Perjuangan Menembus Surga

Kota Damai



Kota Damai

1Raungan yang membawa gelombang suara aneh, menyebar dengan kuat di antara pegunungan dan perlahan menghilang setelah waktu yang lama. Hanya saat inilah, pegunungan, yang tiba - tiba menjadi hening, dengan tenang, kembali mengeluarkan beberapa suara kehidupan.     

Di tebing gunung, Xiao Yan seketika memegang lehernya dan terbatuk beberapa kali dengan keras. Setelah itu, ia menelan ludah dengan paksa. Baru kemudian, perasaan seperti nyala api yang membakar di dalam tenggorokannya, sedikit mereda.     

"Reaksi yang wajar, kau tidak perlu terlalu khawatir…" Yao Lao tersenyum dan menenangkannya, ketika ia melihat ekspresi yang terdapat di wajah Xiao Yan.     

"Uhuk…. Guru. Sudahkah aku berhasil mewarisinya?" Wajah Xiao Yan mungkin memerah karena batuk yang kuat yang hanya sebentar itu, tapi, wajahnya masih dipenuhi kegembiraan saat ia bertanya dengan semangat.     

"Ah, dari kelihatannya, kau memang benar berhasil mendapatkan aura naga yang memiliki kemampuan untuk membuat jiwa - jiwa bergetar…" Yao Lao tertawa. Kepuasan terdengar di tawanya.     

Kegembiraan di wajah Xiao Yan menjadi jauh lebih tebal ketika ia mendengar hal itu. Meskipun 'Pil Naga Misterius Yin-Yang' tidak seketika meningkatkan kekuatannya, aura naga ini membuatnya memiliki gaya menyerang berbeda yang akan mengejutkan orang lain. Bisa dibayangkan, seberapa banyak kemampuan ini akan membantu Xiao Yan kedepannya.     

"Meskipun kau yang sekarang telah berhasil mewarisi aura naga dari 'Pil Naga Misterius Yin-Yang', jika kau hanya bergantung pada aura naga untuk mengeluarkan gelombang suara semacam itu, kerusakan yang akan terjadi di tenggorokanmu akan terlalu besar. Jika kau tidak berhati - hati, kau mungkin akan berakhir bisu. Kerugian seperti itu terlalu besar." Yao Lao menyampaikan pikirannya.     

"Yang disebut sebagai gelombang aura naga itu masih harus selaras dengan Teknik Dou jenis gelombang suara agar bisa digunakan?" Xiao Yan sedikit mengerutkan dahi. Setelah mendengar pengakuan Yao Lao, ia tidak dapat menahan sebuah senyum pahit, "Teknik Dou semacam itu cukup langka. Mendapatkannya lebih mudah dikatakan daripada dilakukan."     

"Guanakan waktumu untuk mencarinya. Dulu, aku memang memiliki Teknik Dou gelombang suara Kelas Xuan. Namun, karena beberapa kejadian yang tidak terduga, aku kehilangannya. Karena itu, kau hanya bisa bergantung pada dirimu sendiri untuk mencarinya." Yao Lao menghela nafas.     

Xiao Yan hanya mengangkat pundaknya ketika ia mendengar perkataan Yao Lao. Tampaknya tidak ada harapan untuk menerima gelombang suara Teknik Dou dari Yao Lao.     

Xiao Yan dengan handal mengeluarkan sebotol air bersih dari cincin penyimpanan dan dengan menuangkannya ke dalam mulutnya. Ia mengusap noda air yang berada di samping mulutnya dan seketika bertanya sambil lalu, "Guru, kau sepertinya mengerti hal 'Pil Naga Misterius Yin-Yang' ini dengan baik, bukan? Kau bahkan mengetahui bagaimana untuk memaksa keluar aura naga yang terkubur di dalam Dou Qi."     

Seketika, Yao Lao menjadi hening setelah mendengar perkataan Xiao Yan. Ketika ia melihat tindakan Yao Lao, Xiao Yan juga terkejut. Ia segera mengingat reaksi awal Yao Lao saat ia melihat 'Pil Naga Misterius Yin-Yang' di pameran pelelangan dan mau tidak mau, merasa sedikit malu.     

Yao Lao terdiam untuk waktu yang lama, sebelum suaranya yang samar terdengar. Namun, perkataan yang Yao Lao ucapkan membuat Xiao Yan menjadi sedikit tercengang.     

"Karena akulah yang menciptakan formula obat 'Pil Naga Misterius Yin-Yang'… selain itu, hanya ada dua orang di benua ini yang dapat memurnikan pil obat semacam ini. Satu adalah diriku. Yang lain adalah…" Ketika ia berbicara tentang hal ini, tiba-tiba ada beberapa perasaan kesepian yang bercampur di suara Yao Lao.     

