Permaisuri Kembali ke Sekolah

Bersujud Sampai Menyentuh Tanah Sebanyak 100 Kali



Bersujud Sampai Menyentuh Tanah Sebanyak 100 Kali

2Ekspresi A Lan tampak sangat galak, tatapan matanya juga sangat kejam.     

[Beberapa detik yang lalu dia masih seorang pelayan yang sangat aktif dan riang, tapi sekarang dia berubah menjadi seorang yang menyukai kekerasan.] Mo Range berkomentar [Sifatnya yang asli kali ini mulai keluar.]     

"Tidak berani tidak berani!" Sun Lili langsung menggelengkan kepalanya dan melambaikan tangannya, dalam hati ia sangat marah seperti air laut yang berombak, tapi wajahnya sedikitpun tidak berani menunjukkan perasaan yang sebenarnya.     

"Huh!" A Lan menekan kepala Sun Lili ke bawah hingga membuat kepalanya menyentuh tanah, "Bersujudlah sampai menyentuh tanah sebanyak 100 kali di depan Nona Besar! Ketika sudah selesai, kamu baru boleh berdiri! Bersujud satu kali sambil menyebut satu kalimat 'Nona Besar, aku sudah bersalah'!"     

A Lan melambaikan tangannya, tidak lama kemudian murid dalam yang ada di kejauhan langsung berlari dan menghampirinya.     

"Kamu, kamu awasi murid luar ini, dia akan bersujud sebanyak 100 kali! Jika dia kurang satu saja, nanti aku akan mencarimu!" A Lan memberikan perintah pada murid tersebut.     

Murid ini pernah melihat Yin Wushuang saat sedang berada di aula seni bela diri, ia juga tahu identitas A Lan, kemudian ia pun langsung dengan hormat menjawab, "Baik, aku pasti akan menyelesaikan tugas dari Nona Besar."     

Yin Wushuang menatap Sun Lili dengan tatapan datar, kemudian ia pun pergi.     

Di belakang terdengar suara kepala yang menyentuh lantai dan suara tersebut terdengar semakin kecil.     

"Bruk! Nona Besar, aku bersalah!"     

"Bruk! Nona Besar, aku bersalah!"     

Setelah menyerahkan tugas tersebut, kemudian A Lan pun berlari lagi ke dekat Yin Wushuang, matanya tampak berbinar-binar dan ia berkata dengan sombong, "Nona Besar, A Lan hebat tidak?"     

Sikapnya saat ini sangat berbeda dengan sebelumnya, tadi ia tampak sangat galak dan menyeramkan.     

"Hebat." Yin Wushuang melirik A Lan dan menjawabnya dengan ringan.     

 -     

Tujuan Yin Wushuang pergi ke luar kali ini yaitu sebenarnya ia ingin mengenal lebih jelas lagi tentang 12 sudut-sudut puncak yang ada di dalam sekte Dao.     

Ia masih ingin pergi mencari atasan Xu, tapi saat itu di belakangnya ada dua orang pelayan yang bodoh, mereka seperti bom yang bisa meledak kapan saja. Keberadaan mereka telah mengganggu rencana Yin Wushuang.     

Ia pun terus berjalan hingga akhirnya ia sampai di wakil puncak sekte utama Dao.     

Selain Han Li dan Qian Zhu yang menyapanya, saat berjalan di gang kecil yang lebih tenang ia juga melihat Yin Tianji ada di sana.     

Saat itu Yin Tianji sedang bersusah payah berlatih membuat jimat, di sampingnya ada sekitar 4 atau 5 murid inti.     

"Tuan Muda sekte Dao, kenapa kamu tiba-tiba berubah menjadi rajin seperti ini?"     

"Hei, Tuan Muda, akhir-akhir ini di puncak murid dalam aku bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik loh!"     

"Tuan Muda, apa perlu kita mengikatnya setelah itu mencarimu dan menyerahkannya padamu, lalu kamu bisa bercinta dengannya… hihihihi..."     

Yin Tianji yang awalnya sedang kacau, setelah mendengar ucapan itu ia semakin kacau.     

"Kalian anggap Tuan Muda ini seperti apa? Hubungan percintaan mengejar prinsip saling mencintai satu sama lain, sejak kapan aku memaksa seseorang? Hari ini aku memaafkan kalian, jika nanti aku masih mendengar ucapan yang kotor dan memalukan seperti ini, aku akan membawa kalian ke aula balai hukum pidana!" Nada suara Yin Tianji terdengar sangat tinggi, "Kalian sebagai murid sekte Dao bisa berpikir seperti ini? Bagaimana aku bisa tenang meminta bantuan kalian untuk melawan sekte lain? Lucu sekali!"     

Ucapan Yin Tianji membuat Yin Wushuang merasa tidak percaya dan sama sekali tidak menyangka, ini semua tidak seperti yang ia duga. Kini sedikit rasa simpati pada kakak sepupunya pun mulai muncul.     

Yin Tianji ngomel pada murid-murid inti, dan ia pun terus berlatih jimat. Beberapa murid merasa bersalah dan saling menyalahkan satu sama lain, dan seketika ia menoleh ke belakang ia melihat Yin Wushuang bersama dengan dua orang pelayan bodoh itu datang mendekati mereka, "Bertemu lagi Nona Besar!"     

Yin Tianji berbicara sambil menoleh ke belakang, ia lupa bahwa dirinya sedang berlatih jimat. Awalnya api yang ada di jimatnya tampak setengah menyala, namun karena tertiup angin sehingga api tersebut membakar tangannya sendiri.     

"Adik Sepupu! Ahhh… sakit sakit sakit!!"     

Yin Wushuang melihat A Zi, kemudian A Zi pun juga ikut menganggukkan kepalanya. Lalu ia pun mengeluarkan kain kasa dan obat oles, setelah itu ia membantu Yin Tianji duduk ke kursi. Sambil setengah bersujud di depan Yin Tianji ia membantu Yin Tianji menangani lukanya.      

Sifat A Zi sangat berbeda dengan sifat A Lan, baik itu ketika mereka berbicara, atau pun mengerjakan sesuatu ia tampak sangat serius, ia tidak terburu-buru seperti A Lan.     

Saat membantu Yin Tianji mengoleskan obat pada lukanya, Yin Tianji masih terus berteriak kesakitan, kemudian A Zi berpikir dan menemukan cara, akhirnya ia pun mengangkat tangan Yin Tianji dan meletakan tangan Yin Tianji ke dekat bibirnya kemudian meniupnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.