Dewa Obat Tak Tertandingi

Menghadang Jalan dan Memprovokasi 



Menghadang Jalan dan Memprovokasi 

2"Tetua Ye! Pelindung Lin!"      

"Aku memberikan salam hormat pada Tetua Ye! Aku memberikan salam hormat pada Tetua Lin!"      

Begitu Ye Yuan memasuki kota, cukup banyak orang yang berinisiatif untuk datang dan menyapanya. Namun Ye Yuan melihat ketidakpuasan dan penghinaan dari sorot mata mereka. Salam mereka selalu membawa nama Pelindung Lin. Sudah jelas, kala di mata mereka, Lin Dong lebih mulia dibandingkan dengan Ye Yuan.      

Ye Yuan hanyalah seorang Dewa Tabib Bintang tiga, jika sebuah dinding di kota dalam jatuh dan mengenai sepuluh orang maka akan ada tiga atau empat Dewa Tabib Bintang tiga di antara mereka. Yang lainnya adalah petarung Maha Dewa Asli.      

Oleh karena itu, sebutan yang tidak bisa mereka mengerti ini membuat orang-orang tidak mau mengakui situasi ini.      

Begitu Ye Yuan mengambil posisi Tetua, dia membawa Lin Dong untuk membalas dendam. Banyak orang yang tidak pernah melihat Tetua Menara Pil yang baru dilantik ini. Tapi mereka tahu kalau Lin Dong membawa seseorang bersamanya, dan orang ini pastinya adalah Ye Yuan.      

"Tetua Ye, ini..." Tapi Lin Dong yang berada di samping merasa tidak enak dan berkata dengan nada canggung.      

Ye Yuan mengibaskan tangannya dan tersenyum tipis.      

"Pelindung Lin tidak harus cemas begini. Aku sudah menduga situasinya akan seperti ini. Bagaimana mungkin aku marah padamu? Cara terbaik untuk membuat orang-orang diam adalah dengan menggunakan kekuatan. Emosi marah hanya akan membuat mereka merendahkanmu. Mereka tidak akan menghormatimu."      

Lin Dong menganga, tidak menduga kalau Ye Yuan akan mengatakan kalimat seperti ini.      

Apakah benar kalau Tetua Ye baru berusia ratusan tahun?      

Kenapa dia terdengar seperti bukan anak muda ketika dia berbicara? Dia justru terdengar begitu berwawasan?      

Kalau dipikir-pikir, jika orang semuda Ye Yuan sudah memiliki status setinggi itu dan cara sehebat ini, dia seharusnya kurang lebih bersikap sombong atau sembrono. Akan tetapi, Lin Dong sama sekali tidak melihat emosi seperti ini pada Ye Yuan. Yang dia lihat adalah orang yang dewasa dan bijaksana. Dia seolah membawa mutiara kebijaksanaan dalam tangannya.      

Sekelompok orang berjalan pelan dan sampai di kediaman Ye Yuan di kota dalam dengan cepat.      

Tiba-tiba, sekelompok besar orang tumpah ruah di kedua sisi jalan, menghadang pintu depan dengan rapatnya. Di antara orang-orang tersebut, tidak ada yang kekuatannya di tingkat Raja Dewa. Mereka adalah anak-anak muda dari tingkatan Maha Dewa Asli.      

Mereka rata-rata seusia Ning Siyu.      

Kedua alis Lin Dong berkerut. Dia berkata dengan nada dingin, "Song Qiyang, apa kalian semua ingin memberontak?"      

Pemuda yang ada di depan berparas tampan. Kekuatannya sudah berada di tingkat setengah Raja Dewa.      

Song Qiyang tampak bersikap acuh tak acuh.      

"Pelindung Lin, kami tahu tugasmu. Tapi, kalau orang ini akan menjadi seorang tetua untuk Menara Pil, aku, Song Qiyang, akan menjadi orang pertama yang tidak mempercayainya! Apa kalian semua percaya?"      

"Tidak!"      

"Kami tidak percaya!"      

"Jika Dewa Tabib Bintang tiga bisa menjadi seorang tetua, bukankah Menara Pil akan menjadi bahan tertawaan?"      

"Benar, aku sendiri adalah Dewa Tabib Bintang tiga, apa aku bisa menjadi seorang tetua juga?"      

...     

Yang lainnya ikut menimpali sehingga emosi mereka menjadi meninggi. Ada beberapa dari mereka yang sudah gelisah hingga wajah mereka memerah. Mereka jelas sangat tidak percaya dengan Ye Yuan.      

Yang namanya legenda ya memang sebuah legenda. Di kota dalam ini, selain Xuan Yu dan murid-muridnya, tidak ada yang pernah melihat Ye Yuan beraksi sebelumnya.      

Jadi, sangat sulit untuk membuat para Dewa Tabib Bintang tiga ini untuk mempercayai seberapa hebatnya Ye Yuan.      

Posisi seorang tetua biasanya hanya diisi oleh orang-orang yang sudah mencapai tingkatan Raja dewa. Atas dasar apa, seorang Dewa Tabib Bintang tiga bisa menjadi seorang tetua?      

Lin Dong sangat marah hingga dia menggertakkan giginya. Orang-orang ini terlalu terang-terangan dan kurang ajar. Mereka berani datang ke sini dan mempertanyakan posisi seorang tetua!      

Hal seperti ini tidak pernah terjadi dalam sejarah Menara Pil.      

Sekarang ini, ada sekitar seratusan orang. Mereka adalah para tabib jenius muda dari Menara Pil.      

Di antara mereka, bahkan ada yang merupakan murid dari tetua dan wakil pemimpin dari para tetua Menara Pil.      

Song Qiyang merupakan murid pribadi Tetua Utama. Selain itu, dia juga merupakan murid nomor satu dari kalangan Dewa Tabib Bintang tiga.      

