Perjuangan Menembus Surga

Pemahaman, Teknik Pedang Penguasa



Pemahaman, Teknik Pedang Penguasa

0Seorang pemuda berjubah hitam duduk bersila pada sebuah puncak gunung. Tangannya membentuk segel pelatihan dan napasnya tenang dan panjang. Bahkan, terkadang, ada sedikit gelombang di sekitarnya setiap kali ia menarik dan menghembuskan napas. Benang - benang energi yang sangat panas merembes keluar. Akhirnya, benang itu bergerak di sepanjang pernapasannya dan masuk ke bagian dalam tubuhnya.     

Pelatihan yang hening itu berlanjut hingga hampir dua jam. Baju pemuda berjubah hitam itu, yang berkibar, walaupun tidak ada angin akhirnya perlahan turun dan matanya terbuka dengan sedikit getaran.     

"Aku telah mendapatkan banyak dari pelatihan di dalam pegunungan ini selama dua bulan…" Xiao Yan memutar lehernya dan ia merasakan Dou Qi yang seperti mata air bergelembung, yang mengalir tanpa henti dan sebuah senyuman secara refleks muncul di sudut mulutnya, saat ia berbicara dengan lembut.     

Selama dua bulan pelatihan keras itu, Xiao Yan tidak hanya melatih 'Gerakan Tiga Ribu Petir' miliknya hingga mencapai tingkat pertama, 'Kilatan Petir', tetapi Dou Qi di dalam tubuhnya juga telah meningkat dan dimurnikan jauh di dalam pegunungan, di mana ia hanya makan angin dan tidur di luar. Menurut tebakannya, dirinya yang sekarang, tanpa disadari, telah mencapai kelas Da Dou Shi bintang delapan, saat melatih 'Gerakan Tiga Ribu Petir'. Tentu saja, ia membutuhkan dua bulan untuk bisa mencapai puncak kelas Da Dou Shi bintang delapan. Kecepatan seperti ini adalah sesuatu yang tidak bisa berada dalam kategori sama dengan pelatihan di dalam 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'. Akan tetapi, Xiao Yan telah merasa cukup puas mengenai hal ini. Dapat menerapkan 'Gerakan Tiga Ribu Petir' hingga ia mencapai tahap pertama saja sudah melampaui perkiraannya. Selain mencapai tujuan ini, ia juga mampu meningkatkan Dou Qi - nya. Ini bisa dianggap sebagai bonus yang membuatnya bahagia. Oleh karena itu, ia tidak merasa muram.     

Xiao Yan berdiri dari batu hijau itu. Ia menaruh tangannya di belakang, saat matanya berkelana ke arah lautan pepohonan yang luas. Saat ini, angin sepoi - sepoi lembut kebetulan berhembus melalui pepohonan. Seketika, lautan pohon itu bergoyang dan sebuah ombak pohon raksasa, yang hampir sepanjang tiga ratus meter, bergelombang dari jauh. Satu per satu ombak bergerak tanpa henti. Ombak pepohonan itu tidak berbeda dengan ombak di laut dan jika melihatnya, hal itu dapat membuat orang menghela napas, di hadapan kehebatan alam, yang sangat luas dan agung…     

Xiao Yan terkejut saat ia memandang gelombang raksasa di pepohonan itu, saat ia berdiri di atas puncak gunung. Mungkin karena suasana tenang di antara langit dan bumi saat ini, tetapi, suatu tempat di hatinya diam - diam sedikit teraduk. Pemikiran Xiao Yan saat ini cepat dan sensitif dan pemikiran itu menguat seketika, saat sebuah perasaan ganjil melintas melewatinya secepat kilat.     

Tangan Xiao Yan mulai merentang di belakangnya. Namun, matanya perlahan menyipit. Beberapa saat kemudian, punggungnya bergetar dan Sayap Awan Ungu melesat keluar. Saat sayapnya mengepak, tubuhnya membentuk lengkungan melewati langit, sebelum kakinya dengan mantap mendarat pada lautan pepohonan yang tak berbatas.     

