Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Cepat atau Lambat, Dia akan Tahu (2)



Cepat atau Lambat, Dia akan Tahu (2)

0"Kenapa kamu datang sepagi ini?" tanya Ji Yangkun sambil menatapnya.     

"Apa ayah ingin bertanya padaku bagaimana Nona Su kalau aku datang lebih lama?" Ji Jinchuan balas bertanya dengan dingin.     

Ji Yangkun terdiam dan terbatuk dua kali untuk menyembunyikan ketidakwajarannya. Ji Nuo menatap mereka dan bertanya, "Siapa Nona Su?"     

"Ibu tiri yang dicarikan kakek nenekmu untukmu." Bibir tipis Ji Jinchuan mengerucut membentuk senyum yang maskulin.     

"Bagaimana kamu bisa mengatakan itu di depan Nuonuo?" Ji Yangkun menatap Ji Jinchuan.     

"Cepat atau lambat dia akan tahu," jawab Ji Jinchuan dengan ekspresi santai.     

Sebelum Ji Yangkun berbicara, dia mendengar Ji Nuo berteriak dengan marah, "Aku tidak mau ibu tiri! Bahkan kalau ibuku benar-benar tidak menginginkanku, aku hanya ingin Ranran yang menjadi ibu tiriku!"     

Ji Yangkun menatap Ji Jinchuan lagi. Wajah Ji Jinchuan terlihat pucat dan tidak menatap balik ayahnya. Matanya tertuju pada bangau kertas di atas selimut putih.     

Ji Yangkun melihat lapisan kabut di mata Ji Nuo dan dengan cepat membujuknya, "Nuo Bao yang baik, jangan dengarkan omong kosong ayahmu. Jangan menangis, jangan menangis, ya…"     

"Jangan berbohong di depan anak-anak," ujar Ji Jinchuan dengan terus terang.     

"Diam!" Ji Yangkun menyapukan pandangannya yang tajam seperti pisau ke arah Ji Jinchuan.     

Namun, wajah dingin Ji Jinchuan tetap tenang. Dia hanya mengerutkan bibirnya dan berjalan ke sofa.     

***     

Huo Hanqian datang ke sanatorium pagi-pagi sekali seperti yang biasa dia lakukan. Namun, ketika dia membuka pintu kamar pasien dan melihat seorang pria duduk di dalam, dia seketika membeku.      

Lin Mo'an sedang menyisir rambut Lin Xia. Ketika dia mendengar bahwa pintu didorong terbuka, dia mendongak dan menunggu seseorang datang. Huo Hanqian tampak ragu-ragu untuk melangkah masuk. Namun, alih-alih berbalik, dia melangkah masuk ke dalam kamar pasien. Dia berjalan dan meletakkan bunga di tangannya di atas meja.     

"Ambil saja itu, Lin Xia tidak membutuhkannya." Wajah tegas Lin Mo'an yang tampan menunjukkan lapisan permusuhan.     

Setiap kali Huo Hanqian datang menemui Lin Xia, dia selalu membawa seikat bunga yang disukainya. Namun, agar Lin Mo'an tidak menemukannya, dia mengambilnya lagi saat dia pergi. Saat dirinya ketahuan oleh Chen Youran adalah karena dia menjawab telepon dan pergi dengan tergesa-gesa. Jadi, dia lupa untuk mengambil kembali bunga yang dibawanya.     

Huo Hanqian menatap Lin Mo'an dan bergumam dalam hati, Ini adalah hari Senin. Dia seharusnya berada di perusahaan saat ini. Kenapa dia ada di sanatorium?     

"Bukannya kamu seharusnya bekerja?" tanya Huo Hanqian.     

"Bukannya kamu seharusnya juga bekerja?" Lin Mo'an mencibir.     

Melihat sikap Lin Mo'an yang seperti ini, Huo Hanqian diam-diam menebak, "Apa kamu sengaja menungguku?"     

Lin Mo'an mengambil handuk untuk menyeka wajah dan tangan Lin Xia. Gerakannya sangat terampil dan lembut. Dia tidak menjawab, seolah menyetujui kata-katanya. Huo Hanqian lalu menebak dari cara Lin Mo'an merawat Lin Xia, sepertinya pria ini telah melakukannya sendiri selama beberapa tahun ini.     

"Aku tahu aku telah melakukan kejahatan padanya sebelumnya, tapi aku hanya ingin datang untuk menjenguknya. Aku tidak bermaksud apa-apa."     

"Kalau bukan karena kamu, mana mungkin dia bisa menjadi seperti sekarang ini?" Lin Mo'an sedang berkonsentrasi menyeka tangan Lin Xia. Dia sangat serius dan berhati-hati. Dia lalu kembali berkata dengan suara yang sangat tegas, "Dia tidak ingin melihatmu, jadi sebaiknya kamu segera pergi! Kamu tidak diizinkan untuk datang lagi di masa depan!"     

"Aku bisa pergi sekarang, tapi aku akan datang menemuinya lagi," tutur Huo Hanqian.     

Begitu kalimat itu selesai, Lin Mo'an bangkit dan melemparkan handuknya ke lantai. Dia melangkah maju, meraih kerah kemeja Huo Hanqian, dan menatapnya dengan dingin.     

"Huo Hanqian! Jangan jadi orang yang begitu tak tahu malu!" Nada dingin Lin Mo'an penuh dengan kemarahan, seolah dia ingin menghancurkannya sekarang juga. "Kamu sudah menyakitinya! Apa yang kamu mau lakukan sekarang? Oh, apa kamu menyesal? Kamu sadar kalau kamu salah? Jangan membuatnya jijik! Berhentilah untuk mengganggunya dan aku di sini!"     

Huo Hanqian terdiam beberapa saat lalu berkata, "Aku akan menebusnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.