Permaisuri Kembali ke Sekolah

Nona Yin Bukan Orang yang Bodoh dan Dungu



Nona Yin Bukan Orang yang Bodoh dan Dungu

1"Nona Yin, ayo kita kembali saja." Sophia berkata sambil menatap Yin Wushuang.     

"Terus maju." Yin Wushuang menjawab singkat dan hanya melontarkan dua kata.     

Terdengar suara 'plak'. John membuang ramuan di tangannya itu ke tanah lalu mengarahkan pedangnya ke hidung Yin Wushuang sembari berkata, "Jangan keterlaluan, orang China! Kamu adalah orang tanpa kekuatan sihir dan hawa bertarung, atas dasar apa kamu memerintah kami?"     

Setelah memarahi Yin Wushuang, John pun langsung berdiri dan memandang ke arah Sophia, "Aku akan membawamu kembali, kalau mereka tidak mau pergi, kita yang pergi! Mereka semua dipermainkan Yin Wushuang! Ada jalan yang begitu bagus tidak mau dilewati, malah datang ke hutan yang mengerikan ini!"     

Setelah itu John langsung bergegas mengajak Sophia pergi dari sana.     

"John…" Sophia menggelengkan kepalanya lalu menatap Louis dengan wajah malu.     

"Kalian berdua boleh pergi dulu." Louis mengeluarkan segelas air lalu memberikannya kepada Arya untuk diminum.     

'Kalau cara Yin Wushuang benar, mengapa semakin berjalan ke dalam semakin banyak monster yang datang?'      

'Apakah ada orang yang berbaik hati mau mengusir 'domba yang hilang' agar kembali ke jalan berbatu tanpa akhir itu?'     

'Harta berharga apa pun tidak akan membukakan jalan untukmu dan membiarkanmu mengikuti jalan dan mendapatkannya.' Batin para anggota tim Yin Wushuang yang lain.     

"Tuan Perdana Menteri!" John tidak menyangka bahwa Louis begitu bodoh. Kemudian ia pun langsung menarik tunangannya dan bergegas pergi.     

John sudah mengatakannya, dan ia juga sudah membantu bertarung. Ia juga telah mencoba melakukan yang terbaik. Tetapi jika Louis dan para anggota tim Yin Wushuang yang lainnya masih mau cari mati, itu adalah urusan mereka.     

Tetapi sebelum tangan John menyentuh Sophia, Sophia sudah berjalan ke samping Louis dan ia berkata, "Aku masih bisa bertarung."     

Tangan John pun gagal menggandeng tangan Sophia, kemudian ia pun bertanya, "Sophia?"     

"John, kita adalah satu tim. Tidak boleh menyerah di tengah jalan." Sophia berkata dengan lembut, "Nona Yin pasti punya alasan berkata seperti itu. Selain itu kita juga masih bisa bertarung, kita masih bisa mundur jika sudah sampai pada titik penghabisan terakhir."     

"Ada alasannya?" John seakan mendengar sebuah lelucon besar, "Dia bisa punya alasan apa? Alasannya adalah komandan memberi perintah, prajurit harus patuh! Semakin kita masuk ke dalam, kesulitan semakin bertambah. Serangan dan reaksi sulur-sulur itu hampir melampaui kemampuan ksatria level sembilan! Satu atau dua ronde lagi kekuatan kita tidak akan bisa mengalahkannya. Kalau kita masih mau terus berjalan, bukankah itu sama saja seperti mengantar nyawa?"     

John menatap Yin Wushuang sambil tersenyum sinis, "Dia sih gampang, tinggal berkata terus maju saja. Apa orang yang bertarung adalah dia? Apakah orang yang menghabiskan kekuatan fisik adalah dia? Kalau dia begitu pintar, mengapa tidak membuka mulutnya saja dan membunuh semua monster itu? Apa sangat sulit bagi seseorang yang dilindungi untuk bersikap baik dan tahu aturan? Aku juga tidak mengerti kalian, seorang Putri dari Liga Utara, seorang Perdana Menteri Liga Utara, seorang Penyihir Kerajaan, dan seorang Ksatria Cemerlang mau dipimpin oleh satu orang dari China? Μungkin kalian tidak malu, tapi aku yang malu!"     

Arya, Louis, Panther, dan Arthur pun mengeluh dalam hati. Apa yang dipikirkan oleh Louis saat ini sama seperti yang dipikirkan oleh Arya dan Arthur, dan juga Panther yang merupakan seorang Penyihir Kerajaan dengan usia yang paling tua diantara anggota tim yang lainnya.     

Mereka seharusnya mencoba berjalan semakin ke dalam. Tongkat Kebangkitan tidak mungkin sengaja membuka jalan untuk para pemburu harta. Dan ini bukanlah lomba lari.     

"John, jangan berkata seperti itu kepada Nona Yin!" Sophia menggelengkan kepalanya karena tidak setuju dengan pendapatnya, "Nona Yin pasti punya rencana lain! Dia bukan orang yang begitu bodoh dan dungu!"     

"Sophia!" John berseru rendah.     

Yin Wushuang mengusap-usap pelipisnya dengan sedikit bingung. Entah kenapa Yin Wushuang merasa bahwa kata-kata Sophia itu samar-samar terdengar seperti sebuah cacian.     

"Aku rasa aku tidak mengendalikan kedua kakimu, atau memegang pisau di lehermu dan memaksamu untuk maju." Yin Wushuang melihat sekelilingnya, dan tatapan matanya menyapu wajah setiap orang yang ada di sana, "Yang bersedia maju terus bergerak maju. Yang tidak bersedia maju silakan pergi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.