Halo Suamiku!

Kecemburuan Bo Jing (3)



Kecemburuan Bo Jing (3)

0Akan ada putaran perlombaan tahunan balap di pulau Bahama besok. Bahama memang memiliki 700 pulau, baik besar maupun kecil. Namun, di sini adalah pulau terbesar, jadi semua kontestan akan datang ke sini untuk balapan.     

Dan satu hal yang sangat menarik. Semua kontestan yang berpartisipasi adalah para turis dan orang-orang yang memang penggemar balap.     

Karena ini bukan balapan mobil profesional, melainkan hanya untuk pecinta balap mobil, apalagi tidak ada hadiah yang berharga. Tidak hanya itu, biaya pendaftaran yang tinggi dari semua kontestan akan digunakan untuk membantu beberapa orang tak berdosa yang teraniaya akibat perang di Afrika.     

Saat ini, pihak penyelenggara hanya menyebutkannya di sini, karena besok acara akan dimulai, dan banyak orang akan datang.     

Pemandangannya juga pasti akan sangat spektakuler.     

Tepat ketika Josh dan Bo Jing mendengar berita itu, mereka sedikit mengangkat alis. Jelas, itu adalah suatu kebetulan yang tak terduga.     

"Kamu ingin bergabung?" tanya Bo Jing.     

Bagaimanapun, Josh adalah pembalap profesional. Jika ia benar-benar turut berpartisipasi, siapa lagi yang berani menggertaknya?     

Tapi Josh tampak sedikit mengernyit, "Tapi ini adalah hari terakhir kita. Bukankah kita berencana untuk beristirahat sebelum pergi?"     

Meski ia memang sangat menyukai dan terobsesi dengan balap mobil, tetapi ia masih memiliki banyak peluang lain.     

Hanya saja, Bo Jing hanya menatapnya lebih dalam dan tidak membalasnya lagi. Sebagai gantinya, ia langsung membawa Josh pergi ke tempat panitia acara untuk mengajukan nama terlebih dulu. Beginilah cara ia mendaftar.     

Setelah itu, nadanya yang tenang terdengar, "Mainkan saja jika kamu mau. Aku rasa hatimu tidak sepenuhnya merasakan kebahagiaan saat tiba di pulau ini. Sama halnya ketika kita pergi dari sini untuk beristirahat di tempat lain."     

Sontak, Josh tersenyum puas ketika mendengar pernyataan itu.     

Faktanya, sebagai orang yang sangat mencintai balap, selama itu balap dalam konteks apa pun, terlepas dari ukuran atau jenisnya, ia akan menyukainya dan ingin berpartisipasi di dalamnya, karena itu adalah lingkungannya sendiri.     

Dan sesaat setelah mereka berdua pergi, mata Linda memancarkan cahaya yang rumit.     

Tampaknya, mereka juga ingin mengambil bagian dalam balap mobil?     

Cukup menarik.     

"Linda, apa kamu ingin bergabung?"     

"Tidak."     

"Lalu apa yang ingin kamu lakukan? Senyummu tampak aneh."     

Wanita di sebelah Linda bertanya dengan heran,     

Namun Linda sepertinya tidak ingin lagi mendengar celoteh teman-temannya. Setelah Bo Jing pergi, ia langsung menemui panitia pendaftaran.     

Hanya saja, ketika ia bertanya dan mendapat jawaban bahwa kontestannya adalah Josh, awalnya ia terkejut, tapi kemudian cibiran di bibirnya tak lagi bisa dihindari.     

Balap mobil adalah olahraga berisiko tinggi. Akan ada banyak kecelakaan selama balapan, apalagi semua mobil yang hendak digunakan akan disatukan.     

Jadi apa yang Linda inginkan?     

Tentu saja memberi wanita itu pelajaran yang sulit dan membuatnya mengingat bahwa ia tidak mampu bermain-main!     

Mungkin Linda memang benar-benar gila.     

Untuk pertama kalinya, ia sangat tergila-gila pada seorang pria hingga membuatnya tidak ragu untuk menggunakan cara apa pun demi mendapatkannya.     

Tapi ia memang jarang sekali bertemu dengan pria yang sangat ia sukai. Bahkan ia sampai dipermalukan dan terpancing dengan cara ini. Sungguh, ia benar-benar tidak bisa menahannya.     

Bahkan meski ia tidak bisa mendapatkannya, namun ia tidak akan membiarkan pelacur kecil itu hidup dengan damai!     

 **     

Malam sudah semakin larut dan laut cerah yang membentang tampak melawan cahaya bulan.     

Lambat laun, mereka menjauh dari tempat paling bising dan ramai, lalu beralih ke area vila yang jauh lebih sunyi, yang mampu menenangkan hati yang girang sekaligus memanas di antara mereka.     

Dan di Pantai Merah Muda menuju vila, seorang pria jangkung tampak sedang menggendong seorang wanita yang ramping di punggungnya.     

Kaki telanjangnya berayun di kedua sisi tubuh Bo Jing saat ia berjalan, sedangkan tubuhnya yang lembut menekan punggung Bo Jing yang tebal dan kuat. Kini, Bo Jing sedang menggendong istrinya di punggung sembari membawa sepasang sandal di tangannya.     

"Suami..."     

Suami, satu kata itu terdengar lembut dengan diiringi angin laut yang berhembus, menciptakan bisikan yang sangat indah, dan membuat orang terjerat begitu mendengarnya.     

Saat ini, Bo Jing semakin erat memegang kaki Josh di kedua sisi tubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.