Sayap Awan Ungu menyusut dan kembali ke dalam. Xiao Yan berdiri sendiri di dalam lautan pepohonan. Ia memandang pepohonan dari atas dan disambut oleh dunia berwarna hijau zamrud. Tubuhnya terlihat seperti sebuah titik hitam pekat di dalam warna hijau zamrud. Ia tampak sangat kecil, tetapi mencolok.     

Tangan Xiao Yan perlahan melebar. Ombak pohon mendesing dari kejauhan, sebelum akhirnya membawa suara 'hua hua' keras, seperti petir dalam perjalanan, saat menyapu melewati Xiao Yan.     

Kaki Xiao Yan seperti cakar elang, saat mereka dengan kuat mencengkeram puncak sebuah pohon. Tubuhnya seperti sebuah daun yang melayang, seiring berhembusnya angin di dalam gelombang berderak, yang hampir tiada akhir ini. Tubuhnya terus tersapu angin, namun, tidak terkoyak oleh kekuatan besar gelombang - gelombang itu.     

Gelombang pohon sepanjang tiga ratus meter itu menjalar mendekat, terus begitu hingga lebih dari sepuluh menit, sebelum berangsur - angsur menghilang.     

Gelombang pohon itu menyapu lewat dan menghilang di belakang pemuda berjubah hitam yang berwajah pucat itu. Akan tetapi, matanya menunjukkan kegirangan yang sangat besar. Ia berbalik dan memandang gelombang pohon raksasa itu yang telah menjauh dan dengan cepat menghilang dari ujung penglihatannya dan hatinya pun bergetar dengan hebat.     

"Konsep berseni seperti ini…"     

Xiao Yan perlahan mengangkat tangan kanannya dan sebuah pedang hitam besar pun muncul. Ia menggenggamnya dengan erat di tangannya dan bergumam, "Jika aku bisa membuat seranganku seperti gelombang yang muncul satu per satu tanpa henti seperti itu, hal itu pasti akan menjadi sebuah cara menyerang yang istimewa, bukan?"     

Xiao Yan menggenggam Pedang Penguasa Xuan Berat, saat ia sedikit memiringkan kepalanya. Mata hitam gelapnya penuh dengan lamunan aneh dan pemikiran yang dalam. Tubuhnya juga tampaknya benar - benar membeku saat ini juga. Jika seseorang dengan mata yang tajam melihatnya, dia akan bisa mengetahui secara samar - samar, bahwa tangan kanan Xiao Yan, yang menggenggam pedang penguasa berat itu, tampak bergetar kecil. Gerakannya itu terlihat seperti ia sedang menyesuaikan sesuatu…     

Xiao Yan tidak bergerak selama hampir satu jam penuh. Namun, dirinya sendiri, tampaknya benar - benar tidak menyadari hal ini. Aura tadi, yang mendadak muncul dengan gelombang pohon, berulangkali diputar ulang di benaknya. Waktu tampaknya telah berhenti dalam kondisi anehnya itu. Xiao Yan juga merasakan bahwa cahaya yang semakin besar, mendadak muncul dan ia juga merasakan sebuah sensasi, yang menyerbu di antara gelombang pepohonan.     

Gelombang pepohonan itu kembali menyapu lewat dan menghilang, sebelum sekali lagi menyapu dan menghilang kembali. Hal itu terulang terus - menerus seperti ini, membentuk sebuah pola yang tidak berhenti untuk waktu yang agak lama.     

Waktu di dunia luar terus berjalan dan meskipun lebih dari satu jam telah terlewati, Xiao Yan baru merasakan perasaan aneh dari gelombang - gelombang pohon itu tidak lebih dari satu jam, saat ia berada dalam kondisi aneh itu.     

Saat ia merasakan perasaan ini seperti ini berulang - ulang kali, sebuah pemahaman mendadak mulai muncul tanpa ia sadari di dalam biji mata hitam gelapnya…     

"Hah?"     

Saat Xiao Yan berada dalam kondisi aneh ini, sebuah suara rendah yang sangat terkejut, diam - diam terdengar dari Yao Lao. Suara ini mungkin lembut, tetapi masih menunjukkan perasaan takjub dan terkejut. Dilihat dari penampilannya, kondisi Xiao Yan ini telah melampaui perkiraannya.     

