Mengundang Bala Bantuan
Mengundang Bala Bantuan
"Bocah, kau sungguh pantas menjadi ketua Aliansi Yan. Kau memang punya kemampuan…"
Manusia-Ular berkepala botak itu menjilat bibirnya dan tertawa. Namun, nada meremehkan tadi telah lenyap dari nadanya yang sekarang. Kini, ia mulai percaya tentang rumor di dalam suku bahwa Xiao Yan bisa mengalahkan seorang Dou Zong elit. Teratai api yang sempurna ini memang menyebabkan rasa takut merembes keluar dari jauh di dalam jiwanya.
"Aku tidak ingin bertarung denganmu. Tolong kirimkan pesan kepada Medusa." Xiao Yan mengarahkan matanya ke atas, mengangkat tangannya, dan terus menahan teratai api hijau giok di telapak tangannya. Ia melirik Manusia-Ular itu sebelum berbicara dengan suara pelan.
"Pemimpin suku sedang melakukan pertapaan. Tidak ada yang bisa mengganggunya begitu saja." Manusia-Ular berkepala botak itu menggelengkan kepalanya dan tertawa.
Xiao Yan mengernyitkan alisnya. Ia tidak mengatakan apapun. Ia hanya menjentikkan jarinya. Teratai api di tangannya mendadak melayang menuju Manusia-Ular berkepala botak itu. Hal itu membawa ekor api di sepanjang jalan dan tampak seperti sebuah bintang jatuh kecil.
Wajah Manusia-Ular berkepala botak itu secara refleks berubah saat melihat Xiao Yan benar-benar meluncurkan teratai api itu, yang mengandung energi mengerikan, tanpa keraguan sedikitpun. Ia mengayunkan ekornya dan dengan cepat bergerak mundur.
Namun, bagaimanapun tubuhnya menghindar, teratai api hijau giok itu mengikuti dekat di belakangnya, tampak seperti memiliki sebuah alat pelacak.
Oleh karena itu, sebuah pemandangan yang menggelikan muncul di lahan terbuka itu. Salah satu orang terkuat yang sangat dihormati di mata Manusia-Ular ternyata sedang dikejar oleh api hijau giok kecil hingga ia menghindar kesana kemari. Pemandangan ini membuat para Manusia-Ular yang ada memandang satu sama lain. Mata mereka yang menatap Xiao Yan, yang sedang menggerakan tangannya sedikit, menunjukkan tampang terperanjat.
"Sial, apa kau sudah selesai?" Manusia-Ular berkepala botak itu menghindar sekali lagi, sebelum melayangkan tatapan matanya menuju teratai api yang telah diluncurkan Xiao Yan. Ia dengan marah meraung.
Teratai api itu perlahan berhenti. Akhirnya, hal itu tetap melayang di udara sekitar dua hingga tiga meter jauhnya dari Manusia-Ular berkepala botak itu. Suhu tinggi yang sedang terpancar dari hal itu membuat tetesan-tetesan keringat pekat muncul di kening Manusia-Ular berkepala botak itu.
"Bisakah Komandan Pertama membantu mengirimkan pesannya sekarang?" Xiao Yan tertawa pelan.
"Kau…" Komandan Pertama berkepala botak itu menggertakkan giginya, tetapi ia seketika melirik teratai api yang perlahan berputar, yang tidak jauh di depannya. Hatinya menggigil. Jika hal ini meledak, ia mungkin bisa tetap hidup, tetapi kehidupan setelahnya akan buruk.
"Tunggu di sini!"
Komandan Pertama berkepala botak itu berjuang sesaat sebelum akhirnya menyerah. Ia berbicara dengan ganas terhadap Xiao Yan, sebelum tubuhnya melesat saat ia pergi ke tangga batu itu. Setelah itu, ia dengan cepat bergegas ke dalam pegunungan.
Xiao Yan tersenyum ketika ia melihat Komandan Pertama berkepala botak itu kabur dengan begitu lincahnya. Ia mengisyaratkan dengan tangannya, dan teratai api tadi, yang sangat ditakuti orang tersebut, dengan patuh melesat kembali. Setelah itu, hal itu tetap melayang di atas tangannya, sebelum berubah menjadi sebuah gumpalan api hijau giok di tengah-tengah sebuah riak energi, dan api itu pun memasuki tubuhnya.
Xiao Yan mengabaikan banyaknya tatapan mata yang penasaran dan penuh rasa hormat, setelah ia mengembalikan teratai api ke tubuhnya. Ia perlahan menutup matanya dan menunggu Medusa muncul dengan tanpa suara.
Zi Yan yang merasa bosan di samping Xiao Yan sedang mengamati ke sekitarnya dengan mata yang penasaran. Mungkin ini karena ia tidak terluka setelah menerima sebuah pukulan dari Komandan Pertama tadi, tetapi para Manusia-Ular di sekitar sangatlah sopan kepadanya. Mereka menunjukkan sebuah senyum ramah ketika mereka melihat Zi Yan memandang ke arah mereka.
