Nelayan Mengikuti Pertarungan Antara Burung Kedidi dan Remis
Nelayan Mengikuti Pertarungan Antara Burung Kedidi dan Remis
Tombak panjang yang terhenti di depan Leng Bai tidak ditarik mundur. Sudut mulut Bai Shan terangkat dengan puas ketika ia memandang wajah lawannya yang agak terpaku dan ia menoleh sedikit, ketika ia menaikkan pandangannya dan memandang ke arah Xiao Yan. Ketika ia melihat Su Xiao dan tiga murid senior Akademi Dalam yang telah roboh di samping, rasa bangga di sudut mulutnya, tanpa ia sadari berangsur - angsur meredup. Perasaan dingin dan iri hati, melintas di matanya. Dia yang memiliki watak angkuh, sungguh tidak menyukai perasaan ditekan dengan kuat oleh seseorang. Di Akademi Luar, pada masa lalu, ia benar - benar pantas menjadi salah satu orang yang paling luar biasa di sana, mendapatkan sorot mata penuh hormat dari semua murid. Perlakuan semacam ini mendadak hancur lebur setelah kemunculan Xiao Yan. Hal ini membuat 'dada'nya yang tidak terlalu besar, tidak merasakan sesuatu yang positif sedikitpun terhadap Xiao Yan.
TL: Dada – toleransi kepada orang lain
Meskipun ia telah memperoleh banyak manfaat karena mengikuti Xiao Yan selama perjalanan ini, benaknya dengan mantap berpikir, bahwa ini terjadi hanyalah karena masing - masing dari mereka memiliki apa yang dibutuhkan lainnya. Xiao Yan hanya menginginkan kekuatannya untuk memperoleh 'Energi Api' dari para murid Akademi Dalam untuk memuaskan hasratnya. Di hati Bai Shan, ia tidak pernah memperlakukannya sebagai ketua regu sejati. Ini hanyalah sebatas saling memanfaatkan satu sama lain.
"Namun, pemenang terbesar dalam situasi ini masihlah dirinya…" Mata Bai Shan menatap beberapa murid baru yang ada di sana. Ia bisa melihat rasa hormat dan memuji terhadap Xiao Yan, dari dalam mata mereka. Jelas, keberanian dan pendirian teguh yang Xiao Yan tunjukkan, untuk bertarung melawan regu murid senior, telah berhasil membuat mereka mendukungnya, yang dinyatakan langsung dari hati mereka.
"Para keparat ini benar - benar telah lupa bahwa tanpa kita, Xiao Yan tidak akan bisa mencapai hal ini sendirian!" Bai Shan menggertakkan giginya dengan keras. Amarah yang ditekan di hatinya untuk waktu yang cukup lama, tak bisa ia tahan lagi. Setelah ia menjadi semakin murka di hatinya, matanya mendadak menjadi dingin. Ia memegang tombak panjang itu dengan erat di tangannya dan melangkah maju. Tombak panjang itu menghantam langsung dan mendarat dengan keras di dada Leng Bai, yang telah menyerah dan tidak memiliki pertahanan. Wajah Leng Bai seketika memerah dan seteguk darah segar termuntahkan. Ia bergegas melangkah mundur dan akhirnya duduk di atas tanah. Setelah itu, ia mendadak mengangkat kepalanya sembari matanya penuh dengan amarah.
"Apa yang kau lihat? Tidak puas?" Bai Shan tertawa dingin ketika ia melihat amarah di mata Leng Bai. Dia melangkah maju dan saat sekali lagi ia hendak melampiaskan amarahnya, sebuah bayangan hitam mendadak melesat lewat. Suara Xiao Yan yang bernada rendah terdengar, "Ia telah menyerah, kenapa kau terus menyerang? Apakah terpuji untuk melukai seseorang yang tak berdaya?"
"Hmm." Halangan Xiao Yan membuat tombak panjang di tangan Bai Shan gemetar. Ia menghirup nafas dalam - dalam dan menyembunyikan amarah di hatinya. Dengan sebuah dengusan, ia membawa tombak panjang di tangannya, berbalik, dan melaju ke medan pertempuran di antara murid baru dan senior. Tombak panjangnya mengeluarkan suara 'chi chi', tampak agung seperti seekor ular python perak yang besar.
