Aku Menolak (8)
Aku Menolak (8)
Melihat Wu Aimei terlempar, Gu Qingqing pun segera maju, "Ibu!"
Leng Sicheng terkejut, kerutan di keningnya semakin dalam. Tadi Leng Sicheng sudah membalikkan badannya, tangannya juga sudah terulur, namun ketika ia melihat Wu Aimei sudah secara refleks membalikkan badannya dan menangkap pergelangan tangan Gu Qingqing, Leng Sicheng pun menarik kembali tangannya itu.
Wu Aimei sepertinya memang terlempar dengan kuat, ia menabrak kaki meja, ketika ia bangun, dahinya sudah memar. Gu Qingqing terkejut, ia tidak menyangka ibunya bisa mengalami kejadian ini, "Ibu, apa Ibu tidak apa-apa?"
Gu Qingqing mengecek badan Wu Aimei dengan teliti, melihat sepertinya tidak ada luka lain lagi di tubuh ibunya, ia pun merasa lega. Kemudian ia melihat Wu Aimei mengerutkan keningnya dan memijat kepalanya dengan satu tangan. Gu Qingqing langsung mengecek memar yang di dahinya, melihat kulitnya tidak robek, ia pun menghela napas lega.
Gu Qingqing ingin membantu Wu Aimei berdiri, namun ia malah didorong ke samping, kemudian Wu Aimei dengan goyah merangkak ke depan Leng Sicheng dan menarik celananya, "Sicheng, selamatkanlah dia! Dia adalah satu-satunya anak lelakiku. Walaupun kamu tidak menyukai Qingqing, dan kalian berdua terpaksa menikah karena alasan tertentu, namun setidaknya Qingqing sudah menemanimu selama 3 tahun, kamu tidak bisa membiarkan Qingshan masuk penjara!"
"Ibu, jangan begini." Gu Qingqing berjalan ke samping ibunya, ia ingin ibunya bisa duduk di atas sofa, duduk bertatapan dengan Leng Sicheng, jangan terlalu merendahkan diri sendiri.
Gu Qingqing sendiri bisa merendahkan diri di hadapan Leng Sicheng, namun ia tidak bisa membiarkan ibunya juga harus merendahkan diri di depan pria itu, "Ibu, tolong jangan seperti ini, bangunlah dulu baru bicara."
Gu Qingqing berusaha ingin menarik Wu Aimei naik, namun Wu Aimei malah menarik celana Leng Sicheng dengan erat, tidak ingin melepaskannya, "Sicheng, Leng Sicheng, tolonglah anakku! Kamu mau aku bagaimana? Apa kamu ingin aku berlutut dan memohon kepadamu?"
"Ibu, tolong jangan begini!" Gu Qingqing melihat ibunya menggerakkan kakinya, sepertinya benar-benar mau berlutut, ia langsung maju menghentikan tindakannya. Namun sekarang Wu Aimei sedang panik dan gelisah, ia mana mau menghiraukan kata-kata Gu Qingqing? Jadi ia pun mendorong Gu Qingqing dengan kuat.
Gu Qingqing tidak siap dengan dorongan tersebut, ia hampir terlempar ke samping oleh Wu Aimei. Leng Sicheng melihat Gu Qingqing mau terjatuh, wajah yang tadi masih tenang pun menjadi langsung menunjukkan perasaannya, badan Leng Sicheng maju ke depan, tangannya terulur ke atas ingin menangkap Gu Qingqing.
Untungnya Wu Aimei sedang dalam kondisi lemah, jadi dorongannya tidak begitu kuat, Gu Qingqing menopang tubuhnya dengan satu tangan. Setelah ia menstabilkan tubuhnya, ia langsung mengangkat kepalanya. Tangan Leng Sicheng masih di atas udara, namun Gu Qingqing tidak memperdulikannya.
"Sicheng, aku tahu masalah ini sangat rumit, aku juga tahu hubungan kita tidak seperti suami istri lainnya. Aku tahu kau tidak puas padaku, pada keluargaku, kakakku sendiri juga tidak berguna, tapi kali ini aku benar-benar minta tolong. Sekarang kalau kakakku memang berbuat salah, maka dia benar-benar harus bertanggung jawab. Kakakku juga sudah dewasa, aku tidak akan menyuruhmu membantunya. Tapi sekarang kami bahkan tidak tahu apa yang harus ditanggung jawab oleh kakak, dan harus mengganti rugi untuk masalah apa. Aku minta tolong, bantulah kami, biarkan kami mengetahui situasi kakakku, ya?"
Wu Aimei juga ikut menganggukkan kepalanya, "Tolong, bantulah Qingshan!"
Leng Sicheng mengerutkan keningnya, matanya tidak melihat kepada Wu Aimei, melainkan terus menatap kepada Gu Qingqing.
Ketika Leng Sicheng melihat tatapan Gu Qingqing yang tegas, akhirnya ia menurunkan pandangan matanya, ia menganggukkan kepalanya dan setuju, "Aku akan mencoba telepon dan mencaritahu situasinya."