Perjuangan Menembus Surga

Pertarungan Antara Python dan Kera



Pertarungan Antara Python dan Kera

0Langit dipenuhi bintang saat cahaya rembulan sedingin es berhamburan turun dari atas, membungkus seluruh wilayah gunung itu dalam lapisan cahaya perak samar. Hal itu membuat wilayah itu tampak berkabut dan misterius.     

Selain beberapa Binatang Magic yang mencari makanan di kedalaman gunung di malam hari, kebanyakan mereka telah kembali pulang untuk tidur. Seluruh hutan itu telah berubah menjadi sunyi saat ini juga. Setelah waktu yang cukup lama, sebuah raungan pelan perlahan terdengar dari kejauhan, sebelum akhirnya menyebar dan berangsur - angsur menghilang.     

Sebuah sosok hitam mendadak dan secara diam - diam melesat terbang melewati langit yang hitam pekat. Sepasang sayap besar mengepak pelan, mengangkat sebuah aliran udara kecil. Tubuh sosok itu meminjam aliran udara kecil tadi, saat ia melesat melintasi langit malam, lewat tanpa mengganggu apapun juga.     

"Siu!"     

Sesosok manusia tiba - tiba muncul entah dari mana di atas sebuah pohon di luar lembah. Matanya bersinar saat ia memandang bagian dalam lembah gunung hitam gelap. Karena pertarungan ganas siang tadi, pintu masuk ke dalam lembah gua itu kacau berantakan. Lubang - lubang besar dan kecil tersebar dengan tak beraturan.     

Xiao Yan tertawa pelan saat ia memandang lembah gunung yang dalam. Ia mengayunkan lengan bajunya lembut dan sebuah bayangan tujuh warna seketika melesat keluar dari lengan bajunya. Akhirnya, hal itu dengan gembira dan berulang - ulang, berputar di sekitar tubuh Xiao Yan. Suara mendesis terdengar dari mulutnya tanpa henti.     

"Dasar makhluk tamak." Xiao Yan menggelengkan kepalanya tak berdaya ketika ia melihat mata 'Python Penelan Surga' menatap cincin penyimpanannya dengan sungguh - sungguh. Dengan sebuah ayunan tangannya, sebotol 'Inti Kelahiran Singa Kristal Ungu' muncul di tangannya.     

'Inti Kelahiran Singa Kristal Ungu' baru saja muncul ketika tubuh 'Python Penelan Surga' dengan cepat menerjang secepat kilat. Ular itu memanfaatkan keadaan tidak siap Xiao Yan untuk melingkarkan tubuhnya yang panjang ke kedua tangan Xiao Yan dan botol tadi. Makhluk itu menjulurkan lidah ularnya dan memasukkannya ke dalam botol itu, sebelum menyedotnya dengan ganas. 'Inti Kelahiran Singa Kristal Ungu' di dalam botol giok berkurang hingga sepertiga hanya dengan satu tindakan itu.     

Telapak tangan Xiao Yan menarik kepala 'Python Penelan Surga', sebelum ia bergegas mengambil kembali botol giok itu. Ketika ia melihat isinya hanya tersisa sekitar dua per tiga, ia secara refleks mengecapkan mulutnya kesal. Nafsu makan dari makhluk rakus ini bertumbuh semakin besar. Di masa lalu, beberapa tetes sudah memuaskannya. Kini, makhluk itu sungguh ingin meminum sebanyak ini. Jika makhluk ini terus memiliki nafsu makan seperti ini, beberapa botol 'Inti Sari Kristal Ungu' yang tersisa tidak akan cukup untuk dimakannya.     

'Python Penelan Surga' menjulurkan lidah ularnya dengan puas setelah dengan ganas meminum beberapa teguk 'Inti Sari Kristal Ungu'. Makhluk itu menggoyangkan tubuhnya yang panjang dan melingkar di tangan Xiao Yan. Di bawah sinar rembulan, python tujuh warna itu memantulkan kilauan cemerlang dan tampak sangat cantik.     

