka Pintu Dewa dan meminjam kekuatan dewa."     

Zhang Ruochen menghentikan langkah kakinya. "Apa besok benar-benar bulan purnama?"     

"Ya, kenapa harus tergesa-gesa? Apalagi, kau tidak bisa tergesa-gesa kalau ingin memurnikan darah dewa, benarkan?"     

Zhang Ruochen mendongakkan kepalanya dan mulai menatap langit. Kemudian, ia segera melepaskan Kekuatan Batin dan mencari tahu kepastian waktu mengenai bulan purnama tersebut.     

Setiap pertapa yang membaca buku hanya tahu kalau upacara pengorbanan seharusnya dilakukan pada malam Winter Solstice – selama bulan purnama – agar mereka mendapatkan hasil yang terbaik.     

Sama halnya seperti yang dikatakan oleh Li Min, maka besok malam akan terjadi bulan purnama.     

"Baiklah, sebaiknya kita menunggu sampai besok." Zhang Ruochen setuju dengan idenya.     

Seketika itu juga, wajah cantik Li Min terlihat sumringah. "Zhang Ruochen, karena kau telah memberiku Red Crown Mushroom, maka aku akan memberimu ini sebagai gantinya."     

Gadis itu mengeluarkan scroll bambu dari balik lengan bajunya dan memberikannya kepada Zhang Ruochen.     

"Apa ini?" Zhang Ruochen bertanya kepadanya tanpa mengambil scroll tersebut.     

"Catatan doa untukmu selama proses upacara pengorbanan. Aku telah bersusah payah membuat ini. Selain itu, ini adalah catatan doa pertamaku."     

Li Min memperlihatkan ekspresi wajah yang riang. Gadis itu sedang memiringkan kepalanya sambil menatap Zhang Ruochen, dan berharap supaya lelaki tersebut mau menerimanya.     

"Benarkah? Tapi, aku tidak membutuhkannya."     

Zhang Ruochen turun dari altar dan duduk bersila di lantai. Kemudian, ia segera menutup matanya dan mulai bermeditasi.     

Semua murid yang berasal dari Sekte Confucius pasti selalu mendambakan agar catatan doa mereka dapat dibacakan selama upacara pengorbanan berlangsung, sebagai suatu cara atau sarana dalam berkomunikasi dengan para dewa. Hal ini juga dapat meningkatkan keberuntungan pembaca dan pembuatnya.     

Akan tetapi, catatan doa yang digunakan dalam upacara biasanya selalu ditulis oleh para sage terkenal. Yang jelas, murid muda dan kurang pengalaman seperti Li Min tidak akan pernah punya kesempatan untuk menitipkan catatan doa tersebut.     

Sementara itu, karena ini adalah kesempatan yang langka bagi Li Min, jadi tentu saja gadis itu tidak akan pernah menyia-nyiakannya. Bahkan, ketika gadis itu membayangkan kalau mantranya akan digunakan dalam upacara pengorbanan, maka saat itu ia selalu merasa bersemangat.     

Tapi, siapa yang pernah menyangka kalau ternyata Zhang Ruochen akan menolak kerja kerasnya?     

Pada akhirnya, Li Min langsung menjadi geram. "Bagaimana mungkin sebuah ritual dapat diselesaikan tanpa catatan doa? Tanpa membaca catatan doa, maka para dewa tidak akan pernah bisa memahami doa-doamu. Zhang Ruochen, kalau kau tidak menggunakan catatan doa ini, maka keinginanmu untuk memurnikan darah dewa tidak akan pernah didengar oleh mereka."     

Li Min terus memaksa Zhang Ruochen dengan cara yang mirip seperti itu – sampai lima kali dalam sehari – hingga Zhang Ruochen pun menjadi putus asa.     

Pada akhirnya, lelaki itu mengambil catatan doanya dan setuju untuk membacakannya.     

Ketika matahari terbenam, saat itu bulan purnama mulai terlihat cerah, sebagaimana langitnya sedang berubah menjadi gelap.     

Sementara itu, kota tersebut segera berubah menjadi dingin ketika angin mulai bertiup di dalamnya. Suara-suara hembusan angin di dalam kota tak berpenghuni tersebut menawarkan suasana yang menyeramkan.     

Zhang Ruochen sedang duduk bersila di puncak altar, dengan kedua tangannya yang diletakkan di atas lutut. Lelaki itu telah bersiap untuk memurnikan tetes darah dewa kesepuluh dan menembus Perubahan Kesepuluh dari Alam Fish-dragon yang legendaris.     

Ini adalah momen yang telah dinanti-nantikan olehnya, jadi ia harus benar-benar serius dalam prosesnya.     

Li Min sedang berdiri di bawah altar, sambil membawa scroll bambu dan mulai membacakan doa, "Terdapat ribuan jalan, baik di era kuno maupun modern, dan semuanya selalu menuju ke tempat yang berbeda-beda. Meski begitu, semua masih bersujud dan menyembah Dewa Suci."     

...     

Gadis itu menyelesaikan doanya setelah dua jam kemudian. Pada saat itu, terdengar intonasi puas dari gaya bicaranya. Kemudian, gadis itu berdehem sejenak, sebelum akhirnya mendeklarasikan, "Upacara dimulai."     

Pom Pom.     

Di atas altar, semua binatang buas langsung meledak dan hancur berkeping-keping. Aliran darah mereka pun segera membanjiri altar.     

