Halo Suamiku!

Rong Zhan, Bawa Aku Pulang (2)



Rong Zhan, Bawa Aku Pulang (2)

2Dalam dekapan Rong Zhan, Sang Xia semakin mengetatkan pelukannya.     

Saat ini, Rong Zhan menatap rambut panjang yang tergerai di dadanya, lalu membelainya dengan lembut. Ketika ia membuka mulutnya lagi, suaranya seketika berubah lebih lembut, "Bukankah aku memintamu untuk menungguku di mobil? Kenapa kamu keluar?"     

Tentu menjadi pemandangan yang sangat buruk bagi Sang Xia saat melihat Rong Zhan yang bertindak dengan begitu kejam.     

Sang Xia bisa saja menjadi takut akan dirinya.     

Dan Rong Zhan tidak ingin Sang Xia melihat dirinya yang seperti itu.     

Tapi Sang Xia justru semakin membenamkan dirinya dalam pelukan Rong Zhan. Ia terus menggosokkan kepalanya di dada Rong Zhan tanpa memedulikan apakah suaminya kotor atau tidak. Dan tak pelak lagi, air mata panas telah mengalir dan membasahi dada dan bahu Rong Zhan saat ini.     

Akhirnya, Sang Xia berhasil membuka mulutnya perlahan dengan suara yang tercekat, "... Rong Zhan... Rong Zhan, ayo pulang."     

Pulang.      

Sang Xia ingin pulang.     

Mereka memiliki seorang putri yang cantik dan seorang putra yang nakal di rumah, dan Sang Xia ingin pulang bersama Rong Zhan sekarang.     

Ia benar-benar tidak ingin mengalami bahaya seperti ini lagi. Yang ia inginkan sekarang hanyalah hidup dengan sederhana, seperti keluarga pada umumnya.     

Sungguh, Sang Xia sudah muak dengan ketakutan seperti itu.     

Sementara hati Rong Zhan serasa diremas kuat saat mendengar suara Sang Xia yang serak.     

Itu menyakitkan.     

Setelah menundukkan kepalanya, ia mencium lembut dahi Sang Xia, dan perlahan-lahan memuntahkan satu kata, "Oke."     

Mereka akan pulang.     

Dulu, ia hanyalah seorang diri.     

Begitu juga dengan Sang Xia.     

Mereka seperti kucing yang tinggal di gang tua. Mereka bebas dan tidak memiliki rumah.     

Jadi begitu Rong Zhan bertemu dengan Sang Xia dan bahkan berhasil membawanya dalam kehidupan yang sekarang, mereka menjadi satu kesatuan yang utuh.     

Kemudian dari dua orang, tumbuh menjadi empat orang.     

Dan kali ini, mereka benar-benar memiliki rumah.     

Jadi, bagaimana mungkin rumah yang diperoleh dengan susah payah seperti itu tidak dijaga dengan baik?     

Tentu saja Rong Zhan akan membuat Sang Xia menjalani kehidupan seperti yang wanita itu inginkan, kan?     

 **     

Setelah Rong Zhan dan Sang Xia sampai di rumah, Rong Zhan mengatakan jika ia ingin membersihkan diri lebih dulu karena akan ada dua orang yang datang ke villa mereka nanti.     

Karena Sang Xia mengkhawatirkan tangan Rong Zhan yang terluka saat ini, jadi ia tidak terlalu memikirkan siapa yang akan datang.     

Akhirnya mereka berdua membersihkan diri bersama di kamar mandi untuk waktu yang lama.     

Sejak awal, Sang Xia dengan hati-hati melindungi tangan Rong Zhan ketika mereka masuk, tetapi begitu keluar, Rong Zhan justru menggendong istrinya dan tangannya telah diperban.     

Rong Zhan lalu meletakkan Sang Xia di ranjang besar mereka, sedangkan Sang Xia yang terbungkus jubah mandi tidak ingin menyerah.     

"Apa kamu begitu takut? Apa lagi yang bisa aku lakukan? Aku memiliki istri dan anak, jadi tentu saja aku tidak berani mengambil risiko." Meski Rong Zhan menghela napas tak berdaya, tetapi rasa manis memenuhi lubuk hatinya saat ini. Sangat jarang baginya untuk menempel pada Sang Xia seperti seekor anjing kecil yang nakal.     

"Persetan, kamu memiliki keberanian besar! Tidak ada yang bisa menghentikanmu!"     

Sang Xia melontarkan tuduhan itu dengan mata memerah.     

Meski mengatakan demikian, namun sebenarnya Sang Xia sudah memahaminya dengan sangat jelas.     

Jika mereka tidak mengalahkan Harlan, mereka tidak dapat berbicara tentang stabilitas yang sebenarnya. Ini adalah bom waktu.     

Hati Rong Zhan seketika melembut. Akhirnya ia mengerti mengapa tidak ada pahlawan yang bisa lolos dari umpan kecantikan. Kecantikan memang begitu lembut hingga membuat pria tidak bisa rela melepaskannya.     

Namun tiba-tiba Rong Zhan kembali mengingat tentang halusinogen itu dan tidak tahu apakah ia harus memberitahukannya pada Sang Xia sekarang atau tidak.     

Penawar halusinogen itu sebenarnya telah diperoleh.     

Hanya saja, tidak ada yang tahu apa penawar halusinogen yang sebenarnya dan ketika ia menghubungi penjual halusinogen di sini sebelumnya, ternyata Harlan telah menunggunya untuk mengambil umpan.     

Padahal, mudah ditebak kalau penjualnya berada di Eropa Barat. Pada pertemuan malam itu, Sang Xia menemukan bahwa ID dari pihak yang hendak Rong Zhan temui sebenarnya ada di Australia. Jadi tidak sulit membayangkan jika Harlan dan Mu Zi menjalin hubungan kerjasama.     

Tak pelak lagi, Harlan juga ingin mengendalikan dirinya dengan halusinogen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.