Telan, Segel!
Telan, Segel!
Badai api besar tampak seperti sebuah awan jamur ketika api itu mendadak muncul di langit. Sebuah ledakan yang menggemparkan bumi membuat telinga banyak orang mendengung. Panas membara yang tersebar di langit itu menyebabkan wajah setiap orang tampak terkejut.
Sesosok orang muncul seperti sebuah bola yang baru terpukul keras oleh sebuah palu ketika awan jamur berwarna hijau muda muncul dari langit. Darah segar berwarna merah terguyur di sepanjang langit, tampak seperti pelangi berdarah.
Raut wajah dari para petarung ahli dari 'Daerah Pelosok Hitam' berubah secara drastis saat mereka menyaksikan sosok orang yang meluncur dari langit. Walaupun auranya sangat lemah, tak diragukan lagi aura itu adalah milik Han Feng.
Semua orang saling menatap satu sama lain. Keringat dingin keluar dari dahi mereka. Mata mereka mengarah ke sisi lain di langit. Sosok berwarna hitam terengah - engah dengan berat di sana. Sayap api hijau di punggungnya mulai memudar. Sudah jelas itu terjadi karena tubuhnya melemah.
"Orang ini… benar - benar mengalahkan Han Feng?"
Semua orang bergumam ke diri mereka sendiri. Rasa terkejut dari nada bicara mereka sangatlah jelas. Kekuatan Han Feng sudah berada di puncak dari tingkat Dou Huang. Ditambah lagi, ia memiliki 'Api Surgawi' yang membantunya. Paling tidak, ia mempunyai kemampuan untuk bertarung, bahkan ketika bertemu dengan seorang Dou Zong kuat yang baru berada di tahap awal. Hanya Emas Perak Bersaudara di seluruh 'Daerah Pelosok Hitam' yang dapat bersaing dengannya. Namun hari ini, petarung ahli yang mempunyai reputasi terkenal di 'Daerah Pelosok Hitam' terkalahkan hingga menderita oleh seorang pemuda yang baru berusia sekitar dua puluh tahun.
Semua orang benar - benar terdiam. Reputasi apakah yang akan didapatkan seseorang setelah mengalahkan Han Feng yang cukup terkenal di seluruh penjuru benua ini. Paling tidak, nama 'Xiao Yan' akan menjadi terkenal di seluruh 'Daerah Pelosok Hitam' di masa mendatang.
"Chi!"
Dua suara hembusan angin mendadak terdengar di langit yang senyap. Tiba - tiba, dua sosok orang melintas dan mendarat di sebelah Han Feng dengan cepat, lalu menggendongnya. Mereka berusaha agar kepala Han Feng tidak berubah menjadi semangka pecah setelah mendarat di atas tanah.
Dari dua orang yang menyela itu, satu mengenakan emas dan yang satunya mengenakan perak. Tentu saja mereka adalah orang yang mempunyai panggilan Emas Perak Bersaudara. Han Feng berbeda dengan Fan Lao, dimana Fan Lao mati begitu saja. Sangat sulit untuk mengukur betapa berharganya Han Feng. Ditambah lagi, orang ini belum memberikan imbalan kepada mereka saat itu juga. Bagaimana dia bisa mati?
Pak tua berjubah perak memegang Han Feng yang dipenuhi dengan darah segar dan meletakkan tangannya di dada Han Feng. Baru setelah ia merasakan detak jantung lemah itu, ia menghela nafas lega.
"Apakah dia masih hidup?" Pak tua berjubah emas mengerutkan dahi lalu bertanya.
"Ya, ia masih bernafas. Untungnya, orang ini juga memiliki 'Api Surgawi' untuk melindungi tubuhnya. Jika tidak, mustahil baginya untuk bertahan dari ledakan itu." Pak tua berjubah perak mengangguk dan tiba - tiba mulutnya berdecak. Ia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah si pemuda berjubah hitam dari jauh sebelum berkata, "Dari mana asal berandalan ini? Kenapa aku belum pernah mendengar bahwa terdapat orang sekuat ini di Akademi Jia Nan?"
"Aku tak tahu." Wajah pak tua berjubah emas tampak bingung ketika ia menggelengkan kepalanya. Tatapannya terlihat agak ketakutan ketika ia mengamati awan jamur api raksasa, berwarna putih kehijauan itu. Ia kemudian menatap ke arah para petarung ahli dari 'Daerah Pelosok Hitam' yang telah mengalami kekalahan besar sebelum ia berbicara dengan pelan, "Kita tak bisa melanjutkan pertarungan kali ini. Kita harus segera pergi. Orang ini terluka sangat parah dan tak sadarkan diri. Tak memungkingkan untuk merenggut 'Api Surgawi'."