Xiao Yan merasakan dengan jelas emosi di dalam suara Yao Lao, membuat dia dengan bijak untuk tetap terdiam dan tidak menyela.     

"Seseorang yang lainnya adalah muridku, yang aku lihat sebagai pewaris yang paling sempurna saat itu… bakatnya dalam pemurnian obat tidak lebih lemah darimu. Bahkan, upayaku dalam melatihnya juga tidak kurang darimu. Ketika ia masih bayi, aku membawanya keluar dari dinginnya puing - puing es dan menganggapnya seperti anakku sendiri. Aku bahkan memperlakukannya sebagai pewaris sempurna untuk dilatih.     

Yao Lao tersenyum. Suaranya datar, "Hanya itu saja… akhirnya, ia memilih untuk mengkhianatiku, karena hanya masalah kecil… He he, mungkin, itu benar - benar karena 'berkat'-nya aku telah berubah menjadi seperti ini."     

"Ia harus mati."     

Xiao Yan merasakan kesedihan dalam suara Yao Lao. Itu adalah sebuah perasaan dingin yang merambat keluar dari lubuk hati seseorang setelah dikhianati dan dilukai oleh seseorang yang terdekat denganmu. Xiao Yan perlahan menghembuskan nafas. Tinju di bawah lengan bajunya mengepal erat. Pandangannya terarah ke depan. Suara pelannya tampaknya berbicara dengan senior (shi-xiong) yang belum pernah ia temui sebelumnya.     

"Kita seharusnya tidak meninggalkan 'Kota Tanda Hitam' terlalu cepat. Karena orang - orang dari 'Delapan Gerbang' telah melelang benda ini, aku pikir, mereka sepertinya pernah bertemu dengannya. Bahkan, aku rasa, bahwa dia seharusnya tidak akan membiarkan sembarangan orang mengirimkan benda yang berharga ini. Dia mungkin mengirimkannya sendiri…"     

"He he, bagaimana jika kita benar - benar berhasil menemukannya di 'Kota Tanda Hitam'?" kata Yao Lao samar, "Sudah kukatakan bahwa kemampuan pemurnian obatnya tidaklah lebih lemah darimu. Setelah kulatih dengan cermat selama bertahun - tahun, dirinya yang dulu itu telah menjadi bintang terang paling menyilaukan di dalam dunia ahli kimia di Benua Dou Qi. Sekarang, sudah bertahun - tahun terlewati, kurasa, sekarang ia telah menjadi lebih hebat dari dirinya yang dulu. Terlebih lagi, aku dikendalikan oleh 'Aula Jiwa' dan tidak berani muncul sembarangan. Dengan kekuatanmu yang sekarang, kau pasti bukanlah tandingan untuknya, entah dari segi pemurnian obat atau latihan Dou Qi."     

Meskipun suara Yao Lao tenang, Xiao Yan masih dapat merasakan amarah yang tersembunyi sangat dalam, karena mereka berbagi tubuh yang sama. Amarah itu seperti gunung berapi yang bergolak di bawah kerak yang sangat keras, ditekan untuk waktu yang lama, menunggu hari, saat ia akan meletus.     

Xiao Yan menghirup nafas dalam. Ia terdiam untuk sesaat sebelum mengangkat wajahnya untuk melihat ke langit biru. Suaranya seketika menjadi lebih lembut, "Guru, aku akan melampauinya. Terlepas dari apakah itu dalam hal pemurnian atau dari kekuatan Dou Qi. Setelah itu, aku akan membersihkan rumah… aku akan memberitahumu bahwa matamu tidak salah untuk kedua kalinya!"     

TL: membersihkan rumah – untuk menghapuskan (biasanya membunuh) pengkhianat di dalam sebuah organisasi.     

"He he, bagus, bagus…. Aku, Yao Chen juga akan percaya bahwa mata tua milikku ini tidak akan salah untuk kedua kalinya!" Suara lembut Xiao Yan seketika menyebabkan rasa masam, yang biasanya terasa dalam tangisan, menyebar dari dalam roh Yao Lao. Pengkhianatan yang ia derita di masa lalu benar - benar membuatnya sangat trauma. Untunglah, surga tidak benar - benar membiarkannya terjatuh ke dalam kegelapan dan keputusasaan yang tiada pernah berakhir.     

Tangan Xiao Yan dengan kuat menyeka hidungnya yang agak memerah. Ia membuka mulutnya, tersenyum cerah dan berkata, "Sepertinya, sudah waktunya untuk secepatnya pergi ke Akademi Jia Nan untuk meningkatkan kekuatanku dengan cepat. Namun, aku juga harus mencari waktu untuk mempelajari 'Gerakan Tiga Ribu Petir'. Dengan begitu, aku bisa menggunakannya untuk melarikan diri jika aku bertemu dengan orang - orang kuat yang tidak dapat aku kalahkan di masa yang akan datang."     