Mereka berdua menunggu tanpa bersuara. Sekitar sepuluh menit setelah Manusia-Ular berkepala botak tadi memasuki pedalaman pegunungan, dua sinar cahaya dengan cepat bergegas keluar dari dalam. Akhirnya, mereka tetap melayang di langit di atas lapangan terbuka, sebelum mendarat dengan mantap.
Para Manusia-Ular di sekitar dan para penjaga di lapangan terbuka dengan hormat membungkuk saat melihat sosok cahaya yang ada di depan.
"Mengapa kau mencariku di Suku Manusia-Ular hari ini?" Satu-satunya orang yang bisa memiliki hak semacam itu di Suku Manusia-Ular tentu saja adalah Medusa. Matanya memandang Xiao Yan dan Zi Yan setelah mendarat, dan ia langsung bertanya dengan agak terkejut.
"Cai Lin jie (kakak perempuan)." Zi Yan melompat bahagia ketika ia melihat Medusa muncul.
Ia seketika berlari menuju Medusa, menabrak ke dalam pelukannya ketika berlari.
Tangan halus Medusa mengusap kepala kecil Zi Yan dan sebuah senyum yang menggerakkan hati terlihat di wajahnya. Senyum yang sangat langka ini menyebabkan Komandan Pertama di samping menjadi terpaku setelah melihatnya.
"Cai Lin jie, orang botak ini sungguh berani menyerangku. Jika Zi Yan belum meningkat ke kelas Dou Huang, kemungkinan besar ia sudah membunuhku dengan satu pukulan." Kepala Zi Yan mendekap di pelukan Medusa, sebelum ia tiba-tiba menunjuk Komandan Pertama di sampingnya saat ia berbicara dengan marah.
Kening Xiao Yan dan Komandan Pertama mulai menunjukkan keringat ketika mereka melihat tindakan Zi Yan itu. Anak kecil ini ternyata berani mengeluh.
Medusa dengan lembut menepuk kepala Zi Yan. Setelah itu, mata cantiknya dengan acuh melirik Komandan Pertama berkepala botak di sampingnya. Tubuh orang itu seketika menjadi kaku saat ia tertawa datar, "Pemimpin suku, terdapat kesalahpahaman tadi. Aku hanya ingin menguji kekuatan Xiao Yan dan tidak berniat menyerang gadis kecil yang lucu ini."
Dilihat dari cara Medusa memperlakukan Zi Yan, Komandan Pertama berkepala botak itu tentu saja tahu sedekat apa hubungan antara keduanya. Ia langsung mulai menjilat dengan kata-katanya.
Namun, ia tidak menyadari alis medusa seketika sedikit mengernyit setelah ia berbicara. Ia melambaikan tangan halusnya dan berbicara dengan suara yang acuh, "Xiao Yan adalah seorang tamu Suku Manusia-Ular yang sudah diakui para Tetua. Bagaimana bisa kau menyerangnya begitu saja sesuka hatimu? Pergilah ke Gua Ular sendirian dan kau baru boleh keluar setelah satu bulan."
Raut wajah Tetua Pertama berkepala botak itu menjadi terpaku ketika ia mendengar hal ini. Namun, ia tidak berani melawan dan hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan lemah.
"Kau sebaiknya pergi dahulu." Medusa membubarkan Tetua Pertama berkepala botak, sebelum menarik Zi Yan, saat ia perlahan berjalan menuju Xiao Yan. Ia mengarahkan mata cantiknya ke atas sedikit dan bertanya, "Apakah ada masalah?"
Xiao Yan mengusap kepalanya ketika ia melihat wajah tenang Medusa. Ia dengan tak berdaya berkata, "Aku ingin meminta bantuanmu. Dokter Peri Kecil telah mengirimkan informasi kemari bahwa ia telah menemukan jejak-jejak seseorang dari 'Aula Jiwa' di Kekaisaran Chu Yun. Jadi…"
"Apakah kau punya beberapa informasi mengenai orang dari "Aula Jiwa' itu? Kekuatannya misalnya?" Medusa menyuarakan pemikirannya.
"Tidak. Namun, aku rasa, dengan kita bertiga bersama, kita seharusnya bisa menekan Pelindung Wu bahkan jika kita bertemu dengannya lagi." Xiao Yan menggelengkan kepalanya saat ia menjawab. Ia sudah berhasil meningkat ke kelas Dou Huang. Ia tidak lagi perlu mempertaruhkan nyawanya dan bertarung mati-matian seperti kala itu, ketika berhadapan dengan seorang Dou Zong elit. Terlebih lagi, saat ini ia tidak hanya punya Medusa, tetapi Dokter Peri Kecil, yang tidaklah lebih lemah darinya. Barisan ini kemungkinan besar bisa dianggap cukup kuat, bahkan di seluruh benua Dou Qi.