Bisa dibilang kalau kekuatan Song ini bisa mengalahkan semua tabib di tingkatan yang sama. Banyak pil yang tidak bisa dibuat oleh para Dewa Tabib Bintang tiga, bisa dibuat oleh Song Qiyang.     

Bahkan Tetua Utama sendiri sering memuji Song Qiyang sebagai tabib yang seratus kali lipat lebih kuat dibandingkan dengan dirinya ketika muda.      

Dia cukup puas terhadap penampilan muridnya itu. Sikap dari Tetua Utama pada Song Qiyang juga yang membuat pemuda ini memiliki sifat merendahkan orang lain.      

Jadi, mana mungkin ada tabib biasa yang bisa lebih penting di matanya?      

Sekarang dia mendengar kalau ada Dewa Tabib Bintang tiga yang menjadi tetua di Menara Pil. Ini jelas membuat dia yang biasanya sombong tidak tahan melihatnya.      

Tentu saja, Song Qiyang ini bukan orang yang bodoh. Dia tahu kalau menyinggung seorang tetua dengan gegabah itu merupakan sebuah tindakan kejahatan yang serius.      

Nyawanya menjadi taruhannya, jadi dia tidak boleh bersikap kurang ajar. Itulah mengapa Song Qiyang membawa banyak murid di tingkatan Dewa Tabib Bintang tiga lainnya untuk datang menghadang Ye Yuan.      

Seperti pepatah yang mengatakan kalau hukum tidak bisa menghukum banyak orang. Maka murid-murid ini bisa menjadi pendukung yang solid baginya.      

Sekiranya, Ye Yuan tidak akan berani melakukan apapun pada mereka.      

"Apa kalian sudah selesai membuat keributan?" Kata Ye Yuan dengan santainya.      

Song Qiyang mencibir.      

"Tetua Ye, jika kau ingin menjadi seorang tetua, kau harus menunjukkan keahlianmu kepada kami! Hari ini, aku, Song Qiyang, mewakili murid-murid Dewa Tabib Binatang tiga untuk menantangmu! Apa kau berani menerima tantangan atau tidak?"      

Song Qiyang memang berani, dia sama sekali tidak takut terhadap apa pun dan siapa pun.      

Begitu dia mengatakan hal ini, mata Lin Dong tampak menyiratkan ketertarikan. Sejujurnya, pera pembesar mengirimnya untuk mengikuti Ye Yuan, Tapi dia tidak tahu seberapa kuatnya Ye Yuan. Sementara itu, Song Qiyang adalah patokan bagi para Dewa Tabib Bintang tiga. Menggunakan Song Qiyang sebagai standar merupakan sebuah pilihan yang tepat.      

Setelah berpikir seperti itu, Lin Dong langsung sadar kalau masalah hari ini mungkin tidak sesederhana itu.      

Jika Ye Yuan bisa mengalahkan Song Qiyang, maka hal ini wajar karena dia adalah seorang tetua. Namun jika dia kalah, dia akan kehilangan reputasinya. Hal ini akan berakibat juga pada Tetua Kedua.      

Masalah ini bisa merembet ke mana-mana.      

Lin Dong menatap Ye Yuan, dia ingin melihat bagaimana reaksi orang ini. Tidak disangka ternyata Ye Yuan juga melihat ke arahnya.      

"Pelindung Lin, lempar mereka semua. Jangan biarkan mereka menghadang jalanku di sini."      

Begitu mereka semua mendengar kalimat Ye Yuan, ekspresi wajah mereka langsung berubah.      

Song Qiyang menyeringai.      

"Ternyata tetua baru ini hanya seperti bantal yang banyak hiasannya. Dia bahkan tidak berani menerima tantangan dari seorang murid tingkat tiga. Aku pasti akan melaporkan hal ini ke Menara Pil. Aku akan katakan kalau Tetua baru tidak pantas mendapatkan jabatan ini! Bukankah begitu rekan-rekan junior yang lain?"      

Yang lainnya juga melihat kalau Ye Yuan takut akan ketahuan sehingga dia menghindari tantangan Song Qiyang.      

"Benar, seorang Dewa Tabib Bintang tiga. Apa hak dia menjadi seorang Tetua Menara Pil?      

"Dia bahkan tidak berani menerima tantangan dari murid-murid seperti kami ini. Dia ternyata sadar kalau dia bersalah!"      

"Orang ini hanyalah seorang pembohong. Beraninya dia berani menjadi seorang tetua. Menara Pil harus menghukumnya dengan hukuman yang berat."      

...     

Dalam hati, Song Qiyang sangat senang. Dia sudah menyimpulkan kalau dia sudah mengetahui keahlian Ye Yuan yang sebenarnya. Orang ini pasti takut ketahuan!      

Sepertinya, analisa Wakil Ketua Rusa Bersorak memang benar. Ye Yuan hanyalah orang yang dibawa oleh Tetua Kedua untuk mengalihkan perhatian!      

"Pelindung Lin, apa yang masih kau tunggu? Apa kau...ingin aku sendiri yang melakukannya?" Ye Yuan berkata dengan nada dingin.     

Raut wajah Lin Dong tampak kebingungan. Song Qiyang adalah murid dari Tetua Utama!      

Begitu melihat Lin Dong tidak beraksi, Song Qiyang bahkan tampak semakin congkak.      

"Tetua Ye, apa kau berani pergi ke Perkumpulan Tabib bersamaku untuk bertarung? Kekuatanmu tidak pantas untuk menjawab sebagai seorang tetua!'      

Wush!      

Song Qiyang begitu menikmati ini semua, namun dia melihat ada sebuah bayangan samar di depan matanya. Dia langsung terlempar.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.