Arrogant Husband

Kedatangan Reva Lagi



Kedatangan Reva Lagi

1Beberapa hari kemudian, datanglah Reva ke rumah Saga, saat pria itu sudah berangkat ke kantor. Sedangkan, Alisa berada di rumah. Wanita itu sengaja datang ke sini hanya untuk menemuinya. Reva duduk di sofa ruang tamu, sedangkan ia masih berdiri di tempat.     

Reva mengambil segelas jus yang sudah disediakan oleh pelayan. Ia lantas meneguk isinya sedikit, lalu meletakkan kembali gelas itu ke tempat semula. Kemudian, matanya dengan sinis menatap Alisa.     

"Kedatanganku ke sini cuma mau memintamu untuk menjauh dari hidupnya Saga," ujar Reva kemudian. Wanita itu memancarkan aura licik.     

Alisa hanya diam, tak ingin berkomentar apa pun. Ia hanya mendengarkan saja ocehan Reva yang menurutnya tak layak untuk dibalas.     

"Hehh, kau dengar tidak?!" Reva berdiri tegak, berkacak pinggang dan marah pada Alisa yang hanya diam saja.     

Reva meminta padanya untuk menjauhi Saga. Namun, tentu saja Alisa tak mau melakukan hal itu, karena ia mencintai sang suami. Cintanya untuk Saga tulus, begitupun sebaliknya. Jadi, tak mungkin untuk saling melepaskan.     

"Aku tidak mungkin melepaskan Saga demi dirimu. Hanya demi dirimu!" Alisa menekankan ucapannya agar Reva tahu. "Aku dan Saga saling mencintai dan tak mungkin kami berpisah begitu saja."     

"Oh ya? Mungkin Saga khilaf karena telah menjadikanmu istrinya. Aku dan dia sudah cukup lama menjalin hubungan asmara. Dan, lagi pula, Om Surya dan Tante Angel merestui hubunganku dengan anak mereka. Sedangkan kau apa? Masih belum mendapat restu dari mereka kan?" Reva mencoba untuk memanas-manasi Alisa dengan ucapannya. Ia tahu, pasti Alisa akan bersedih jika membahas orang tua Saga.     

Alisa meneguk ludahnya dengan kasar. Benar yang dikatakan oleh Reva, ia dan Saga sampai saat ini masih belum mendapatkan restu.     

"Kenapa? Benarkan apa yang kuucapkan tadi?" Dengan senyuman licik yang terpatri di sudut bibir, Reva merasa dirinya sudah merasa menang dari Alisa. Wanita itu lantas terbahak-bahak mentertawakan kemalangan nasib Alisa.     

Reva pun mendekati Alisa dan berbisik ke telinganya. "Perlahan-lahan, aku pasti akan menang dan mendapatkan Saga lagi. Pria itu akan jatuh ke dalam pelukanku," ujar Reva kemudian melangkah mundur.     

Hati Alisa mendadak panas karena ucapan Reva. Semakin ia diam, semakin merasa terinjak. Dirinya cemburu kalau menyangkut tentang Saga. Tak bisa begitu saja ia melepaskan pria itu dalam hidupnya.     

"Jangan percaya diri dulu, Va. Kau tak akan mungkin bisa menang dariku. Saga lebih memilihku dan mencintaiku. Aku ini adalah masa depannya dan bukan dirimu!" balas Alisa tak kalah pedas.     

Reva langsung merasa tak suka hati mendengar jawaban dari Alisa. Ia pun menghampiri dan mendorong bahu Alisa, hingga wanita itu terhuyung ke belakang.     

"Enak saja! Wanita miskin sepertimu mau mendapatkan Saga selamanya? Tak akan kubiarkan kau merebut Saga untuk selamanya." Reva dengan percaya diri bahwa bisa merebut Saga kembali ke hidupnya.     

Adu mulut pun terjadi di antara keduanya dan tak ada yang berani untuk melerai. Baik itu pelayan atau pun anak buah Saga. Mereka hanya diam tak berkutik.     

Alisa terus membalas ucapan pedas nan kasar yang keluar dari mulut Reva. Ia tak suka dikasari dengan cara seperti ini. Harusnya Reva bisa terima, bahwa Saga bukan jodohnya dan sudah menjadi kenangan masa lalu. Berkali-kali Alisa mengingatkan tentang hal itu. Namun, rupanya mantan Saga tetap bersikeras.     

