Halo Suamiku!

Xiao To yang Agresif (2) 



Xiao To yang Agresif (2) 

1Memegang kehidupan kecil di tangannya juga merupakan kartu truf dan ia memegang pistol untuk menjaga kehidupan itu.     

Setelah waktu berlalu beberapa saat, uang dan perahu yang diminta pria itu sudah disiapkan. Setelah memeriksa uangnya, pria itu membawa Xiao Meibao ke atas kapal.     

Dengan tetap waspada dan berhati-hati, ia naik dan masih takut jika akan tertembak sewaktu-waktu.     

Sementara Cheng Donglin yang menyaksikan bajingan itu mengambil Xiao Meibao hanya menatapnya, tetapi ia tidak terlihat terlalu gugup.     

Mereka selalu punya rencana cadangan.     

Tepat ketika pria itu naik ke kapal, ia meletakkan Xiao Meibao dan berbalik untuk berlayar dengan pistol di satu tangan. Tiba-tiba seekor raksasa berbadan besar muncul dari kapal kargo. Detik berikutnya, ia melompat dari jarak lima atau enam meter.     

Sedangkan pria itu hanya merasa ada angin kencang yang menerpa. Namun begitu melihat ke belakang, ia melihat seekor singa besar mengaum dan bergegas dengan mulut berdarah.     

Satu detik berlalu dan sudah terlambat untuk merespons. Sekarang ia benar-benar tampak bodoh.     

Gigi tajam Xiao To lansung menerkam kepalanya dan menggigitnya dengan mulut besar. Dorongan besar bergegas ke arahnya dan menabrak pria itu hingga terjatuh ke bawah dalam sekejap.     

Lalu, singa besar itu langsung melompat dan mencabik-cabiknya di laut.     

Dalam sekejap, disertai dengan lolongan melengking, warna merah darah seketika mewarnai air laut di sekitar kapal.     

Xiao To menggigit pria itu sampai mati secara langsung. Kemudian Xiao To membawa perahu itu kembali ke sisi kapal kargo. Dengan sigap, Cheng Donglin dan beberapa agen melompat turun satu demi satu untuk mengambil Xiao Meibao yang ada di kapal.     

Di sana, Xiao Meibao membuka matanya yang besar, berair, dan agak merah. Tampaknya ia telah ketakutan dan menangis sebelumnya.     

Penampilan Xiao Meibao menunjukkan belas kasihan dan cinta. Tanpa membuang waktu, Cheng Donglin segera memeluknya erat-erat dan sangat tahu bahwa bosnya pasti tidak akan bisa melepaskan dirinya karena kelalaian yang sangat fatal.     

Sungguh memalukan dan ia akan menanggung rasa bersalah ini seumur hidup karena membiarkan anak yang begitu cantik ini menghilang di bawah pengawasannya sendiri.     

Jika terjadi sesuatu pada gadis kecil ini, nyawanya-pun pasti tidak akan cukup untuk mengimbanginya.     

Sementara Sang Xia dan Rong Zhan yang berdiri di dermaga melihat perahu itu mulai mendekat.     

Ada beberapa pria berdiri di atas kapal. Salah satunya sedang menggendong seorang bayi. Juga ada seekor singa besar berjongkok di depan perahu. Pada saat ini, singa itu sedang menjilati cakarnya. Rambutnya basah. Dan ia meraung dari waktu ke waktu.     

Adegan itu membuat orang-orang yang berada jauh dari dermaga tercengang.     

Melihat bahwa Xiao To baru saja menyelamatkan putrinya, Sang Xia sangat tersentuh.     

Setelah memiliki anak, Tuhan tahu betapa pentingnya anak-anak bagi Sang Xia.     

Mau tak mau, mata Sang Xia memerah. Di satu titik, ia benar-benar merasa telah gagal. Ia tidak bisa mengawasi anaknya dengan baik. Bagaimana ia bisa begitu bodoh?      

Segera setelah Cheng Donglin berjalan mendekat dengan menggendong Xiao Meibao di tangannya, Sang Xia bergegas untuk menjemput, memandang putrinya, lalu dengan hati-hati memeluknya, memandangi kelopak matanya yang merah, dan Sang Xia terus menciumi wajah putrinya sambil menangis dan menggumamkan kata maaf berkali-kali.      

Untungnya, gadis kecil itu baik-baik saja. Kalau tidak, ia akan benar-benar gila.     

Sedangkan Rong Zhan memeluk ibu dan anak perempuannya dengan erat untuk menenangkan mereka.     

Kehilangan gadis kecilnya kali ini adalah tanggung jawab yang tak terhapuskan, termasuk dirinya, tetapi masing-masing dari mereka tidak bermaksud membiarkan gadis kecil itu kalah. Semua orang tidak ingin sesuatu terjadi padanya!     

Terutama Sang Xia--     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.