Suara terkejut Yao Lao tidak menghancurkan kondisi aneh Xiao Yan itu. Yao Lao yang sangat berpengalaman, tentu saja tahu arti kesempatan seperti apa arti dari kondisi aneh ini bagi mereka yang sedang berlatih. Jika seseorang cukup tidak beruntung karena kondisi ini terpecahkan akibat sesuatu dari dunia luar, hal itu, tak dapat dipungkiri, akan menyebabkan orang itu merasa menyesal seumur hidupnya.     

Sebuah Kekuatan Spiritual dahsyat, diam - diam menyebar dari cincin kuno di jari Xiao Yan. Hal itu merangkul semua ruangan di sekitar dalam jarak dua puluh meter. Setelah gerakan Kekuatan Spiritual ini, raungan rendah seekor Binatang Magic yang sesekali terdengar dari kejauhan, benar - benar menghilang. Wilayah ini telah berubah menjadi benar - benar tenang karena Kekuatan Spiritual Yao Lao. Tidak akan ada lagi kejadian di dunia luar yang akan memaksa Xiao Yan keluar dari kondisi ganjil ini.     

Waktu perlahan mengalir. Hampir tiga jam penuh telah terlewati sejak Xiao Yan memasuki kondisi tenang itu. Selama tiga jam ini, tubuh Xiao Yan tampak seperti telah berubah menjadi sebuah patung batu yang tidak bergerak. Jika bukan karena tubuhnya yang bergerak sedikit dari guncangan pedang penguasa hitam di tangannya, yang sedikit membesar, siapapun akan berpikir bahwa patung batu hitam ini tidak bernyawa. Akan tetapi, patung batu ini terlihat terlalu hidup.     

Pemuda berjubah hitam, yang tubuhnya benar - benar membeku itu, tiba - tiba mulai bergetar pelan di sebuah area, di dalam lautan pepohonan yang tenang itu. Setelah guncangan tubuh itu terjadi, cahaya di dalam mata hitam gelap dan pemikiran - pemikiran dalam juga dengan cepat menghilang. Kesadaran akan sesuatu terungkap…     

Tangan kanan Xiao Yan memegang gagang pedang itu. Tubuhnya setegap sebuah tombak, saat aura tajam diam - diam menyebar dan wajah Xiao Yan mengencang. Pedang penguasa hitam di tangannya perlahan terangkat. Setelah itu, dengan gerakan yang sangat lambat, pedang itu dengan lembut menebas, terangkat, terayun, dan menyapu…     

Metode penyerangan dasar dari sebuah pedang penguasa berat, saat ini benar - benar ditunjukkan oleh Xiao Yan. Ketika tangannya bergetar, kecepatan ayunan pedang itu juga semakin kencang. Pada akhirnya, seluruh badan Xiao Yan hampir benar - benar dibungkus di dalam sebuah bola berwarna hitam. Keterampilan pedang penguasa seistimewa ini adalah sesuatu yang tidak dimiliki Xiao Yan di masa lalu.     

Suara mendesing angin liar, berbunyi dari lautan pepohonan, saat sebuah bola hitam besar dengan cepat menggelinding di atasnya. Dedaunan yang ada, akan layu dimanapun bola hitam ini lewat. Terkadang, beberapa akan terjatuh ke dalam bola hitam itu dan dalam sekejap, hancur hingga berkeping - keping.     

Ayunan pedang penguasa berat itu menjadi semakin cepat. Akan tetapi, dalam saat tertentu saat Xiao Yan hendak mencapai kecepatan paling tinggi, pedang itu mendadak menjadi lambat. Perubahan mendadak ini terasa sangat ganjil, membuat seseorang akan merasa sangat tidak enak.     

Erangan pelan terdengar dari sosok manusia yang secara samar tampak di dalam bola hitam tadi. Dalam sekejap, dapat dilihat raut wajah dari pemuda itu telah menjadi semakin memucat.     