"'Gerakan Tiga Ribu Petir' adalah Teknik Dou kelas Di. Bagaimana bisa hal itu mudah dipelajari? Apakah kau sudah melupakan kesulitan ketika kau sedang berlatih 'Tsunami Pembelah Api' dulu? Jika kau ingin mempelajari 'Gerakan Tiga Ribu Petir', usaha yang harus kau lakukan tidak kurang dari yang waktu itu." Untuk sementara, Yao Lao mengesampingkan emosi dan tersenyum sambil menjawab anak muda ini, dimana ia telah menuangkan semua usaha dan harapannya di dalamnya.     

"Kau pikir, kesulitan yang telah aku alami selama lebih dari beberapa tahun ini hanya sedikit?" Xiao Yan tersenyum lembut dan berkata. Ia dengan cekatan mengambil peta 'Daerah Pelosok Hitam' yang keluar dari cincin penyimpanannya, yang Duo Ma berikan kepadanya, saat berada di 'Kota Tanda Hitam'. Dengan cermat, ia mengamati peta itu, sebelum menyimpannya dan mengalihkan pandangannya ke arah utara. Dengan tersenyum, ia berkata, "Ayo pergi, kita harus bisa bergegas dalam waktu tiga hari!"     

"Ah, kemungkinan 'Aula Jiwa' itu tidak akan memasuki wilayah di dalam Akademi Jia Nan. Lagipula, orang - orang tua yang berada di dalam akademi itu juga bukanlah tidak berguna. Namun, kau juga harus melupakan tentang meminjam kekuatan spiritualku untuk berbuat curang. Orang - orang tua di dalam sana itu sangat peka. Sangat mudah untuk mereka mendeteksi jejak dari diriku." Yao Lao berbicara sambil tersenyum.     

"Uh… bukankah guru benar - benar sangat mengerti diriku? Meskipun aku dapat berulang - ulang mengalahkan orang - orang yang sangat kuat, yang tidak bisa kutandingi, selama beberapa tahun ini, karena kau, apakah aku membutuhkan bantuanmu, saat aku bertarung dengan orang - orang yang seumuran denganku?" Xiao Yan memutar matanya ketika mendengar hal itu sambil mengecap bibirnya dan menjawab.     

"Hee hee, itu mungkin tidak bisa dijamin. Sebagai akademi tertua di Benua Duo Qi, jumlah orang - orang jenius di Akademi Jia Nan tidak terhitung jumlahnya. Selain itu, aku mendengar bahwa ada akademi bagian dalam di dalam akademi. Para muridnya adalah yang benar - benar terpilih dari sepuluh ribu orang. Jika dirimu, anak muda ini, ditempatkan di dalam, aku rasa, akan ada pertunjukan yang bagus…" Yao Lao menggodanya.     

"Kalau begitu, aku menantikannya…" Xiao Yan mengangkat bahunya. Punggungnya sedikit bergetar dan Sayap Awan Ungu perlahan muncul dari punggungnya. Ia mengepakkannya dengan ringan dan tubuhnya tiba - tiba terangkat, sebelum berputar di udara. Setelah itu, mereka mendesing dan ia terbang ke ufuk utara.     

Saat Xiao Yan bergegas di perjalanannya yang kali ini, ia dengan hati - hati mendarat di tanah, saat ia melewati kota berpenduduk padat, karena ia takut pergerakan Sayap Awan Ungu dapat menarik perhatian orang - orang. Meskipun bergegas di perjalanan dengan cara seperti ini menghabiskan Dou Qi sangat banyak, hal ini tidak terlalu menjadi masalah bagi Xiao Yan yang membawa lebih dari sepuluh botol 'Pil Pemulih Energi'.     

Tiga hari berlalu dengan cepat, ketika Xiao Yan melakukan perjalanan dengan cepat tanpa henti. Akademi Jia Nan di peta pun semakin mendekat ke Xiao Yan berada.     

Sekitar sore di hari ketiga, Xiao Yan, yang seluruh wajahnya kelelahan, tiba - tiba merasakan semangatnya memuncak. Ini karena Yao Lao tiba - tiba membuka mulutnya dan berkata.     

"Anak muda, kita telah mendekati Akademi Jia Nan. Turunlah. Tidak ada satu orang pun yang diizinkan untuk terbang di dalam lima puluh kilometer dari Akademi Jia Nan. Kalau kau tidak menurut, kau akan diserang dalam sekejap."     