Terdapat suara-suara aneh, sebelum akhirnya energi spiritual di kota kuno itu langsung meledak dan menyebar ke segala penjuru.     

Terdapat pilar cahaya berwarna merah darah yang terbentuk di tengah altar, yang menghubungkan langit dan bumi.     

Pada saat ini, langit telah berubah menjadi merah. Di waktu yang bersamaan, bulan masih terus bersinar dari balik awan merah tersebut dan mulai menerangi seisi kota dengan cahaya yang samar.     

Setelah itu, terdapat energi misterius yang turun dari pilar cahaya dan mengarah ke hadapan Zhang Ruochen. Kemudian, energi itu menyatu dengan Tanda Dewa yang berada di bagian perut bawahnya.     

Swoosh!     

Tanda Dewa itu keluar dari tubuhnya dan berubah wujud menjadi berbagai jenis bayangan dewa, dan sedang melayang-layang di atas altar sambil memancarkan cahaya brilian.     

"Sekarang adalah waktunya." Zhang Ruochen mengekstraksi satu tetes darah dewa di tangannya dan memulai proses pemurniannya, sambil memanfaatkan kekuatan dewa.     

"Zhang Ruochen masih berada di Alam Fish-dragon, tapi dia sudah mampu mengalahkan para Setengah-Biksu. Dan sekarang ini, dia ingin menembus Perubahan Kesepuluh dari Alam Fish-dragon?"     

LI Min mengepalkan tangan kecilnya sambil menahan nafasnya sendiri. Gadis itu tidak bisa mengalihkan pandangan matanya dari altar.     

Kalau Zhang Ruochen berhasil melakukannya, maka gelombang kejut yang dilepaskan akan jauh lebih hebat daripada pencapaiannya di Tingkatan Tertinggi dari Alam Surga.     

600 mil jauhnya dari altar, terdapat pasukan militer yang menunggangi gajah-gajah liar dan sedang mengamati pilar cahaya merah darah yang membumbung di langit. Di waktu yang bersamaan, mereka juga merasakan getaran energi suci di sekitarnya.     

Mereka adalah pasukan yang dikirimkan oleh King Thousand-elephant untuk mencari keberadaan Zhang Ruochen, yang kebetulan sedang melewati area ini.     

"Pilar merah darah itu tampaknya berasal dari kota kuno Yan Gui. Tempat itu sudah lama menjadi puing-puing bangunan, tapi kenapa fenomena seperti ini terjadi di sana?     

"Tampaknya seseorang sedang mengadakan ritual, yang juga sama sekali tidak masuk akal. Kenapa orang itu melakukan ritual di tempat ini?"     

"Pasti ada sesuatu yang tidak beres. Sebaiknya kita segera melapor kepada sang King."     

...     

Setelah menerima laporan mereka, maka King Thousand-elephant juga menemukan sesuatu yang ganjil mengenai berita tersebut, hingga ia segera bergegas menuju ke sana.     

Kemudian, sang King berdiri di tengah hutan dengan membawa Octagon Mirror di tangannya. Pada saat ini, ia menyaksikan Zhang Ruochen sedang duduk di tengah altar, sambil memurnikan darah dewa.     

"Hahaha! Seluruh Qingli County sedang mencarinya, dan dia masih berani mengadakan upacara pengorbanan untuk memurnikan darah dewa! Tampaknya, dia ingin memanfaatkan kekuatan dewa!" King Thousand-elephant benar-benar paham terhadap kapabilitas Zhang Ruochen. Jadi, meski ia membawa beberapa binatang pertempuran, namun ia tahu kalau dirinya masih belum mampu mengalahkan Zhang Ruochen sendirian.     

Maka dari itu, ia segera mengirimkan Signal Flare untuk mengabarkan berita ini kepada yang lainnya.     

Di waktu yang bersamaan, ia masih berada di sana untuk mengamati Zhang Ruochen. Yang jelas, ia sama sekali tidak mau bertindak tergesa-gesa.     

Setelah mengamatinya sampai beberapa lama, saat itu ia menemukan sesuatu yang tidak lazim.     

Sebab, energi yang memancar dari tubuh Zhang Ruochen berubah menjadi semakin intens. Kemudian, beberapa tanda dewa mulai melayang-layang dan masuk ke dalam tubuh Zhang Ruochen.     

Bahkan, pilar darah itu juga lama kelamaan semakin membesar, hingga akhirnya berubah menjadi lautan darah.     

"King, kenapa saya bisa mendengar bisikan-bisikan suara dewa yang turun dari langit?"     

Tiba-tiba, para prajurit itu langsung terkena pengaruh kekuatan yang misterius. Akibatnya, mereka semua dipaksa untuk berlutut ke arah kota kuno tersebut.     

"Apa yang sedang terjadi? Apa Zhang Ruochen sedang berusaha menembus Alam Setengah-Biksu. Kalau iya sekalipun, namun seharusnya bukan ini yang terjadi. Kecuali..."     

King Thousand-elephant langsung merasa tersentak ketika ia terpikirkan tentang kemungkinannya.     

Pada saat ini, kedua matanya terlihat membara. Jadi, ia memutuskan untuk tidak menunggu kedatangan para elit lainnya. Sebaliknya, ia bergegas pergi menuju kota kuno dengan menunggangi Silver Moon Dragon Elephant.     

…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.