Xiao Yan mengerutkan dahinya, saat ia memandang Bai Shan yang pergi. Ia lalu melirik pertarungan Wu Hao, yang juga memasuki tahap akhir. Baru setelah ia mendapati Wu Hao hendak menang, Xiao Yan menoleh dan memandang wajah penuh amarah milik Leng Bai. Ia mengayunkan tangan dan melemparkan sebuah botol obat penyembuhan.
Leng Bai terkejut setelah menerima botol obat tersebut. Amarah di wajahnya perlahan berkurang dan ia tidak mengembalikan obat tersebut. Alih - alih, ia merobek bajunya dan menuangkan cairan obat sedingin es ke lukanya, dimana darah segar mengalir. Baru setelah itu ia menghela nafas lega. Ia menjentikkan jarinya ke cincin penyimpanan dan sebuah cahaya biru melesat ke arah Xiao Yan.
Xiao Yan menjulurkan tangannya dan menangkap cahaya biru itu. Ia melihat dan mendapati ternyata itu adalah Kartu Kristal Api berwarna biru pucat. Angka pada Kartu Kristal Api itu ternyata telah mencapai angka delapan puluh enam. Di antara Kartu Krsital Api yang Xiao Yan telah temui selama ini, ini adalah angka paling tinggi yang ia pernah lihat.
Xiao Yan memegang kartu itu dan tidak bertindak sok suci dan mengembalikannya. Ini adalah hasil kemenangan mereka dan bukan kemenangan milik dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia hanya memberi hormat dengan tangannya ke arah Leng Bai sebagai tanda terima kasih.
"Rekanmu itu bukan apa - apa. Katakan padanya aku akan membalas serangan tombak yang aku terima hari ini." Leng Bai mengangkat kepalanya untuk bersandar pada batang pohon ketika ia berbicara dengan samar.
"Maafkan aku." Xiao Yan menghela nafas. Bai Shan memang keterlaluan mengenai masalah ini. Jika ia menghajar Leng Bai seperti ini di pertarungan, tidak ada yang akan berkata apa - apa. Namun, ia telah memberikan pukulan yang begitu keras, setelah lawannya mengaku kalah dan melepaskan pertahanan mereka. Hal ini tidak mengikuti peraturan yang ada.
"Meskipun kau telah meminjam kekuatan para murid baru untuk mengalahkan tiga regu kami, kau tidak mungkin bisa membawa hasil rampasanmu dan kembali ke Akademi Dalam." Mata Leng Bai berhenti pada medan pertarungan antara Wu Hao dan Xiu Yan. Di tempat itu, Xiu Yan telah menunjukkan tanda - tanda tubuhnya melemah di pertarungan muka lawan muka di antara mereka berdua.
"Aku tahu. Masih ada dua regu yang disebut 'Pembasmi Kejahatan Hitam Putih'." Xiao Yan mengangkat pundaknya dan menjawab.
"Sepertinya, kau tahu banyak." Leng Bai mengangkat alisnya ketika ia mendengar kata - kata Xiao Yan. Ia merasa sedikit takjub.
"Apa yang aku katakan tadi bukanlah kata - kata penuh kesombongan. 'Kompetisi Berburu Energi Api' ini sengaja diatur oleh Akademi Dalam. Ini karena para murid baru sangatlah angkuh ketika mereka tiba di Akademi Dalam. Oleh karena itu, Akademi Dalam telah menyusun kompetisi ini. Tujuannya adalah, agar para murid senior dapat menekan semangat para murid baru di hutan. Jadi, hal ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, jika kau ingin memaksa menerobos keluar dari hutan ini."
"Aku hanya tidak ingin kami dirampas hingga tidak memiliki apapun, sebelum kami memasuki Akademi Dalam. Terlebih lagi, aku harus bilang bahwa cara yang kalian para murid senior gunakan untuk menghilangkan semangat siswa baru, benar - benar menjijikkan. Mungkin, ini karena mereka pernah menerima perlakuan seperti itu di masa lalu, sehingga mereka ingin membalasnya kepada para murid baru. Namun, kebiasaan saling menyalurkan antar angkatan seperti ini tidak akan berhasil. Bahkan, jika kita tidak membalas kali ini, kemungkinan, akan ada murid baru yang akan memimpin para regu untuk melawan." Xiao Yan berbicara perlahan. Matanya menatap Wu Hao, yang akhirnya mengguncang Xiu Yan dengan satu telapak tangan hingga ia mundur lebih dari sepuluh langkah. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa kemenangan di pertempuran ini sudah ditentukan.