Xiao Yan memalingkan kepalanya sedikit setelah menyimpan 'Inti Sari Kristal Ungu'. Matanya kebetulan bertatapan dengan mata ular itu yang memancarkan tujuh warna samar. Seketika, muncul sebuah perasaan bergelora di hatinya: tersihir. Hal itu adalah perasaan yang ia juga rasakan ketika ia melihat Ratu Medusa untuk pertama kali.     

Tenggorokan Xiao Yan terlihat sedang menelan ludah. Kemiripan antara 'Python Penelan Surga' yang sekarang dengan Ratu Medusa, tampak semakin bertambah. Ini…     

Xiao Yan tertawa kecut dan menghela napas. Tangannya dengan lembut mengusap kepala kecil 'Python Penelan Surga'. Ular itu dengan jinak menyipitkan mata ularnya yang menawan. Lidah ularnya menjulur ke arah telapak tangannya. Perasaan licin itu membuat Xiao Yan merasa gatal.     

"Teman kecil, kau harus bertahan. Jangan biarkan wanita itu menelan jiwamu. Jika tidak, aku khawatir, kita berdua tidak akan bernasib baik." Xiao Yan menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. Setiap kali dirinya mengingat Ratu Medusa, yang merupakan campuran dari pesona dan hawa pembunuh yang penuh amarah, ia akan merasa pening. Tentu saja, siapapun yang memiliki perselisihan semacam itu dengan seorang Dou Zong kuat, kemungkinan besar tidak akan terlalu senang. Ini terlebih lagi ketika seorang kuat ini adalah seseorang yang menganggap nyawa manusia sebagai sampah. Membunuh seseorang pada dasarnya lebih mudah daripada membunuh seekor ayam baginya. Dia tidak merasakan sedikitpun beban saat membunuh seseorang.     

'Python Penelan Surga' memancarkan gelombang suara mendesis, tampak telah mengerti kata - kata Xiao Yan. Terdapat kilauan berkedip di dalam mata ular yang mempesona itu.     

"Ugh, semua ini adalah masalah untuk masa depan. Kini, setelah kau kenyang, kau harus bekerja untukku. Jika kau berani bermalas - malasan, kau bisa lupakan saja mengenai memakan 'Inti Sari Kristal Ungu' kedepannya." Xiao Yan menepuk python itu saat ia menyingkirkan pemikiran di benaknya, saat ia berbicara sambil tertawa.     

Ancaman Xiao Yan jelas berpengaruh besar kepada python itu. Makhluk kecil ini bergegas menganggukkan kepalanya. Dia menggoyangkan ekornya dan tubuhnya berubah menjadi cahaya tujuh warna yang melintas di depan Xiao Yan. Kecepatannya membuat Xiao Yan hanya bisa melihat beberapa sinar cahaya yang melesat lewat.     

Xiao Yan menggelengkan kepalanya dan perlahan mengepakkan Sayap Awan Ungu di punggungnya. Tubuhnya berangsur - angsur terbang ke udara dan dengan hening terbanag ke arah lembah gunung. 'Python Penelan Surga' tadi sedang mengitari di sekitar tubuhnya untuk melindungi.     

Kecepatan terbang Xiao Yan sangatlah lambat. Seluruh pintu masuk ke lembah gunung tidak mengeluarkan sedikit suara pun. Tempat itu begitu sunyi senyap hingga terasa menakutkan.     

Akan tetapi, ketika Xiao Yan baru hanya berada sekitar beberapa puluh meter dari pintu masuk lembah, sisik dari 'Python Penelan Surga', yang sedang melayang di sekitarnya, mendadak menjadi tegap. Suara mendesis yang agak tajam, terdengar dari mulutnya dan hal itu menggema di seluruh pintu masuk lembah gunung.     