"Lebih baik kau pergi dari rumahku sekarang juga, atau kupanggilkan para penjaga di depan sana untuk mengusirmu?!" Alisa tak bisa berlama-lama bersama dengan Reva di sini. Bisa-bisa ia naik darah terus menerus.     

Reva memicingkan mata karena diusir dari sini. Lantas, ia mengepalkan kedua tangan seraya tak suka.     

"Ayo, cepat pergi sana!" bentak Alisa.     

Sebelum Reva benar-benar pergi dari rumah itu, ia mencoba mengancam Alisa. Reva berjanji pada dirinya sendiri akan melakukan segala cara agar Saga bisa kembali lagi ke dalam pelukannya. Ancaman tersebut tak membuat Alisa takut sama sekali.     

Wanita itu menghentak-hentakkan kaki melangkah ke luar rumah. Lantas masuk ke dalam mobil dengan tergesa-gesa.     

Alisa menjatuhkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Kedua kakinya tiba-tiba bergetar. Bukan karena ia takut dengan ancaman Reva tersebut, melainkan Saga. Ia begitu takut, kalau pria itu tiba-tiba berpaling darinya dan malah memilih sang mantan kekasih.     

Alisa berdoa kepada Tuhan agar selalu melindungi rumah tangganya bersama Saga. Apa pun masalah yang akan mereka hadapi nanti, akan mereka lewati bersama-sama. Ia takut, kalau cinta mereka berdua akan kembali bersemi. Reva adalah wanita yang nekat untuk menggapai keinginannya.     

"Aku akan selalu membuat Saga berada di sisiku. Dia suamiku. Saga menyayangi dan mencintaiku dengan tulus. Jadi, mana mungkin ia akan berpaling dariku dan memilih Reva."     

Ia mencoba untuk berpikiran positif, bahwa sang suami tidak akan pernah meninggalkannya dalam keadaan apa pun. Pria itu sudah berjanji untuk selalu setia.     

Reva berhasil mendapatkan hati kedua orang tua Saga. Namun, dirinya berhasil menakhlukkan hati pria tersebut dengan kesederhanaannya yang dipunya. Alisa tak akan pernah bisa lupa, saat pria itu datang pertama kali ke toko bunga dan langsung ingin melamar. Pada saat itu, dirinya sangat syok. Alisa bahkan tak mengenal Saga sedikit pun.     

Rencana dari Tuhan memang sangat indah. Kita sebagai manusia tak pernah mengetahuinya. Berkat pertemuan pertama di toko bunga itu dan malam hari saat mahkota berharganya terenggut, Saga dan Alisa mulai menumbuhkan benih-benih cinta di hati masing-masing.     

Alisa juga tak pernah menyangka akan hal ini. Pria yang bersifat arogan dan pemaksa, kini menjadi seorang yang penuh dengan cinta dan ketulusan. Saga sekarang menjadi sosok yang perhatian dan pengertian.     

"Meskipun banyak dari mereka yang menginginkan perpisahan kita. Tapi, percayalah Tuhan akan selalu bersama kita dan menjaga cinta di hati kita masing-masing." Alisa menyunggingkan senyum. Lantas, ia pun berniat akan kembali ke dalam kamarnya.     

Menaiki anak tangga dengan perlahan untuk sampai ke dalam kamar. Ia ingin istirahat sebentar saja, karena merasa cukup lelah.     

Berdebat dengan Reva membuat pikirannya sedikit tak karuan. Ucapan-ucapan yang dilontarkan wanita itu sungguh menyakitkan. Maka dari itu, Alisa mencoba untuk istirahat sejenak dan melupakan semuanya. Ia tak mau, kalau Saga pulang nanti, ia masih menanggung beban pikiran ini. Sang suami pasti akan tahu dengan keadaannya, bagaimanapun dirinya mencoba untuk menutupi.     

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu sayang. Kau adalah suamiku, cinta pertama dan untuk selamanya. Biar bagaimanapun perkataan banyak orang tentang hubungan kita, jangan pernah dengarkan. Karena kitalah yang menjalani kisah ini, bukan mereka." Kini, langkah Alisa sudah sampai di depan pintu kamar. Segera ia tarik gagangnya dan masuk ke dalam untuk istirahat sejenak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.