Pria tua berjubah perak memutar matanya sebelum sedikit mengangguk. Ia mengisyaratkan menggunakan tangannya kepada para petarung ahli dari 'Daerah Pelosok Hitam' dan kemudian, orang - orang itu segera berlarian. Akhirnya, mereka berkumpul menjadi sebuah kelompok, lalu melihat dengan hati - hati para petarung ahli Akademi Dalam yang juga sedang menatap mereka dengan penuh kebencian.
"Xiao Yan, kau tak apa?" Su Qian juga menghela nafas lega ketika ia mendengar Han Feng tidak sadarkan diri karena lukanya yang parah. Karena telah kehilangan ketuanya, tak perlu ada yang ditakutkan dari petarung 'Daerah Pelosok Hitam' yang tersisa.
Xiao Yan nyaris tidak tersenyum setelah mendengar teriakan Su Qian. Wajah putih pucatnya tampak kelelahanan yang ada di hatinya. Walaupun ia merasa agak menyesal karena Han Feng masih menyisakan nafas, ia tidak mempunyai pilihan lain. Kali ini, hal yang terpenting adalah 'Api Hati Gugur'!
Gumpalan 'Api Hati Gugur' yang masih tersisa di langit itu muncul tanpa diketahui, pada suatu titik di langit, di mana api jamur putih kehijauan muncul karena ledakan dari 'Api Teratai Buddha Marah'. Saat gumpalan itu mendekat, sebuah kekuatan penghisap yang besar mendadak menggelora!
Setelah kemunculan kekuatan menghisap itu, awan jamur api raksasa terlihat mendekati sebuah lubang hitam ketika awan itu bergerak cepat lalu terhisap tanpa henti oleh gumpalan api kasat mata.
Waktu di mana Xiao Yan sedang mengamatinya secara kebetulan adalah saat di mana 'Api Hati Gugur' menelan awan jamur. Tingkah aneh Han Feng membuat rasa gelisah muncul di hatinya. Meskipun ia tidak tahu pasti tentang tujuan dari 'Api Hati Gugur' itu, Xiao Yan masih dapat sedikit menebak suatu hal setelah melihat tingkah laku ini. Sebagai sebuah 'Api Surgawi' murni, 'Api Hati Gugur' dapat menelan 'Api Surgawi' lain untuk memperkuat dirinya. Awan jamur api memiliki sebuah energi 'Api Surgawi' yang amat kuat. Energi itu jelas adalah sebuah obat penguat alami untuk makhluk spiritual seperti 'Api Hati Gugur'!
Su Qian dan yang lain merasakan sesuatu ketika kekuatan penghisap muncul dari 'Api Hati Gugur'. Ia seketika menatapnya dan raut wajahnya berubah secara drastis.
"Hentikan!"
Xiao Yan adalah orang pertama yang berteriak. Namun, Dou Qi di tubuhnya benar - benar terkuras untuk sementara waktu karena jurus pembunuh 'Api Teratai Buddha Marah' yang telah ia keluarkan. Maka dari itu, yang bisa ia lakukan hanyalah memberi peringatan.
Suara Xiao Yan baru terdengar ketika Su Qian melakukan pergerakan. Tubuh Su Qian melintas mendekat seperti hantu sekitar sepuluh meter dari 'Api Hati Gugur'. Namun, ia tidak memiliki waktu untuk melakukan apapun ketika sebuah gumpalan besar api panas yang tak kasat mata itu menyerangnya dan membuat dirinya terburu - buru untuk menghindari serangan itu.
Kecepatan menelan 'Api Hati Gugur' sangat mengerikan. Dalam kurun waktu singkat saat Su Qian menghindar, awan jamur api besar itu terlihat seperti balon bocor. Awan itu tertelan sepenuhnya ke dalam api kasat mata besar yang ukurannya kurang dari sepuluh kaki itu. Semuanya terjadi hanya dalam beberapa kedipan mata.
Tubuh 'Api Hati Gugur' mendadak lebih terang setelah sebuah energi api agung memasuki tubuhnya. Sebuah energi yang bahkan lebih kuat dari sebelumnya perlahan keluar dari tubuhnya dan tersebar ke seluruh Akademi Dalam.