Meskipun raut muka Xiao Yan pucat, ia tidak langsung berhenti. Percikan api berulangkali melesat di dalam benaknya. Dan juga, saat pedang berat di tangannya diayunkan, sebuah perubahan yang sangat halus dalam jalur lintasan, akan terbentuk tanpa ia sadari.     

Benak Xiao Yan tertutup rapat, saat ia mulai menyerah untuk mengayunkan pedang itu. Alih - alih, ia memberikan kendali kepada cahaya itu, yang terletak di suatu tempat di dalam benaknya.     

Angin pedang penguasa tajam berangsur - angsur menjadi lambat dan yang menggantikannya adalah ayunan sangat lambat dari badan pedang itu…. Dari sudut pandang orang lain, teknik penguasa ini pada dasarnya penuh dengan celah. Jika seseorang menyerang secara acak, ia akan mampu membuat orang yang mengayunkan pedang itu terpaksa mundur setelah menderita cedera perah.     

Saat pedang penguasa itu menari, sebuah cahaya aneh sekali lagi menjalar ke dalam mata hitam gelap itu. Gerakan Xiao Yan yang awalnya agak kaku, mendadak telah menjadi semakin lancar. Setelah perubahan ini, teknik pedang penguasa, yang awalnya penuh dengan celah, mendadak berubah secara drastis. Saat pedang itu diayunkan, badan pedang itu melompat dari atas hingga ke bawah. Ketika pedang itu menari - nari, pedang itu terlihat seperti sebuah bola yang sangat kuat hingga tidak bisa dihancurkan. Tidak ada celah sedikitpun yang dapat diserang.     

Teknik pedang penguasa ini tentu saja jauh berbeda dari teknik pedang penguasa tidak beraturan Xiao Yan tadi, yang hanya bergantung pada kekuatan tubuhnya dan kecepatan menyerang!     

Semenjak Xiao Yan telah mendapatkan Pedang Penguasa Xuan Berat, ia tidak pernah berlatih teknik pedang penguasa yang utuh apapun. Ketika ia bertarung dengan seorang musuh, ia biasanya hanya bergantung pada kekuatan besarnya. Meskipun kekuatan bisa menghancurkan teknik, hal yang disebut sebagai kekuatan ini harus mencapai tingkat tertentu agar bisa mendapatkan efek yang hebat seperti ini. Jika ia bertemu dengan seseorang yang memiliki kekuatan yang sama, bagaimana bisa ia akan mengalahkan lawannya itu? Saat itu, tak dapat dipungkiri, pertarungan itu akan ditentukan oleh teknik istimewa dari kedua belah pihak.     

Jika membahas keistimewaan teknik seseorang, teknik pedang penguasa yang Xiao Yan gunakan mungkin sedikit kasar dibanding teknik tombak yang Bai Shan gunakan dulu, tetapi dalam hal kecepatan dan kekuatan, Xiao Yan lebih kuat. Namun, keistimewaan dalam teknik ini telah menjadi titik lemahnya. Jika ia bertemu dengan seorang lawan dengan kekuatan yang mirip dengannya di masa depan, ia sudah pasti akan menderita posisi yang tidak menguntungkan. Terlebih lagi, pemahaman mendadak ini tampaknya benar - benar memperbaiki kelemahannya.     

"Chi!"     

Ayunan pedang penguasa berat mendadak menjadi lambat. Sebuah angin tajam melesat dengan hebat dari ujung pedang penguasanya. Ia dapat mendengar suara 'ka cha' dan ujung dari sebuah pohon besar, sejauh lebih dari sepuluh meter di depannya, benar - benar dihancurkan.     

Xiao Yan mempertahankan sikap dimana pedang berat itu menebas turun, saat cahaya di dalam matanya dengan cepat menghilang. Sekejap kemudian, sebuah kecerahan muncul. Wajahnya menunjukkan seutas keterkejutan, saat ia memandang pedang penguasa berat di tangannya. Jalur lintas dan sudut ayunan pendang itu tadi ternyata berdiam, tanpa disingkirkan dari benaknya, seperti sebuah rekaman.     

