Halo Suamiku!

Pasangan Itu Bergandengan Tangan (5) 



Pasangan Itu Bergandengan Tangan (5) 

1Tidak peduli situasi apa yang mereka hadapi sekarang, tapi kata-kata Mu Zi tentu menarik perhatian semua yang ada di sana.      

Sedangkan Rong Zhan melihat ke arahnya dengan tatapan keheranan. Sampai sekarang, Mu Zi masih mengatakan itu. Apakah istrinya benar-benar peduli dengan keselamatan Bo Yi sepanjang waktu?     

Dan bukan dirinya?      

Tidak, Rong Zhan tidak percaya.     

Sementara di sisinya, Bo Yi selalu dalam. Tidak ada yang bisa mengetahui apa yang ia pikirkan di lubuk hatinya.     

Dan Sang Xia, yang menghadapi Mu Zi yang gila, begitu membenci wanita itu hingga sangat ingin mencabik-cabiknya. Ia tahu bahwa Mu Zi sengaja menimbulkan perselisihan, tetapi ketika kamera jatuh pada sosok Bo Yi dan Rong Zhan, ia hampir tidak bisa mengatakan apa-apa, apalagi membuat pilihan nyata.     

Baik sebelum atau sesudah amnesia, perasaan Rong Zhan adalah yang terpenting di hatinya. Ia tidak bisa melihatnya mati, apalagi kedua anaknya di rumah masih menunggunya.     

Namun hidup Bo Yi juga dijadikan taruhannya. Ia juga punya keluarga dan teman. Tentu saja Sang Xia tidak memiliki kuasa atas hidup dan matinya!     

Jadi ia tidak bisa dan tidak akan memilih.     

Tepat ketika ia melihat Rong Zhan di seberang layar, Sang Xia menatapnya seolah pria itu berada dalam situasi aman dan tidak terluka. Mau tak mau, perasaan lega menyelimuti hati Sang Xia.     

Namun, saat ia melihat Rong Zhan di seberang layar, hati Sangi Xia juga gemetar dan tinju tangannya mengepal kuat.     

Hanya saja, setelah menatapnya sebentar, Rong Zhan sedikit menarik sudut bibirnya dan menunjukkan senyum yang menawan.     

Melihat itu, senyum Sang Xia ikut tersungging dan matanya memerah dalam sekejap.     

Akhirnya Rong Zhan benar-benar merasa puas.     

Ia tidak bodoh. Ketika Sang Xia muncul, bahkan di seberang layar sekali pun, orang yang ia lihat sejak pandangan pertama adalah dirinya. Dan ia sama sekali tidak melihat ke arah Bo Yi.     

Rong Zhan tahu seharusnya ia tidak perlu memperhatikan ini pada saat seperti sekarang, tetapi ia adalah pria yang tidak bisa mentolerir debu sedikit pun dalam perasaannya.     

Orang yang ia harapkan untuk mencintainya dan dicintainya akhirnya menunjukkan sikap yang kuat. Tentu saja itu menciptakan kebahagiaan tersendiri bagi Rong Zhan.     

Apa yang dikatakan orang bisa salah, tapi mata tidak bisa berbohong.     

"Sang Xia, apa kamu tidak mau menentukan pilihan?! Waktu hampir habis. Bomnya tidak lama lagi akan meledak. Sudah terlambat untuk apa pun saat itu." dari tempatnya, Mu Zi mencoba mengingatkan Sang Xia dengan seringainya.     

"Mu Zi, aku tidak akan memilih. Bukankah kamu menginginkan hidupku? Kalau begitu, tukar mereka dengan diriku."     

"Maaf, dibandingkan dengan hidupmu, aku sebenarnya lebih menginginkan Rong Zhan. Kebetulan kamu menyukai mantan pacarmu, kan? Kalau begitu, pilihlah dia."     

Seketika Sang Xia memandang kedua pria di seberang layar dengan tubuh menegang.     

Dalam menghadapi provokasi Mu Zi, apa yang harus ia katakan?!     

Jika saja Bo Yi tidak ada di sana, ia akan memberitahu Rong Zhan sesuatu yang baik, tetapi Bo Yi ada di sana. Bagaimanapun, hubungan mereka sebelumnya juga bukan hubungan biasa, dan Bo Yi masih memiliki perasaan untuk dirinya. Jika Sang Xia mengatakannya dengan jujur, ia pasti akan menyakiti seseorang.     

Dan ia tidak punya waktu untuk peduli tentang ini dalam keadaan mencekik seperti sekarang. Satu yang pasti, ia percaya jika Rong Zhan pasti akan mengerti hatinya.     

Hanya saja, tepat ketika Sang Xia dilanda konflik batin, Rong Zhan tiba-tiba berkata, "Sayang, mintalah mereka untuk melepaskan Bo Yi. Pilihlah Bo Yi! Masalah ini tidak ada hubungannya dengan dia."     

Sementara Sang Xia yang berada di sisi lain layar, matanya sedikit memerah sembari menggelengkan kepalanya.     

Bagaimana mungkin? Bom di bawah sofa akan segera meledak. Bagaimana Sang Xia bisa melihat Rong Zhan mati?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.