Raut Wajah semua orang yang hadir berubah ketika mereka merasakan energi dari 'Api Hati Gugur yang kembali menjadi ganas. Emas Perak Bersaudara tak berani tinggal lebih lama lagi. Dengan sebuah teriakan, sekelompok besar orang terbang meluncur ke bagian luar Akademi Dalam sambil mengeluarkan tawa kebencian dingin yang terdengar di langit.
"Ck ck, Tetua Su, sekarang aku harus meninggalkan benda itu agar kau mengurusnya. Aku harap aku tak akan mendengar kabar bahwa Akademi Dalam hancur sepenuhnya esok hari."
Wajah Su Qian tampak gelap dan dingin ketika melihat para petarung ahli dari 'Daerah Pelosok Hitam' yang telah berhasil kabur. Ia menolehkan kepalanya lalu berteriak keras kepada banyak murid yang tidak jauh darinya. "Semuanya, tinggalkan Akademi Dalam. Pergi ke kedalaman di pegunungan!"
Para murid Akademi Dalam yang berkumpul di atas beberapa bangunan pun menjadi sedikit kisruh setelah mendengar ucapan Su Qian. 'Api Hati Gugur' di langit mungkin tidaklah besar, tetapi api itu menghasilkan dampak kehancuran yang mengerikan. Mereka tidak memiliki sedikit keraguan pun bahwa Akademi Dalam akan hancur dalam sekejap jika api itu turun!
"Tunggu, Xiao Yan masih di sini." Zi Yan menunjuk ke arah sosok berwarna hitam dari jauh setelah ia diangkat oleh Lin Yan saat ia berbicara dengan penuh kekhawatiran. Wajah merah muda mungilnya yang seperti terbuat dari giok tampak sedikit pucat di bawah tekanan 'Api Hati Gugur'.
"Tenang, dia bisa melindungi dirinya sendiri. Bahkan Kaisar Obat Han Feng dari 'Daerah Pelosok Hitam' terkalahkan olehnya. Ia lebih aman dari kita." Lin Yan hanya bisa mencoba untuk menenangkannya ketika ia menyaksikan lautan orang yang sedang kabur dari bencana. Setelah itu, ia mengikuti semua orang ketika mereka keluar dari Akademi Dalam.
"Semua Tetua, bentuk segel kembali! Kelangsungan hidup Akademi Dalam bergantung pada semua orang!"
Su Qian menyaksikan para murid yang kabur dari Akademi Dalam yang tampak seperti aliran air. Baru setelah itu ia berbicara kepada para Tetua dengan nada dalam.
Wajah para Tetua tampak serius ketika mereka mendengar kabar ini. Tubuh mereka melintas sebelum mereka membentuk sebuah formasi aneh, lalu mengelilingi gumpalan 'Api Hati Gugur' itu.
"Xiao Yan, cepat kabur!"
Su Qian berada di tengah formasi tersebut ketika ia berteriak ke arah Xiao Yan yang masih berada di dalam formasi.
Teriakan Su Qian baru terdengar ketika 'Api Hati Gugur' yang baru saja terdiam setelah menelan awan jamur api mendadak mendesis. Sebuah pancaran cahaya berwarna hijau perlahan tampak seperti dua bola mata yang terbuat dari giok di permukaannya.
Suara desis itu terdengar ketika 'Api Hati Gugur' itu meluncur di depan semua tatapan terkejut dari para Tetua. Dari arah rutenya, sasaran dari api itu ternyata adalah Xiao Yan yang sedang melayang di langit!
Raut wajah Xiao Yan kembali berubah setelah ia menjadi target oleh 'Api Hati Gugur' itu. Ia segera menggunakan semua Dou Qi di tubuhnya ketika ia berbalik badan, lalu terbang cepat keluar dari formasi. Kecepatan Xiao Yan benar - benar berkurang setelah menggunakan 'Api Teratai Buddha Marah'. Di sisi lain, 'Api Hati Gugur' telah bertambah kuat setelah menelan awan jamur 'Api Surgawi'. Dengan perubahan itu, 'Api Hati Gugur' hendak mendekati Xiao Yan dalam sekejap mata.
"Tetua Kepala, bentuklah segelnya dengan segera. Jika tidak, kita tak akan bisa menghentikannya ketika makhluk buas itu kabur!"
Seorang Tetua berteriak dengan tergesa - gesa setelah mendapati bahwa 'Api Hati Gugur' meluncur ke arah Xiao Yan secara eksplosif.
Wajah Su Qian tampak khawatir. Ia berteriak, "Tunggu sebentar lagi. Tunggu sampai Xiao Yan kabur."
