Hadiah Terbaik yang Dia Terima (4)
Hadiah Terbaik yang Dia Terima (4)
"Yang ini," ucap Ji Jinchuan sambil mengambil satu dari beberapa yang ditunjukkan putranya.
Ji Nuo memiringkan kepalanya dan bergumam, "Aku tidak tahu apa Ranran akan menyukainya."
"Dia akan menyukainya." Ji Jinchuan berkata dengan suara rendah.
Chen Youran melihat bangau kertas di tangan Ji Nuo. Matanya bergerak ke atas di sepanjang lengan kurus bocah itu dan jatuh di wajahnya. Mata Ji Nuo yang gelap sedang menatapnya. Dia mengulurkan tangan dan mengambil bangau kertas itu. Kemudian, dia berkata dengan suara sedikit serak, "Terima kasih…"
Chen Youran melihat ke bawah pada benda yang ada di tangannya. Sayap bangau lipat Ji Nuo sedikit bengkok, memang terlihat seperti keterampilan pemula. Namun, benda ini adalah hadiah terbaik yang diterimanya selama bertahun-tahun. Matanya terasa begitu perih hingga hampir menangis.
Melihat Chen Youran menatap bangau kertas tanpa berbicara, Ji Nuo bertanya, "Ranran ada apa denganmu? Apa kamu tidak menyukainya?"
Chen Youran menarik napas dalam-dalam dan menekan kepahitan di lubuk hatinya. Dia menatap Ji Nuo lalu memunculkan senyum di wajahnya. Dengan susah payah, dia mengeluarkan suara dari bibirnya, "Aku sangat menyukainya…"
Ji Nuo menari dengan gembira dan berteriak kepada pria di sofa, "Ayah, Ranran bilang dia menyukainya."
Suasana di kamar pasien sangat tenang. Meskipun suara Chen Youran tidak keras, tetapi Ji Jinchuan tidak tuli dan masih bisa mendengar perkataan Ji Nuo. Ekspresi wajahnya tampak hangat dan lembut. Namun, dia hanya diam dan tidak berbicara.
***
Di kafe yang berada di seberang perusahaan Grup LC…
Chen Youran menyesap kopi dan menatap wanita di seberangnya, "Katakan apa yang kamu inginkan. Aku tidak punya banyak waktu."
Sun Xiaoxiao mengeluarkan sebuah amplop dari tasnya dan mendorongnya ke arah Chen Youran di sepanjang meja, "Terima kasih untuk hal yang terjadi terakhir kali. Ini adalah biaya rawat inap yang kamu bayar untukku dulu."
Chen Youran meliriknya, mengangkat matanya, dan menatap Sun Xiaoxiao, "Apa kalian sudah berdamai?"
Sun Xiaoxiao tidak menyangka Chen Youran akan menanyakan ini. Dia tertegun sejenak lalu perlahan menurunkan pandangan matanya dan menggelengkan kepalanya.
Chen Youran pun bertanya lagi, "Apa anak itu adalah anaknya?"
"Iya…" Sun Xiaoxiao menganggukkan kepalanya.
"Kamu tidak akan memaafkannya?"
"Aku tidak tahu." Sun Xiaoxiao mengambil gelas dan minum seteguk air. Wajahnya tampak sedikit pucat.
"Kalau kamu mau menjaga anak ini, itu berarti kamu masih menyukainya. Sebenarnya, kamu takut untuk memaafkannya dengan mudah karena kalau itu terjadi, bisa saja dia masih tidak dapat menahan perasaannya dan panggilan telepon dari Du Ruowei, kan?" Chen Youran berkata dengan suara tajam.
Bulu mata Sun Xiaoxiao yang terkulai bergetar sejenak dan dia mengencangkan bibirnya.
"Jangan maafkan dia untuk saat ini," tutur Chen Youran. Mendengar kata-katanya, Sun Xiaoxiao menatapnya. Kemudian, dia melanjutkan, "Uji dia dalam jangka waktu tertentu. Lalu pertimbangkan untuk menerimanya atau tidak setelah dia benar-benar memutuskan kontak dengan Du Ruowei. Ini juga untuk melindungi kamu dan anakmu di masa depan."
Sun Xiaoxiao tidak menyangka bahwa Chen Youran akan memberikan motivasi kepadanya. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memikirkan apa yang telah dia lakukan sebelumnya kepada Chen Youran dan merasa malu untuk menghadapinya.
"Youran, aku melakukan kesalahan lima tahun yang lalu. Aku belum meminta maaf kepadamu. Aku hanya berharap kamu tidak mengingatnya," ujar Sun Xiaoxiao dengan tulus.
Chen Youran menatapnya dan berkata, "Aku tidak mau mengingat-ingat lagi apa yang terjadi lima tahun yang lalu. Aku hanya ingin membantumu menghadapi Qiu Shaoze."
Sun Xiaoxiao sudah menebak Chen Youran akan mengatakan ini.
Ujung jari Chen Youran mengitari tepi cangkir kopi sehingga membuat ujung jarinya yang halus tampak putih. Dia kemudian bertanya, "Bolehkah aku menanyakan sesuatu?"
"Kamu mau tanya apa?" Sun Xiaoxiao menatapnya dengan tatapan kosong.
"Siapa sepupumu?" Mata Chen Youran tampak dingin.
Sun Xiaoxiao tertegun sejenak. Perlahan-lahan dia menurunkan bulu matanya dan bibirnya menjadi putih.
"Ya, aku tidak berharap kamu memberitahuku." Chen Youran tidak mau memaksanya. Jadi, dia bangkit dan memanggil pelayan untuk membayar tagihan lalu pergi begitu saja.