"Ini…"     

Xiao Yan membuka mulutnya. Ia benar - benar tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hanya dalam beberapa jam berada dalam kuda - kuda tertentu, ia telah mendapati bahwa ia telah memahami teknik menyerang pedang penguasa yang sangat istimewa. Meskipun teknik pedang penguasa ini hanya memasuki tahap awal, kekuatannya telah menunjukkan, bahwa hal itu hanyalah permukaannya saja. Jika teknik itu diasah, tidak sulit untuk membayangkan bantuan besar macam apa yang dapat Xiao Yan terima!     

"Tidak perlu terkejut. Hal ini bukanlah peningkatan tidak disengaja selama pelatihan, melainkan, sejenis kesempatan yang beruntung. Kau beruntung bisa menemukannya dan bahkan, cukup beruntung untuk memahaminya." Suara Yao Lao perlahan terdengar di dalam hati Xiao Yan, "Kesempatan beruntung semacam ini adalah sesuatu yang dapat dijumpai banyak orang, tetapi mereka tidak bisa memahaminya. Dapat memahami hal itu membuktikan kemampuan dan bakatmu. Tidak akan ada hasil tanpa usaha."     

Xiao Yan mengangguk pelan ketika ia mendengar hal ini. Perasaan terkejut di dalam hatinya perlahan memudar…     

"Teknik pedang penguasa ini memiliki seutas gambaran seperti ombak tanpa henti. Aku rasa, hal itu berkaitan dengan gelombang pohon tadi, bukan? Saat ini, teknik itu mungkin masih sedikit lemah, tetapi kau tidak perlu berkecil hati. Ini hanyalah permulaan. Selama kau mengasahnya dengan benar kedepannya, aku rasa, kau mungkin akan bisa menciptakan sebuah Teknik Dou pedang penguasa milikmu sendiri." Yao Lao tertawa. Terdapat kepuasan di dalam tawanya. Hal yang paling sulit dari segala hal adalah awalnya. Kini setelah Xiao Yan memulainya, kemungkinan, hanya masalah waktu sebelum ia akan berhasil. Meskipun menciptakan sebuah Teknik Dou sangat sulit, Yao Lao memiliki kepercayaan kepada anak muda ini, yang mana, keajaiban sering terjadi karenanya.     

Xiao Yan tersenyum dan mengangguk, sebelum memutar tangannya dan menaruh pedang penguasa berat ke punggungnya. Setelah itu, ia mengeluarkan sebuah 'Pil Pemulih Energi' dari cincin penyimpanannya dan menelannya. Ia merasakan seutas hawa panas muncul di dalam tubuhnya. Ia hendak mencari sebuah tempat untuk beristirahat, ketika sebuah auman monster yang memekakan telinga mendadak terdengar dari gunung yang jauh, seperti sebuah gemuruh petir.     

"Raungan yang kuat. Dari suaranya, sepertinya, itu adalah seekor Binatang Magic yang setidaknya sekelas Dou Wang, bukan?" Xiao Yan juga terguncang oleh raungan mendadak itu hingga ia terpaku. Ia bergegas mendongak dan memandang gunung di kejauhan, saat ia bertanya dengan perasaan terkejut.     

"Ya, itu memang Binatang Magic sekelas Dou Wang. Terdapat juga beberapa aura yang sama kuatnya di wilayah itu. Kedua belah pihak sepertinya sedang bertarung." Yao Lao berkata dengan senyum samar.     

"Ternyata, ada orang yang berani melawan seekor monster kelas Dou Wang?" Keterkejutan melintas di wajah Xiao Yan. Hatinya agak penasaran, saat ia tersenyum dan menyarankan, "Haruskah kita pergi dan melihatnya?"     

"Ya, terserah padamu." Yao Lao bersikap acuh, saat ini.     

Xiao Yan tersenyum ketika ia mendengar hal ini dan Sayap Awan Ungu di punggungnya melesat keluar. Dengan sebuah kepakan lembut, tubuhnya mulai melayang, sebelum akhirnya terbang ke arah dimana raungan monster tadi berada.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.