"Tak ada waktu!" Raut wajah seorang Tetua yang lain berganti ketika ia berbicara dengan terburu - buru.
Tangan Su Qian sedikit gemetar, saat menatap ke arah 'Api Hati Gugur' yang sedang mendekati Xiao Yan.
Xiao Yan kabur dengan semua kekuatannya. Keringat dingin mengucur dari dahinya seperti air yang mengalir. Hatinya terasa seperti jubah yang ketat, ketika ia merasakan suhu panas di belakangnya. Ia tak berani merasa tenang ketika matanya menatap ujung dari formasi yang tidak jauh. Selama ia bisa keluar dari sana, ia dapat kabur dari api kematian yang mengikutinya seperti bayangan!
"Lebih cepat!" Xiao Yan berulang kali bergumam di hatinya. Namun, suhu di belakangnya meningkat ketika ia berjarak kurang dari sepuluh meter dari ujung formasi. Ia menolehkan kepalanya ke belakang dengan penuh rasa terkejut lalu mata hitam gelapnya mendapati bahwa api kasat mata itu telah mendekatinya. Lautan api mengalir dan hendak menelannya!
"Ha ha, posisi pemburu dan mangsa ini telah benar - benar terganti. Hanya saja aku masih gagal untuk membunuh Han Feng pada akhirnya. Guru, aku minta maaf. Aku telah melibatkanmu…" Xiao Yan menyampaikan gumaman kecut terakhirnya tepat sebelum ia hampir jatuh pingsan.
Kesenyapan di langit tampak menguat pada saat itu.
Banyak murid di puncak pohon di luar Akademi Dalam melihat Xiao Yan sedang tertelan oleh 'Api Hati Gugur'. Mereka semua mendadak terdiam sepenuhnya. Beberapa murid perempuan menutupi mulutnya dan terengah - engah.
Hati Hu Jia, Wu Hao, Lin Yan, dan Zi Yan perlahan menjadi putus asa ketika mereka berdiri di atas sebuah pohon. Beberapa anggota 'Gerbang Pan' tampak terkejut sampai kebingungan. Pemimpin mereka yang belum pernah terkalahkan di mata mereka benar - benar tertelan dan dihancurkan oleh api di depan mereka semua!
Pada saat itu, penunjang terbesar dari 'Gerbang Pan' telah hancur sepenuhnya…
"Bum!"
'Api Hati Gugur' mencoba keluar dari formasi setelah menelan Xiao Yan. Namun, sebuah tembok energi mendadak keluar di depannya mendorong mundur api itu.
Langit senyap sepenuhnya. Raut wajah Su Qian tampak dingin dan gelap dan semua Tetua terdiam. Mereka hanya bisa mengeluarkan seluruh Dou Qi dari dalam tubuhnya dan mempertahankan ketebalan tembok energi itu. Kontribusi Xiao Yan dalam pertarungan besar yang melibatkan hidup dan mati dari Akademi Dalam ini adalah sesuatu yang tak bisa dibandingkan dengan orang lain. Jika ia tak mengalahkan dua Dou Huang sebelumnya, kemungkinan, 'Daerah Pelosok Hitam' akan berhasil meluncurkan sebuah serangan dadakan pada Akademi Dalam!
Akan tetapi, orang yang berkontribusi banyak kepada Akademi Dalam ini ternyata tertelan oleh sebuah 'Api Surgawi' tanpa ampun di depan mata semua orang di saat - saat terakhir ini…
"Semuanya, pertahankan tembok energi ini sebaik - baiknya. Serahkan segelnya kepadaku." Su Qian kembali tersadarkan di saat ia berbicara dengan wajah datar. Ia tak menunggu jawaban apapun ketika sebuah pancaran cahaya bulat terang yang aneh menggelora keluar dari tubuhnya.
"Tetua Kepala…" Beberapa Tetua seketika terkejut ketika mereka melihat apa yang dilakukan oleh Su Qian. Seketika, mereka tampak telah mengetahui sesuatu ketika mereka berteriak dengan tiba - tiba.
Su Qian mengabaikan suara penuh rasa terkejut di sekelilingnya. Pancaran cahaya yang menggelora keluar dari tubuhnya bertambah kuat. Namun, setelah pancaran itu bertambah kuat, wajah Su Qian juga berubah menjadi putih pucat dengan cepat dan hampir kasat mata...
"Keparat, bahkan jika aku mengorbankan kehidupan tuaku ini, aku akan menyegelmu selamanya di dalam magma hari ini juga!"