Xiao Yan bergegas mengangguk ketika ia mendengar perkataan Yao Lao. Kecepatan terbangnya menurut dengan pesat sebelum akhirnya ia turun. Akhirnya, kakinya mendarat di bukit kecil. Saat itu, ia berdiri di pucuk bukit menatap ke seluruh penjuru dari kejauhan dan secara kebetulan dapat melihat kota kecil dengan cukup jelas di antara dua pegunungan yang megah.     

Selagi Xiao Yan memperhatikan kota kecil itu, ia tidak lagi peduli dengan tubuhnya yang dipenuhi oleh debu. Ia dengan cepat berlari menuruni lereng bukit dan berjumpa dengan jalan tanah kuning, yang menuntunnya langsung menuju kota kecil tadi.     

Ada cukup banyak orang-orang yang melintasi jalan tanah kuning ini. Orang - orang ini jelas berasal dari 'Daerah Pelosok Hitam'. Namun, apa yang menyebabkan Xiao Yan merasa agak heran adalah meskipun tubuh orang - orang ini telah memiliki aura ganas dan brutal, tidak ada sedikitpun niat membunuh yang melimpahi wajah mereka. Namun, perilaku mereka ini, dimana niat membunuh tersembunyi di dalam hati mereka, tampaknya tidak dilakukan secara alami, melainkan, tampaknya seperti dipaksakan. Karena itu, raut wajah para pejalan kaki ini terlihat benar - benar aneh.     

Tampaknya, saat mereka merasakan tatapan Xiao Yan, yang berada di samping, orang - orang ini juga menatap balik dengan ganas, membuat Xiao Yan merasa hal ini sedikit lucu. Jika hal ini terjadi di 'Daerah Pelosok Hitam', pasti orang - orang ini sudah siap mengeluarkan belati mereka untuk menyerang.     

"Sepertinya, ini memang benar - benar seperti yang guru katakan. Seseorang yang berjalan hingga titik ini harus menarik kembali sikap yang mereka tunjukkan di dalam 'Daerah Pelosok Hitam'… ck ck, Akademi Jia Nan itu juga cukup kuat untuk benar - benar dapat menekan orang - orang, yang menjilat darah dari belati mereka sendiri, hingga ketaatan tertanam di dalam mereka." Melihat orang - orang ini terpaksa menahan keganasan dan kebrutalan mereka, Xiao Yan menggelengkan kepalanya dan berbicara tenang di dalam hatinya.     

Xiao Yan menyusuri jalan utama yang terbentuk dari tanah kuning itu, dengan pohon hijau subur yang terdapat di kedua sisinya, saat ia perlahan semakin mendekat ke kota kecil itu, dimana suasana kacau 'Daerah Pelosok Hitam' memang benar - benar terisolasi.     

Sepuluh menit kemudian, Xiao Yan berhenti di depan gerbang dari kota kecil dan mengangkat wajahnya untuk melihat ke papan tanda yang melintang di gerbang kota. Kata - katanya sangat biasa dan terdengar sangat terbalik dari 'Daerah Pelosok Hitam'. Jika kota itu bertempat di 'Daerah Pelosok Hitam', itu pasti sudah akan dihancurkan di hari berikutnya.     

"Kota Damai." Ini adalah kota kecil pertama yang akan ditemui, ketika seseorang memasuki daerah sekitar Akademi Jia Nan dari 'Daerah Pelosok Hitam.'     

Xiao Yan berdiri di depan pintu masuk kota kecil itu. Ia baru saja mau melangkah ke kota ketika ia seketika merasa suara - suara di sekitarnya menjadi lebih tenang. Ketika ia memalingkan pandanganya dengan beberapa kejutan, ia sadar bahwa wajah - wajah dari orang - orang di jalan, yang telah berasal dari 'Daerah Pelosok Hitam' telah menjadi mengerikan. Pergelangan kaki mereka menggigil, ketika mereka melihat pohon di samping kiri, tidak jauh dari pintu masuk ke kota kecil.     

Pohon besar berwarna hitam dengan puncak pohonnya yang tersebar ke segala arah, nampak seperti sedang memperlihatkan cakarnya. Di bawah sinar matahari terbenam, pohon itu memancarkan hawa dingin gelap yang samar. Tatapan Xiao Yan hanyut ke pohon itu dan tiba - tiba, matanya menciut. Ia melihat ada beberapa mayat di antara batang pohon, yang telah ditusuk dan digantung di atasnya. Mereka bergoyang ketika angin sepoi - sepoi bertiup, mengeluarkan suara berdenyit yang menyeramkan.     

"Ini yang disebut 'Pohon Roh Kematian'…" tenggorokan Xiao Yan terlihat menelan ludah. Keringat dingin perlahan mengalir dari keningnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.