Leng Bai hanya terdiam. Ia tahu benar bahwa murid senior berpartisipasi di 'Kompetisi Berburu Energi Api' ini bukan hanya untuk merebut 'Energi Api'. Ada beberapa yang berpartisipasi karena mereka ingin melampiaskan dendam mereka.
"Baiklah, pertempuran ini bisa dianggap berakhir di sini." Xiao Yan menghela nafas. Ia berpaling ke arah medan pertempuran yang agak ricuh. Di tempat itu ada Xun Er, Hu Jia, dan Bai Shan yang berpartisipasi. Beberapa murid senior dari Akademi Dalam, yang menahan dengan kesusahan, akhirnya tidak bisa bertahan lagi. Setelah menggunakan aura ganas untuk mencederai beberapa murid baru, mereka benar - benar telah dikalahkan.
"Ah, korbannya sangat banyak… para murid senior ini memang sangat kuat. Akademi Dalam memang sebuah tempat yang bagus untuk mengasah kemampuan orang." Mata Xiao Yan terarah pada tanah lapang itu dan ia menggelengkan kepalanya tak berdaya. Terdapat kurang dari lima belas murid baru, dari yang tadinya empat puluh murid, yang masih berdiri setelah mengalahkan dua belas murid senior yang bekerjasama dengan baik satu sama lainnya. Kebanyakan dari murid yang tersisa, telah kehilangan kekuatan bertarung mereka untuk sementara dan terbaring dengan terengah - engah, karena cedera mereka.
Saat murid senior terakhir terjatuh di tanah, sebuah teriakan gembira yang mengandung rasa sakit, seketika terdengar pada lahan terbuka itu. Sepuluh lebih murid baru, yang masih bisa bergerak, tidak bisa menahan pergolakan di hati mereka, ketika mereka tertawa bahagia. Dalam sekejap, sebuah suasana riang menyelimuti tempat itu, menggantikan suasana yang tadinya mencekik.
"Haha, semuanya, periksalah rekan kalian terlebih dahulu. Oleskan obat penyembuhan ini pada mereka. Sisanya, kumpulkan Kartu Kristal Api dari tangan para murid senior. Karena kita telah menang, sudah sewajarnya kita mulai membagi rampasan kita." Xiao Yan tersenyum dan mengangkat kepalanya untuk memandang wajah yang bersemangat milik para murid baru. Ia perlahan melangkah maju dan mengeluarkan banyak sekali obat penyembuhan dari dalam cincin penyimpanannya. Ia meletakkan benda itu di atas sebuah batu dan tersenyum, ketika ia berbicara pada semua orang.
"Ya!" Saat ini, semua orang mematuhi perintah Xiao Yan, setelah pertarungan besar mereka ini. Karena itu, semuanya berteriak bebarengan, ketika mereka mendengar kata - katanya dan seketika, melakukan apa yang ia perintahkan. Dalam sekejap, lahan kosong itu tampak sibuk sekali lagi.
"Apakah kau baik - baik saja?" Xiao Yan tersenyum dan bertanya ketika ia melihat Xun Er, Hu Jia, dan Wu Hao yang berjalan ke arahnya.
Mereka bertiga mengangguk. Xun Er dan Hu Jia masih tampak baik - baik saja, tetapi Wu Hao sedikit terengah - engah. Jelas, pertarungan keras antara dirinya dan Xiu Yan tadi benar - benar menguras Dou Qi dan kekuatan fisiknya.
Xiao Yan mengetuk cincin penyimpanannya dan sebuah botol giok kecil muncul. Ia sedikit memiringkannya dan menuang tiga 'Pil Pemulih Energi', yang ia serahkan kepada mereka bertiga. "Ini bisa membuat Dou Qi kalian pulih dengan cepat. Telanlah."
Xun Er tersenyum dan menerima pil obat itu. Ia tidak ragu sedikitpun ketika ia melemparkannya ke dalam mulutnya.
Di sisi lain, Hu Jia dan Wu Hai ragu sedikit, sebelum mengambil satu dan berterima kasih kepada Xiao Yan dengan pelan.