Ucapan dingin dan gelap memperlihatkan kemarahan seperti gunung api ketika suara itu terdengar dari mulut Su Qian. Tiba - tiba, sebuah cahaya hitam berukuran tiga meter menggelora keluar dengan cepat dari tubuh Su Qian dan akhirnya, cahaya itu membentuk sebuah jaring energi hitam yang tebal di langit. Jaring hitam itu sedikit bergetar saat terbentuk. Setelah jaring itu muncul, hal itu telah mengurung 'Api Hati Gugur' dengan cara yang amat aneh!
Uliran asap seketika muncul keluar dari 'Api Hati Gugur' setelah jaring hitam mengurungnya. Suara desisan tajam terdengar di langit.
Raut wajah Su Qian menjadi pucat. Nafasnya menjadi selemah jaring laba - laba. Dengan satu gerakan pelan jarinya, gumpalan 'Api Hati Gugur' yang telah berusaha kabur jatuh perlahan ke arah 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'. Gumpalan itu tampak telah merasakan sesuatu ketika sampai di atas menara dan gumpalan itu mulai berusaha mengeluarkan segenap kekuatannya. Dari daya tahannya yang kuat, jaring hitam pun juga masih berada di atas menara dan kesulitan untuk turun.
"Grek!"
Kebengisan muncul di mata Su Qian ketika ia melihat 'Api Hati Gugur' masih bisa bertahan. Ia dengan keras menepuk dadanya, lalu darah segar keluar dari mulutnya. Tangan Su Qian mendadak mendorong ke bawah ketika darah segar itu keluar lalu sebuah pilar energi hitam gelap dilemparkan secara eksplosif dari tangannya. Pilar itu tiba - tiba menghantam 'Api Hati Gugur' dengan keras.
Hss!
Sebuah suara desis tajam kembali keluar dari 'Api Hati Gugur' setelah menerima serangan kekuatan penuh dari Su Qian. Api itu tak dapat menahan lebih lama dan terpental ke dalam dunia magma bawah tanah yang dalam di 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' ketika terbungkus oleh jaring hitam!
"Segel!"
Tangan Su Qian membentuk sebuah segel ketika ia merasakan 'Api Hati Gugur' yang sedang terjatuh ke dalam cengkeraman yang dalam. Pancaran cahaya hitam yang aneh, menggelora keluar dari dalam menara. Akhirnya, cahaya itu menyatu menjadi sebuah perisai energi hitam gelap di atas menara. Di atasnya, terdapat sebuah garis - garis energi aneh yang tampak berliku - liku seperti beberapa ekor ular.
Di saat segel itu terbentuk di atas menara, sebuah pancaran cahaya hitam yang pekat perlahan terbentuk di dalam lapisan terakhir yang terhubung dengan bawah tanah. Akhirnya, pancaran cahaya hitam itu menggelora keluar dan menjadi sebuah lautan hitam yang menutupi seluruh lapisan terakhir. Mustahil bagi siapapun untuk memasuki tempat itu masa mendatang. 'Api Hati Gugur' yang tersegel di bawah tanah tak akan lagi memiliki kesempatan untuk kabur!
Tubuh Su Qian sedikit miring di udara setelah segel berhasil terbentuk. Kepalanya tiba - tiba jatuh mengarah ke tanah. Untungnya, seorang Tetua segera bertindak dan memegangnya. Baru setelah itu tubuhnya menjadi stabil.
Su Qian perlahan membuka matanya yang buram. Pada saat itu, auranya sangatlah lemah, hanya sedikit berbeda dari seorang pak tua biasa. Ia melirik ke arah 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'. Bencana di Akademi Dalam ini akhirnya bisa dihindari. Namun… pemuda yang telah mendapatkan penghargaan teratas di benua ini telah meninggal di sini…
"Segel lantai terakhir dari 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' di masa mendatang. Tak seorang pun boleh memasukinya, termasuk diriku." Suara lemah perlahan menggema di langit. Akademi dalam yang kacau pun membuat semua orang terdiam.
"Selain itu, ingatlah anak muda yang mengorbankan dirinya untuk Akademi Dalam… tanpa dirinya, Akademi Dalam tak akan bertahan. Kalian semua mungkin sudah menjadi debu bersama reruntuhan ini karena ledakan dari 'Api Hati Gugur'."
"Ia adalah murid paling luar biasa di sejarah Akademi Jia Nan. Tak seorangpun datang sebelum dirinya, dan mungkin, tak seorangpun akan menggantikannya…"
"Ingatlah nama itu. He he, seorang anak muda keras kepala…"
"Xiao Yan!"