Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Jangan Biarkan Dia Keluar Seumur Hidup



Jangan Biarkan Dia Keluar Seumur Hidup

1Mobil Mo Yesi diparkir di pinggir jalan.     

Setelah Qiao Mianmian mengikuti Mo Yesi naik ke dalam mobil, Mo Yesi tidak segera mengemudikan mobil dan pergi, melainkan duduk terdiam beberapa saat di dalam mobil, kemudian mengeluarkan ponsel dan menelepon seseorang.     

Qiao Mianmian mendengar Mo Yesi menggunakan suara yang sangat dingin saat berbicara dengan orang di ujung telepon. "Bagaimana penanganan terhadap wanita itu?"     

"Aku tidak ingin melihat wanita itu lagi di masa depan."     

"Kerahkan tim pengacara perusahaan Mo dan jangan biarkan dia keluar seumur hidup."     

Segera, Mo Yesi menutup telepon.     

Qiao Mianmian yang duduk di sebelah Mo Yesi sangat ketakutan melihat tatapan dingin dan nada bicara Mo Yesi. Qiao Mianmian menelan ludah, kemudian menoleh untuk melihat Mo Yesi. "Mo Yesi, kau telepon siapa barusan? Apakah kau sedang membicarakan masalah Huang Yilin?"     

Satu tangan Mo Yesi menekan gagang setir. Dengan mata sedikit menyipit, dan tatapan mata yang masih dingin sedingin balok es, menjawab, "Iya."     

"Bagaimana ... bagaimana kau ingin menanganinya?" Qiao Mianmian sedikit khawatir Mo Yesi akan emosi dan melakukan sesuatu yang ilegal.     

Perkataan yang Mo Yesi katakan terdengar agak menakutkan.     

"Huang Yilin membawa cairan asam sulfat dan pergi mencarimu, karena jika karirnya hancur, dia juga ingin menghancurkanmu, agar kau ikut mengalami penderitaan yang sama dengannya. Wanita seperti itu memiliki hati yang kejam seperti racun ular, dan aku tidak mungkin akan memberinya kesempatan kedua kalinya untuk menyakitimu.      

"Aku memerintahkan pengacara perusahaan Mo menuntutnya dan mendakwanya dengan kejahatan paling serius. Di masa depan, dia akan mendekam seumur hidup di dalam penjara. Hanya dengan cara ini, aku baru merasa tenang."     

Kalau tidak, jika Huang Yilin memiliki kesempatan untuk keluar, Qiao Mianmian akan menghadapi bahaya yang lebih menakutkan di lain waktu. Mo Yesi tidak berani membayangkan konsekuensinya.     

"Kau memerintah tim pengacara Mo untuk menuntutnya?"     

"Iya."     

Qiao Mianmian menarik napas lega. Untungnya, Mo Yesi tidak berpikir untuk melakukan pembunuhan atau semacamnya. Tampaknya, Qiao Mianmian berpikir terlalu berlebihan.     

"Ada apa?" Mo Yesi mengulurkan tangan mengusap kepala Qiao Mianmian. "Apakah kau merasa ini belum cukup? Apa yang ingin kau lakukan?"     

"Tidak, ini sudah sangat bagus!" Qiao Mianmian buru-buru menjawab, "Serahkan masalah ini oleh pengacara saja, terserah bagaimana mereka akan menjatuhkan hukuman pada Huang Yilin."     

Apa maksudnya terserah menjatuhkan hukuman?     

Mo Yesi menyipitkan mata, sorot dingin muncul di matanya.     

Jika hukuman didasarkan pada hukum yang seharusnya, Huang Yilin masih bisa keluar dari penjara. Bagaimana mungkin Mo Yesi akan membiarkan wanita ini memiliki kesempatan untuk keluar lagi. Karena Mo Yesi telah mengerahkan tim pengacara Mo, itu artinya tidak mungkin akan memberi kesempatan wanita ini untuk keluar.      

Mo Yesi membiarkan Huang Yilin mendekap di penjara, itu sudah merupakan keputusan yang bijaksana dan masuk akal. Tapi Mo Yesi tentu saja tidak akan memberitahu Qiao Mianmian hal ini.     

"Iya, serahkan saja pada tim pengacara Mo. Bukankah kau baru saja mengatakan bahwa kau belum makan malam? Aku akan mengajakmu makan malam sekarang, apakah kau ingin sesuatu yang enak?" Mo Yesi menarik kembali tangannya dan menyalakan mobil.     

Qiao Mianmian berpikir sejenak dan merasa tidak ada sesuatu yang sangat ingin dimakan.     

Qiao Mianmian bertanya pada Mo Yesi, "Apakah kau sudah makan malam?"     

"Belum, aku berencana untuk datang dan makan malam bersama denganmu."     

"Kalau begitu pilih satu restoran yang kau suka. Lagi pula aku bisa makan apapun," kata Qiao Mianmian.     

"Saat dalam perjalanan ke sini, aku melihat sebuah restoran hotpot dekat sini, bukankah kau suka makan hotpot? Aku akan membawamu ke sana."     

"Makan hotpot?" Qiao Mianmian teringat saat pertama kali Mo Yesi menemani Qiao Mianmian makan hotpot. Saat itu Mo Yesi makan sampai hampir muntah, sehingga Qiao Mianmian segera menolak ajakan tersebut. "Aku sudah makan hotpot bersama dengan Luoluo saat terakhir kali kembali ke kota Yun, lebih baik ganti restoran lain saja."     

Mo Yesi tidak berpikir terlalu banyak, mungkin Qiao Mianmian benar-benar tidak ingin makan hotpot. Setelah memikirkannya, Mo Yesi membelokkan mobil ke jalan lain. "Kalau begitu makan iga babi asam manis. Bukankah kau pernah bilang ingin makan ini sebelumnya? Aku sudah berjanji untuk membuatkannya untukmu, kebetulan hari ini ada waktu, jadi aku bisa membuatnya untukmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.