Xiao Yan dengan santai tersenyum, mengangkat wajahnya, dan tidak bisa menahan helaan nafas panjang, ketika ia menyaksikan lahan terbuka yang ramai itu. Mereka akhirnya telah benar - benar berhasil mengalahkan tiga regu itu. Berikutnya, selama mereka mendapat istirahat cukup, mereka akan bisa menyerbu kelompok yang disebut sebagai 'Pembasmi Kejahatan Hitam Putih' itu.
"Ck ck, mereka memang cukup ahli. Mereka sungguh berhasil mengalahkan tiga regu murid senior itu." Dua pria tua di atas sebuah pohon, di dalam lautan pepohonan yang luas itu, perlahan membuka mata mereka. Mereka saling menatap satu sama lain dan menggelengkan kepala mereka, saat berbicara sambil tersenyum penuh ketakjuban.
"Kekuatan anak muda yang bernama Xiao Yan itu tampaknya cukup besar. Ia sungguh berhasil mengalahkan Su Xiao dengan cepat. Meskipun ia menggunakan efek spesial dari Teknik Dou Gelombang Suara, serangan kuat dan mata tajam miliknya adalah sesuatu yang tidak dimiliki para murid senior di Akademi Dalam." Salah satu pria tua itu memuji.
"He he, benar. Mungkin setelah Kompetisi Berburu ini selesai, kita harus meminta Hu Gan memberi informasi mengenai anak itu. Aku rasa, dengan potensinya, ia mungkin bisa masuk ke dalam sepuluh besar dari 'Peringkat Kekuatan' setelah mendapatkan pelatihan di Akademi Dalam." Pria tua satunya menganggukan kepalanya pelan dan berucap dengan sebuah senyuman.
"Ya." Pria tua yang telah berbicara sebelumnya mengangguk pelan. Ia meregangkan pinggang malasnya dan berkata, "Namun, keberuntungan para murid baru ini akan segera berakhir. 'Pembasmi Kejahatan Hitam Putih' tahun ini adalah orang - orang kuat yang sering mendapatkan 'Energi Api' di dalam Arena Pertarungan... Apa!?"
Sebelum semua kata - katanya terdengar, raut wajah pria tua itu berubah sedikit. Sebuah suara terkejut terpancar dari mulutnya. Ia menoleh dan saling bertukar pandang dengan pria tua satunya, sebelum berkata dengan suara yang terkaget, "Lima Qi itu…? Sungguh tidak terduga ada seorang nelayan yang telah datang untuk mendapatan bagiannya sembari burung kedidi dan remis sedang bertarung. Mereka memang pantas menjadi orang yang bergaul di antara orang - orang di Arena Olahraga. Sebuah taktik yang licik."
Xiao Yan tersenyum saat ia memandang lima belas Kartu Kristal Api biru pucat di tangannya, sambil berdiri di lahan terbuka di hutan itu dan menghela nafas lega yang panjang dalam hatinya. Ini adalah perolehan yang besar.
Xiao Yan mengangkat pandangannya dan mengarahkannya kepada para murid baru yang matanya berapi - api. Ia tersenyum dan berkata, "Berikutnya, kita bisa mulai membagikan rampasan kita."
Tepat saat suara Xiao Yan terdengar, sebuah tawa asing yang samar mendadak terdengar dari dalam hutan lebat tanpa pertanda apapun. Akhirnya, suara itu perlahan menggema di dalam lahan kosong, membuat tubuh semua orang terpaku.
"Ck, murid - murid baru tahun ini memanglah tidak biasa. Mereka sungguh bisa mengalahkan delapan regu murid senior lainnya, tetapi ini juga cukup bagus. Kita harus mengambil semua 'Energi Api' dari tangan kalian."
Wajah tersenyum Xiao Yan tiba - tiba menjadi kaku. Hawa dingin melesat di matanya ketika ia perlahan mendongak dan memandang suatu titik di hutan yang lebat. Dedaunan yang ada, tiba - tiba bergerak di titik tersebut. Seketika, lima sosok, yang seluruh tubuhnya penuh dengan Qi ganas, melesat dan muncul di atas batang pohon, seperti lima Binatang Magic berbentuk manusia. Mereka memandang ke bawah ke arah orang - orang di lahan terbuka itu dari sudut pandangan mereka yang tinggi.