Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Tidak Sebaik Satu Jarinya (3)



Tidak Sebaik Satu Jarinya (3)

0Raungan Xu Chengyan membuat orang lain gemetar, hanya Chen Youran dan Gu Jinchen yang paling tenang. Posisi Gu Jinchen paling dekat dengan Xu Chengyan dan saat ini mereka saling berhadapan. Jadi, beberapa cairan anggur memercik ke celana dan sepatu Gu Jinchen. Suasana di bilik itu menjadi hening. Teman Xu Chengyan yang lain menatap mereka dengan linglung.     

Gu Jinchen terdiam sesaat, kemudian perlahan membuka mulutnya, "Aku datang bukan hanya untuknya, tetapi juga untukmu."     

Xu Chengyan berada dalam posisi berdiri saat ini. Dia sudah pasti minum banyak anggur sebelumnya sehingga tubuhnya terhuyung untuk sementara waktu. Dia bertanya, "Apa benar itu untukku?"     

"Ya." Gu Jinchen menganggukkan kepala.     

Xu Chengyan menunjuk Qiu Shaoze yang tergeletak di lantai dan berkata, "Kita adalah saudara yang baik selama bertahun-tahun. Aku sudah lama ingin membunuhnya. Apa menurutmu kita harus melakukannya bersama?"     

Gu Jinchen mengelak dan tidak menjawab. Dia mengalihkan pembicaraan, "Apa yang bisa kamu lakukan kalau kamu membunuhnya? Hal ini bisa terjadi karena kesalahanmu juga. Kalau kamu berhenti lebih awal dan tidak bermain-main di luar, bagaimana hal seperti itu bisa terjadi?"     

"Kamu berbicara untuk siapa?" Xu Chengyan sudah dalam keadaan marah dan sedang mabuk sekarang. Dia tidak terima mendengar kata-kata Gu Jinchen.     

Gu Jinchen mengerutkan kening dan melirik beberapa botol anggur di atas meja. Dia bisa memperkirakan sudah berapa banyak anggur yang Xu Chengyan minum, yang sudah pasti tidak bisa membuatnya berhasil membujuk temannya ini untuk sementara waktu.     

Qiu Shaoze tadinya dikelilingi oleh orang-orang suruhan Xu Chengyan. Namun, orang-orang itu sudah berhamburan sekarang. Chen Youran melihatnya meringkuk kesakitan, dengan darah mengalir dari mulutnya.     

Gu Jinchen melirik Qiu Shaoze, kemudian menatap Chen Youran dan berkata, "Bawa dia pergi dulu."     

"Oke," jawab Chen Youran. Orang-orang suruhan Xu Chengyan memukul Qiu Shaoze dengan sangat kejam tadi, dia harus segera membawanya ke rumah sakit.     

Chen Youran dan Asisten Tang maju untuk membantu Qiu Shaoze. Salah satu orang suruhan Xu Chengyan ingin menghentikan mereka, tetapi Asisten Tang langsung menggenggam lengan orang itu, mengarahkannya ke belakang tubuhnya, dan menekannya ke dinding. Melihat hal itu, orang suruhan yang lainnya pun takut untuk bergerak lagi.     

Hampir sekujur tubuh Qiu Shaoze terluka. Chen Youran pun membantunya keluar dari bilik.     

Xu Chengyan memandang Gu Jinchen dengan sengit dan berkata, "Kita adalah saudara yang baik, sementara wanita ini tidak menginginkanmu sejak bertahun-tahun yang lalu, tetapi kamu malah terus berpaling padanya? Pikirkan tentang beberapa tahun terakhir ini, siapa yang menemanimu?!"      

"Itu aku!" ujar Xu Chengyan sambil memukul dadanya sendiri.     

Gu Jinchen terdiam. Jika Xu Chengyan berada di tempat ramai seperti Sands Bay Club hari ini, dengan tindakan kejam yang dilakukannya pada Qiu Shaoze, entah apa yang akan terjadi nantinya. Dengan begitu banyak mata, bahkan jika bisa menyuap media, Xu Chengyan tidak akan bisa menutup mulut semua orang. Kenapa dia tidak menyadari hal itu? Batin Gu Jinchen.     

Melihat bahwa Chen Youran telah membantu Qiu Shaoze berjalan hingga ke pintu bilik, Xu Chengyan kembali memikirkan saat Du Ruowei secara pribadi mengakui bahwa anak yang digugurkan itu adalah anak dari Qiu Shaoze. Api dengan cepat membakar hatinya, bahkan membakar seluruh kewarasannya.     

Xu Chengyan meraih sebotol anggur di atas meja dengan tangannya dan dengan cepat berjalan ke depan lalu memukul kepala Qiu Shaoze. Dengan suara botol anggur pecah, darah menyembur keluar dari belakang kepala Qiu Shaoze hingga bercucuran ke lantai.     

Mata Qiu Shaoze perlahan menjadi gelap, dia pun jatuh kembali ke lantai. Chen Youran mencengkeramnya dengan keras dan berteriak, "Qiu Shaoze!"     

Xu Chengyan masih memegang setengah dari pecahan botol di tangannya, dia tiba-tiba mengeluarkan senyum arogan, seperti iblis hidup yang tidak waras. Semuanya terjadi begitu tiba-tiba sehingga tidak ada yang datang untuk menghentikannya.     

Meskipun posisi Gu Jinchen berada sangat dekat dengan Xu Chengyan, tetapi dia sedang memikirkan banyak hal di dalam benaknya dan tidak menyadari gerakan teman baiknya itu sama sekali. Semua orang melihat pemandangan ini dengan kaget. Beberapa orang pun menjadi bingung.     

Chen Youran juga menjadi panik saat melihat darah yang mengalir dari kepala Qiu Shaoze. Dia berteriak, "Asisten Tang!"     

Asisten Tang bergegas maju, mereka berdua pun membantu Qiu Shaoze keluar dari ruangan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.