Hati Xiao Yan terkejut ketika ia melihat gerak - gerik python ini dan ia pun bergegas berhenti. Dou Qi dengan cepat mengalir di dalam tubuhnya, saat matanya menatap dengan serius lembah gunung yang dalam itu.     

Seiring waktu berjalan, sepasang cahaya merah terang berangsur - angsur muncul dari dalam lembah gunung yang hitam gelap itu. Segera setelah itu, cahaya itu berangsur - angsur menjadi semakin besar, sebelum sepasang titik cahaya merah terang berubah menjadi sepasang mata merah besar. Suara langkah kaki yang berdebum dapat terdengar di bawah sinar bulan yang samar.     

Xiao Yan dengan hening menghela napas lega ketika ia melihat 'Kera Salju Iblis Langit' yang muncul di bawah sinar bulan. Bulu kera itu telah berubah kembali menjadi berwarna seputih salju. Terlebih lagi, Qi yang dipancarkan oleh permukaan tubuhnya jauh lebih lemah dibanding saat siang tadi. Jelas, perasaan melemah setelah membangkitkan garis keturunannya membuat makhluk itu kesulitan mencapai kondisi puncaknya.     

Sepasang mata merah terang menatap Xiao Yan dengan serius, di udara. Mungkin lebih tepatnya… menatap 'Python Penelan Surga' di samping Xiao Yan… Karena mereka berdua adalah Binatang Magic, 'Kera Salju Iblis Langit' itu tidak asing dengan aura yang dipancarkan oleh 'Python Penelan Surga'. Qi dari ular itu membuatnya merasa gelisah dan juga sedikit ketakutan.     

Ular dan kera itu saling menatap satu sama lain di bawah sinar bulan. Dua jenis Qi kuat berangsur - angsur bangkit. Di hadapan tekanan dua kekuatan ini, Xiao Yan, dengan kekuatannya yang sekarang, merasakan sesak di dadanya.     

Sebuah Kekuatan Spiritual tak kasat mata muncul dari cincin hitam di jarinya, membungkus Xiao Yan di dalamnya. Hal itu juga membungkus tenaga menekan dari 'Python Penelan Surga' dan 'Kera Salju Iblis Langit'. Suara Yao Lao terdengar di dalam hati Xiao Yan, "Biarkan 'Python Penelan Surga' menahan 'Kera Salju Iblis Langit'. Kau harus memanfaatkan waktu untuk masuk ke lembah gunung demi mencari 'Salep Pengeras Tubuh'."     

"Baik." Xiao Yan menganggukkan kepalanya pelan. Ia berbalik ke arah python di sampingnya itu dan berkata pelan, "Teman kecil, tahanlah dia."     

"Sss!"     

Python itu mengeluarkan suara gelombang berdesis ketika mendengar perintah Xiao Yan dan cahaya tujuh warna mendadak melonjak keluar dari tubuhnya. Setelah kemunculan cahaya tujuh warna, yang kuat itu, tubuhnya membengkak dengan cepat secara mendadak.     

Hanya dalam satu kejapan mata, 'Python Penelan Surga' yang tadinya berukuran sekecil kantung, telah berubah menjadi makhluk raksasa sepanjang lebih dari tiga puluh meter. Python itu mengayunkan tubuh raksasanya di bawah langit malam. Sepasang mata ular yang menawan, menatap 'Kera Salju Iblis Langit' di bawah. Bahkan, langit mulai sedikit bergoyang, saat lidah ular itu menjulur dan kembali masuk.     

"Kekuatan makhluk kecil ini sekali lagi telah melonjak hebat setelah tidur untuk waktu yang lama. Dia memang pantas menyandang nama 'Penelan Surga'. Jika makhluk ini mencapai puncaknya, kemungkinan besar, dia akan benar - benar memiliki kekuatan untuk menghancurkan tanah dan langit." Xiao Yan secara refleks berseru, saat ia merasakan tubuh python yang bahkan lebih besar dari yang terakhir kali ia lihat di Sekte Misty Cloud.     

