Badai Foto (14)
Badai Foto (14)
Ia bahkan sama sekali tidak terbangun meski sudah dijahili. Jangan-jangan tadi kelamaan mandi, jadi Gu Qingqing masuk angin?
Leng Sicheng mengulurkan tangannya dan meletakkannya di dahi Gu Qingqing, tapi wanita ini tidak demam, Leng Sicheng pun merasa lega. Kalau dipikirkan kembali, mungkin karena masalah semalam makanya Gu Qingqing tidak beristirahat dengan baik semalaman.
Gu Qingqing kini berbaring di atas dada Leng Sicheng, ia menggerakkan badannya dari waktu ke waktu untuk menyesuaikan postur tidurnya.
Mungkin karena kedinginan atau alasan lainnya, pelukan Gu Qingqing jadi semakin erat. Jika Leng Sicheng bergerak sedikit saja, Gu Qingqing langsung mengeluarkan suara seperti anak kucing atau anak anjing, pelukannya juga jadi makin kuat.
Leng Sicheng dengan hati-hati mengulurkan satu tangannya yang bebas dari pelukan Gu Qingqing, ia menarik selimut untuk menyelimuti istrinya ini. Mungkin merasa tiba-tiba diganggu, Gu Qingqing pun mendengus dengan tidak senang.
Melihat Gu Qingqing yang mengandalkan pelukan Leng Sicheng dan lemah lembut ini, mata Leng Sicheng penuh dengan kelembutan. Ia memeluk Gu Qingqing dengan lembut, kemudian memberikan ciuman di atas kepalanya, "Tidurlah."
----
Gu Qingqing tidur hingga malam. Ketika ia bangun, langit di luar sudah gelap. Ia bangun dan duduk di tempat tidur, ia melihat gorden kamar tertutup rapat, lampu kamar tidak dinyalakan dan membuat cahaya kamar sangat redup.
Di samping Gu Qingqing sudah tidak ada sosok Leng Sicheng, ia jadi sedikit lesu. Ketika masih linglung, tiba-tiba ia mendengar suara ketukan keyboard. Ia pun mengangkat kepalanya dan melihat Leng Sicheng sedang duduk di tempat yang sangat jauh dari tempat tidur, sedang membuka laptop di belakangnya dan menyetel cahaya laptop hingga terendah.
Melihat Gu Qingqing bangun, Leng Sicheng mengangkat kepalanya dari laptop dan bertanya, "Sudah bangun?"
Gu Qingqing menganggukkan kepalanya, "Aku tidur berapa jam?"
"Sekarang jam tujuh malam." Kata Leng Sicheng, ia lalu menyalakan lampu di belakangnya, menutup laptop, berdiri dan meregangkan badan.
"Apa? Tujuh malam?" Gu Qingqing tertegun, ia pun segera membuka selimut dan mau turun dari tempat tidur. Mungkin karena semalam kekurangan tidur, ditambah lagi tadi berolahraga dengan Leng Sicheng, Gu Qingqing pun jadi kecapekan. Kini begitu ia bergerak, seluruh badannya pun lemas seperti balon yang kelepasan angin, sampai hampir terjatuh.
Leng Sicheng segera melangkah besar ke arahnya, dan Gu Qingqing pun terjatuh di badannya, kepalanya bersandar di pinggang Leng Sicheng yang berotot itu. Leng Sicheng lalu menariknya berdiri, "Akhir-akhir ini badanmu kenapa? Sepertinya sangat lemah?"
"Mungkin karena masalah akhir-akhir ini agak banyak." Ada banyak masalah yang membuat hati tidak nyaman. Setelah Gu Qingqing memakai sandal rumah, belum sempat ia berjalan, Leng Sicheng sudah mengulurkan tangannya dan mengangkatnya ala princess hug.
Gu Qingqing terkejut, dan refleks memeluk pinggang Leng Sicheng, "Kenapa?"
"Kurus begini, bagaimana bisa melahirkan? Aku sudah menyuruh pembantu memasak bubur ikan. Nanti kamu makan yang banyak."
Gu Qingqing menganggukkan kepalanya, kemudian kedua kakinya mulai menendang, "Turunkan aku."
Namun Leng Sicheng malah memeluknya lebih erat lagi, "Sudah, biarkan aku membawamu turun saja. Kalau nanti kamu jatuh dari tangga, malah harus rawat di rumah sakit. Nanti rencana hamil pun tertunda lagi."
Lagi-lagi masalah hamil! Wajah Gu Qingqing sedikit merah, namun hitung-hitung, bulan depan sudah bisa mempersiapkan diri untuk hamil, jadi ia merasa dirinya memang harus lebih hati-hati lagi.
Gu Qingqing membiarkan Leng Sicheng mengendongnya turun ke bawah. Sampai di ruang makan, pembantu menyajikan bubur dan makanan yang baru dimasak. Mungkin karena bau amis dari bubur ikan lebih kuat, Gu Qingqing yang mencium bau tersebut pun langsung mual.