Mata Medusa sedikit bergerak. Ia berbicara dengan agak gelisah, "Ini memang masuk akal. Namun, aku merasa gelisah mengenai Dokter Peri Kecil. Terlebih lagi, kali ini, kita memasuki jauh ke dalam Kekaisaran Chu Yun. Tempat itu adalah wilayahnya. Jika ia ingin bermain licik…"
Xiao Yan hanya bisa mengeluh di dalam hati ketika ia mendengar hal ini. Memang tidak mudah untuk menghapuskan kebencian yang terbentuk di antara para wanita. Sepertinya, ia akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat membuat Medusa mempercayai Dokter Peri Kecil.
"Lupakan saja, karena kau mempercayainya, kita akan melakukan apa yang kau katakan. Jika tidak, dalam hati kau akan menyalahkanku karena berpikiran sempit." sudut bibir Medusa mengerut ketika ia melihat senyum kecut Xiao Yan. Setelah itu, ia melambaikan tangannya dan berbicara dengan suara pelan.
Xiao Yan terkejut ketika ia melihat Medusa mengangkat tangan halusnya. Ia secara refleks menjulurkan tangannya dan menggenggamnya. Ia mengerutkan dahi saat melihat sebuah bekas luka di lengannya yang disembunyikan oleh lengan bajunya sebelum bertanya, "Apakah kau cedera? Apa yang terjadi?"
Warna merah muncul di wajah menyihir Medusa ketika tangannya digenggam oleh Xiao Yan di hadapan begitu banyak anggota suku. Ia bergegas menariknya dan berkata, "Ini hanyalah cedera kecil. Kami ingin membangun sebuah suku di tempat ini yang dekat dengan Pegunungan Binatang Magic, dan tentu saja harus menyingkirkan lahan dan pepohonan. Pada akhirnya, kami menarik perhatian cukup banyak Binatang Magic yang kuat. Luka ini disebabkan oleh seekor Binatang Magic yang mencakar ke arahku di saat aku sembrono dalam pertempuran itu."
"Mengapa kau tidak mengirim seseorang ke Aliansi Yan untuk mencariku? Dengan kekuatan Aliansi Yan sekarang, kita bisa membuat sebuah area yang aman bagimu." Xiao Yan mengerutkan dahinya saat ia menjawab.
"Bukannya aku tak bisa menyelesaikan masalah ini. Tidak perlu merepotkan kalian semua…" Medusa tersenyum tipis. Ia merasakan kehangatan dari Xiao Yan pada saat ini dan hatinya terasa nyaman.
"Kapan kita akan pergi?" Medusa tidak ingin berlama-lama dalam topik ini. Ia mengganti topik pembicaraannya dan menanyakan sebuah pertanyaan.
"Sesegera mungkin." Xiao Yan menjawab dengan suara yang dalam.
"Jika begitu, tunggu aku sebentar. Aku akan menyampaikan beberapa hal kepada klanku dan mengikutimu." Medusa tidak ragu sedikitpun ketika mendengar hal ini. Ia mengangguk dan berbalik, dengan digenggam oleh Xiao Yan. Ia dapat mendengar suara lembut terpancar dari mulut Xiao Yan ketika ia merasa tertegun.
"Terima kasih."
Medusa terkejut ketika ia mendengar kata ini. Ia segera tersenyum dan berkata, "Anggap saja ini sebuah imbalan bagimu untuk membantuku memurnikan 'Pil Tulang Darah Jiwa Surga'." Ia menggerakkan tangan lembutnya setelah berbicara dan melepaskan diri dari genggaman Xiao Yan. Setelah itu, ia bergegas ke Ruang Pertemuan di dalam suku.
Xiao Yan menghela nafas lembut saat ia memandang punggung Medusa. Hatinya penuh dengan perasaan yang rumit. Bahaya perjalanan mereka sekarang ke Kekaisaran Chu Yun adalah sesuatu yang tak perlu lagi dikatakan. Terlebih lagi, Kekaisaran Jia Ma berangsur-angsur telah menjadi damai dan Suku Manusia-Ular baru-baru ini telah berpindah. Pasti ada banyak hal yang berubah di dalam sukunya. Namun, ia masih tidak menolak…
Hati Xiao Yan tidak terbuat dari batu. Ia juga merasa tergerak di dalam hatinya ketika Medusa berusaha penuh.
"Ugh…"
Xiao Yan menghela nafas panjang dari mulutnya. Ia menepuk kepala Zi Yan, tetapi hatinya agak kacau. Medusa telah terlalu sering membantunya…
Medusa tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan beberapa masalah. Setelah sekitar setengah jam, ia sudah menyelesaikan semuanya dengan benar. Ia dengan cepat meninggalkan lahan Suku Manusia-Ular dengan Xiao Yan dan Zi Yan. Mereka mulai terbang menuju perbatasan kekaisaran.
Terdapat jarak yang cukup jauh menuju perbatasan kekaisaran. Bahkan dengan kecepatan regu Xiao Yan, mereka baru berhasil mencapainya pada sore hari.