Menemukan Kebenaran dari Jun Hang (2)
Menemukan Kebenaran dari Jun Hang (2)
Intinya, mereka ingin menghabiskan seluruh hidup bersama dan tiga kata ini saja tidak bisa mengartikan apa-apa.
Setiap kata dalam hidup cukup diintegrasikan ke dalam perasaan dan tindakannya.
Sama seperti, sekarang.
...
Saat itu, bagian bawah hati Youyou sangat tersentuh hingga membuatnya tidak bisa melepaskan diri. Meskipun pada akhirnya Youyou yang lebih dulu bergerak kala itu, tapi Jun Hang memang benar-benar memberikan cinta untuknya. Bukan berarti jika Youyou yang lebih banyak mengungkapkan, Jun Hang juga tidak merasakannya.
Kini, diiringi dengan jantungnya yang berdenyut, ia mengangkat wajah kecilnya sembari menggigit dagu Jun Hang.
Kepala Jun Hang secara spontan semakin tertunduk. Begitu mengendur, ia sedikit memiringkan kepalanya, dan bibir keduanya berakhir saling menempel. Secara alami, Youyou mengaitkan tangannya ke leher Jun Hang dan kedua sosok yang diselimuti oleh kain tipis itu kembali menyatu lagi.
...
Setelah semua adegan itu berakhir, kembali melintas dugaan-dugaan di benak Youyou.
Karena ketika mandi, ia menemukan lututnya memerah.
Bahkan beberapa di antaranya sudah tampak membiru. Saat itu, ia tidak dapat mengingat bagaimana dirinya sendiri melakukannya, tetapi kemudian ia merasa semakin ada yang tidak beres.
Hanya saja.
Tepat di saat itu, ia tidak menyangka bahwa pembuktian atas dugaannya tidak akan memakan waktu lama. Ia benar-benar menemukan rahasia menakjubkan dari Jun Hang. Sejujurnya, ia tidak ingin mengatakan betapa terkejutnya ia saat itu. Yang ingin ia katakan hanyalah bahwa ternyata ia telah sejak lama membuat tebakan yang benar!
**
Hari itu, Sang Xia akan membawa kedua anaknya untuk bermain dengan monster kecil, Xiaobai, tetapi ia justru terjerat oleh Rong Zhan.
Mau tidak mau, Rong Zhan terus mengeluh bahwa kedua anaknya kini telah menyukai sesuatu yang baru dan membenci yang lama. Ketika mereka memiliki pasangan baru nantinya, mereka pasti akan melupakan dirinya!
Sontak, Sang Xia memelototinya, "Jangan berpura-pura menjadi orang tua yang kesepian di sini. Anak-anak harus tumbuh dewasa. Mereka harus melakukan sesuatu di setiap usianya. Sangat normal mencari teman kecil untuk bermain bersama. Kita juga harus membawanya pergi ke taman kanak-kanak dan bersekolah hingga jenjang yang tinggi nantinya. Belum lagi, aku khawatir mereka juga harus dikirim ke markas untuk pelatihan, bukan?"
"Ayolah, Sayang. Berhentilah berbicara. Hatiku tidak tahan." Kesedihan di hati Rong Zhan benar-benar tak terkendali. Ketika kedua anaknya baru saja lahir, ia pikir dirinya akan berlibur selama setengah tahun untuk menemani mereka, tetapi satu tahun, dan satu setengah tahun kemudian telah berlalu begitu saja.
Ia tidak bisa pergi berlama-lama di luar rumah. Sebagian besar fokus hidupnya kini telah bergeser ke keluarga. Bukan tanpa alasan, yang jelas, keluarga adalah hal pertama yang dikejarnya dalam hidup, baru kemudian diikuti dengan karirnya. Seperti sebuah filosofi bahwa ia tidak ingin menempatkan kereta di depan kuda, harus kuda-lah yang berada di depan.
"Taman Kanak-kanak apa? Bukankah mereka masih sangat kecil? Mereka tidak akan berlatih di markas nantinya. Aku rasa ayah mereka sendiri dapat secara pribadi mendidik mereka. Mungkin mereka tidak harus meninggalkan rumah. Lagi pula, mereka pasti enggan." Cara pandang Rong Zhan saat ini benar-benar sempit. Bahkan ia sama sekali tidak menginginkan kedua anaknya tumbuh dewasa.
Kedua anaknya masih sangat kecil, tetapi tampaknya mereka akan segera pergi.
Sebentar lagi, mereka akan belajar di Taman Kanak-kanak pada usia tiga tahun atau ke pelatihan dasar pada usia lima atau enam tahun. Ketika mereka kembali ke sekolah, hampir dapat dibayangkan bahwa dalam sekejap mata, keduanya bisa menjadi sesuatu di masa depan.
Dan pemikiran ini benar-benar mampu meremas hati Rong Zhan hingga membuatnya merasa sesak.
Sementara Sang Xia yang melihat bahwa Rong Zhan benar-benar terlihat begitu kehilangan segera meletakkan pakaiannya dan berjalan mendekat, "Rong Zhan, aku rasa kamu harus menyesuaikan diri dengan baik dan menahan emosimu. Anak-anak memang masih kecil, tetapi jangan selalu berpikir jika mereka tetap kecil, apalagi memaksa keduanya untuk menempel pada orang tua atas nama cinta."
Sampai di titik ini, Sang Xia berhenti sejenak, "Faktanya, orang dewasa selalu memiliki kebohongan besar --"