"'Python Penelan Surga' adalah sejenis binatang buas unik dari zaman kuno. Di situasi yang normal, akan membutuhkan seratus tahun jika dia ingin mencapai tahap seperti ini. Jika bukan karena penggerusan dan peleburan roh Ratu Medusa, binatang buas milikmu ini tidak akan berevolusi secepat ini. Daripada mengatakan dirinya bertambah kuat, kau lebih tepatnya bisa katakan, bahwa dia sedang mengambil keuntungan dari kekuatan Ratu Medusa." Yao Lao berkata pelan.     

Xiao Yan mengangguk dengan tenang. Itu memang karena Ratu Medusa. Wanita ini sungguh sedikit terlalu menakutkan…     

Xiao Yan menghela napas panjang. Ia terdiam lebih dari sepuluh detik, sebelum mendadak mengepakkan sayap di punggungnya. Seketika, tubuhnya berubah menjadi sebuah bayangan hitam yang melesat dengan dahsyat ke arah lembah gunung.     

Kera itu tampaknya telah merasakan sesuatu ketika Xiao Yan bergerak. Makhluk itu seketika mengeluarkan auman amarah saat kakinya menginjak - injak tanah. Tubuhnya yang besar terlihat seperti sebuah bola meriam saat melesat ke arah Xiao Yan untuk menghalaunya. Sebuah saura tajam yang memekakan telinga, terdengar dari pintu masuk lembah.     

Di saat kecepatan 'Kera Salju Iblis Langit' itu sangat cepat, 'Python Penelan Surga' bahkan lebih cepat lagi. Sebelum kera itu dapat menggapai Xiao Yan, makhluk itu melihat sebuah cahaya intens tujuh warna di depannya. Sebuah ekor raksasa yang membawa cahaya tujuh warna terang, dengan hebat terjatuh dari langit, sebelum menghantam keras tubuh kera itu. Sebuah kekuatan dahsyat seketika meledak saat kera itu menghantam dinding gunung.     

"Bum!"     

Sekeping dinding gunung keras terjatuh di belakang kera itu. Saat kepingan itu jatuh, banyak sekali garis retakan yang mulai menyebar di belakangnya seperti jaring laba - laba. Akhirnya, garis retakan ini menyebar di sepanjang setengah dinding gunung.     

"Aumm!"     

Kera itu mengamuk ketika menerima pukulan sekeras itu. Warna merah terang dengan cepat menjadi semakin terang di dalam matanya. Makhluk itu tak menghiraukan rasa takutnya terhadap Python Penelan Surga di dalam hatinya, saat riak energi sedingin es terkumpul di permukaan tubuhnya. Setelah terkumpulnya energi ini, energi sedingin es tadi bahkan membuat udara di sekitarnya membeku. Makhluk itu membuka mulut besarnya dan menunjukkan taringnya. Udara dingin yang terkumpul itu tiba - tiba dan dalam sekejap, berubah menjadi sebuah bola raksasa berputar sedingin es, yang setidaknya sebesar satu setengah meter.     

Ketika 'Kera Salju Iblis Langit' menghantamkan tinjunya di dadanya, bola berputar yang mengandung energi dingin mengerikan mendadak melesat. Sasarannya adalah 'Python Penelan Surga Tujuh Warna' di langit. Saat bola itu bergerak, jejak putih panjang, tertinggal secara samar di udara.     

Mata ular yang menawan, milik 'Python Penelan Surga' di langit, memandang bola berputar yang melesat mendekat dengan cepat. Sesaat kemudian, sebuah cahaya tujuh warna kuat meletus. Hal itu seperti sebuah matahari tujuh warna di langit malam, yang menyilaukan, yang bertabrakan dengan keras dengan bola dingin itu. Seketika, sebuah ledakan energi raksasa terdengar di dalam pegunungan itu seperti gemuruh guntur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.